30. How We Meet

904 53 3
                                    

Waktu itu hari pertama kamu masuk kampus.

Setelah di ospek selama satu minggu penuh, enggak berarti penderitaan kamu udahan.

Namanya maba, wajib hukumnya jadi bahan kerjaan kaka tingkat selama satu tahun penuh sebelum kamu mendapat adik tingkat a.k.a maba tahun ajaran berikutnya.

Kamu ngeliat Justin pertama kalinya ketika Justin enggak sengaja nabrak kamu di depan halte.

"Sorry. Biar gue bantu." Suara beratnya langsung saja membuyarkan konsentrasi kamu yang waktu itu lagi mungutin buku-buku kamu yang jatuh.

"Gue kok belum pernah liat lo, maba ya? Justin, Kedokteran 2017." Ucapnya sambil mengulurkan tangannya padamu.

Kamu kaget kala tau dia adalah kaka tingkat, meskipun beda fakultas tapi kamu inget kalo Justin adalah si ketua BEM yang bikin semua maba jatuh cinta. Termasuk kamu tentunya.

"Eh iya kak. Maaf."

"Ckck. Gue yang harusnya minta maaf. Gue kan yang nabrak lo?"

Kamu diam menunduk. Demi dewa, kamu enggak berani natap dia.

"Lo kenapa sih?"

"Eh anu- enggak apa apa kak."

Dia ketawa liat tingkah kamu. Lalu dengan entengnya mengacak poni kamu.

Kamu paling benci jika seseorang memainkan rambutmu. Tapi rasanya pengecualian untuk Justin? karena justru hal yang barusan Justin lakuin bikin hati kamu berbunga-bunga.

"Permisi kak, bis nya udah datang. Aku duluan." Ucapmu yang masih merangkul buku-bukumu yang tebal.

Tanpa menunggu jawaban Justin, kamu naik ke bis. Kemudian kamu bisa mendengar Justin berteriak kepadamu;

"Gue ramal kita bakal bertemu lagi!"

***

Awal ajaran baru, biasanya dosen belum memberi tugas yang menumpuk. Jadilah kamu gabut seharian. Setelah menimbang cukup lama, kamu memilih buat ngelakuin hobi kamu, menggambar.

Tapi

Kamu enggak menemukan sketch book milikmu dimana-mana. Kamu panik setengah mati. Itu adalah benda paling berharga di hidupmu. Kamu pun menangis sampai terlelap.

Keesokan harinya kamu bangun kesiangan.

Sial kuadrat.

Kamu berlari secepat mungkin, tapi sialnya kelas sudah dimulai. Kamu enggak diizinkan masuk.

Rasanya kamu pengen nangis lagi. Kamu memilih duduk di pinggir lapangan, memperhatikan orang-orang yang sedang memantul-mantulkan bola berwarna oranye. Kamu harap ini bisa melupakan kesedihan kamu.

"Udah gue duga, kita bakal bertemu." Ucap seseorang yang kini udah duduk disampingmu.

Justin. Memakai seragam basket dengan keringat yang masih tampak di dahinya.

 Memakai seragam basket dengan keringat yang masih tampak di dahinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Justin Bieber As Your BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang