38. HSS-PMS

764 62 30
                                    

"Eh cewek lo tuh kesakitan."

"Lah kenapa?"

"Mana gue tau. Tadi temennya nyuruh gue nyampein ke lo."

Justin berpikir, perasaan tadi pas berangkat keadaan kamu baik-baik saja.

Kemudian Justin ingat sesuatu.

"Woy tanggal berapa si sekarang?" Justin nanya ke seluruh penghuni kelasnya.

Namanya juga anak berandal, mana tau tanggal.

"Enam."

"Ah pantes, PMS pasti nih anak." Justin langsung menepuk dahinya kemudian berlari keluar kelas.

"Kemana lo?! bentar lagi Bu Rina masuk." Teriak ketua kelasnya.

"Bodo amat lah. Cewek gue lagi kesakitan bro."

***

"Permisi."

"Ya?" Pak Fred, yang sedang mengajar fisika di kelas kamu langsung menghampiri sumber suara.

"Saya mau ke YN, pak."

Kamu yang enggak konsentrasi sama sekali daritadi -karena perutmu sakit- langsung tersentak mendengar namamu disebut seseorang.

Benar saja itu Justin, menghampiri mejamu dengan kresek indom*rt di tangannya.

Nekatnya anak itu, padahal Pak Fred belum mengizinkan dia masuk.

"Kenapa masih disini? katanya sakit?" tanya Justin lembut.

"Aku kan ada kelas."

"Ck! enggak usah dipaksa, yuk UKS sekarang." Justin membantumu berdiri.

"Eh, tunggu." Justin tiba-tiba melilitkan jaketnya pada rokmu.

Kalian menjadi pusat perhatian, kamu malu sekali.

"Ngapain sih?!" tanyamu sebal.

"Marah mulu nih tuan puteri, liat noh bangku kamu."

Kamu mengeceknya, oh tidak, banyak darah.

Pasti kamu tembus. Untung Justin peka.

"Bisa jalan ga? mau aku gendong?"

"Aku disini aja deh, enggak enak sama Pak Fred."

"Eh enggak-enggak! muka kamu pucet banget. Belum sarapan ya pasti?"

Kamu menggeleng.

"Bandel. Biar aku yang izin." Kemudian Justin menghampiri Pak Fred.

Kamu was-was Justin terkena masalah karena hal ini. Secara Pak Fred paling enggak suka kalau ada anak yang izin di jam pelajarannya.

Untungnya, entah bagaimana caranya, Justin berhasil nego dengan Pak Fred.

"Yuk." Justin menuntunmu keluar.

Kamu enggak bisa jalan cepet, perutmu sakit banget soalnya.

"Lama yang, aku gendong aja sini."

"Ih enggak ah! aku berat tau."

Tanpa meminta persetujuanmu, dia mengangkat tubuhmu.

Tanpa meminta persetujuanmu, dia mengangkat tubuhmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*ok, anggep aja Justin😂

"Jangan protes! atau aku cium." ancam Justin enteng, kemudian dia membawamu ke UKS.

***

Justin menunggumu mengganti pembalut di depan toiket UKS.

Lebay banget di tungguin padahal sendiri juga bisa.

Takut kamu kenapa-napa katanya.

"Udah?" tanya Justin saat kamu keluar dari toilet.

Kamu mengangguk lemas.

"Uuuh lemes banget sih, nih aku beliin kamu roti, susu, coklat, sama obat." Justin meraih kresek yang daritadi dia tenteng, kemudia membuka kemasan makanannya satu persatu dan memberikannya padamu.

"Kamu ko bawa beginian sih? kapan belinya? kamu bisa cenayangan ya tau kalau aku bakal kesakitan gini?"

"Ya enggak! tadi aku langsung ke indom*rt pas dikasih tau kamu sakit."

"Tau aku sakit karena menstruasi dari mana?"

"Ya aku kan tau jadwal kamu datang bulan."

"Dih niat banget hahahaha."

"Gitu dong senyum. Makan lagi gih nanti diminum ya obatnya. Aku tungguin."

"Kamu enggak ada jam pelajaran emang?"

"Ada."

"Terus?"

"Ya bolos lah sayangku."

"Ih bandel! kamu udah mau ujian, jangan sering sering bolos." kamu mencubit lengannya.

"Gak pake nyubit berapa sih? sakit tau!"

Kamu ketawa kecil, kemudian mengelus-elus lengan pacarmu itu.

Kamu bersyukur banget punya Justin. Meskipun enggak jarang orang nyinyir karena Justin itu berandalnya sekolah, yang penting kamu tahu Justin itu sayang banget sama kamu. Begitupun sebaliknya.

Justin memang urakan, tukang berantem di luar. Tapi dia beda 180° saat berhadapan denganmu.

Dia manja, dia perhatian. Dia selalu menjagamu dengan sepenuh jiwa raganya.













Woy enek gak sih? cheesy banget😂

Selanjutnya ni couple ngapain ya? berantem? putus?🤔

Selamat hari minggu!💖



Justin Bieber As Your BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang