6. Be Alright

1.6K 114 2
                                    

Across the ocean, across the sea,
Starting to forget the way you look at me now
Over the mountains, across the sky,
Need to see your face, I need to look in your eyes

                         ●●●

Rasanya begitu indah memandang ciptaan Tuhan yang begitu sempurna. Rambutnya, mata coklat madunya, alis tebalnya, terlebih bibir merah mudanya yang melengkung sempurna. Tak henti senyumku mengembang meskipun sekedar melihat potret dirinya yang tercetak di atas kertas foto. Satu satunya foto yang aku miliki bersama kekasihku, Justin Bieber. Padahal hari ini genap 1 tahun aku menjalin hubungan dengannya. Miris bukan?
Aku di Indonesia, dia di Amerika, kami terpisah oleh jarak yang membentang diantara kami. Tepisah juga oleh perbedaan profesi kami. Dia superstar, aku hanya seorang mahasiswa. Meskipun begitu, hubungan kami tidak mengandalkan kecanggihan sosial media saja. Intinya, aku mencintai Justin dan dia pun mencintaiku, setidaknya itu yang seringkali dia katakan.

Aku menggeser layar handphone ku malas, kekecewaanku bertambah ketika tak ada satupun notif dari Justin beberapa hari belakangan ini. Bahkan Justin tak memberi penjelasan apapun padaku perihal foto mesranya berasama mantan kekasihnya, Selena Gomez beberapa hari lalu di Las Vegas. Pikiranku semakin kacau, berbagai spekulasi negatif pun bermunculan di kepalaku.

Apa aku harus mengakhiri hubungan ini?

"Cepet ke kampus bego, lo lupa hari ini kita wisuda?!" Ucap Arsen, sahabatku.

"Hm."

"Lo kenapa sih? Justin lagi? Lupain dia. Sadar dong dia itu nggak pernah nganggep lo jadi pacarnya. Yang tau hubungan lo berdua juga siapa? Sebatas gue doang kan? Mana mungkin sih superstar kaya dia bisa setia? Think twice, dia bisa milih wanita mana aja yang dia mau, bahkan sekelas Selena Gomez. Everyone ships Jelena, admit it."

Aku memutus sambungan teleponku dengan Arsen. Setiap kata-kata yang meluncur dari mulutnya terdengar sangat menyakitkan sekaligu menyadarkanku. Arsen benar, hubunganku dengan Justin sebercanda itu.

Oh, where do I begin? But I hope you have a time to read this text. Justin, you're great. You're more than great, you are wonderful. And we've had some good laughs, funny moments and touching memories. But there's something missing. We both know it and been avoiding this moment but the time has come. You know what I mean. We need to break up. 

This has been coming on for a long time. We just don't communicate like we used to. Heck, here I am writing this to you instead of just speaking to you in person, what does that say about us? Look no one did anything wrong, it obviously just wasn't meant to be. So let's skip the blame and let me just express my feeling for you.

Thank you for allowing me to see your lovely soul and for sharing so much of yourself with me. You will make someone really happy someday. 

I want you to know you deserve a person who will see you as I see you everyday, as the most incredible human being alive and a jewel that should be cherished and protected to allow it to shine. I am sorry I can't be that person for you. Thank you for teaching me to trust my instincts, you were the first person to show me my own truth.

I know it's cliche but I hope that we can still be friends in some capacity. I hope that we can put our differences aside and still root one another on as we continue to travel on this crazy life journey. If not, I understand. I can't say I'll agree or be okay with it at first but I will respect your decision. Thank you again for everything you have given me. There will always be a special place in my heart for you. You know I love you now and forever as your beliebers.

Sent.

***

"Selamat y/n lo jadi wisudawan terbaik! Bangga gue punya temen kaya lo!" Arsen merangkul tubuhku dengan senang. Aku hanya bisa tersenyum tipis menutupi segala kekacauan di pikiranku. 10 menit sebelumnya, aku mengecek whatsapp yang aku kirimkan pada Justin, dan ternyata dia sudah membacanya. Tapi dia sama sekali tidak membalas pesanku. Bahkan di saat aku memutuskan hubungan kami? Astaga bodohnya aku tidak menyadari betapa tidak pentingnya aku di mata Justin.

Justin Bieber As Your BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang