32. Qt pie

871 58 1
                                    

"Heh bengong aja" Justin yang baru keluar dari kelasnya menghampirimu yang sejak tadi menunggunya.

"Kamu lama banget sih? aku tadinya mau pulang duluan sama---"

"Charlie?"

"Hehe tau aja."

"Aku enggak suka kamu deket-deket dia. Enggak inget dia dulu pernah ngejar-ngejar kamu?"

"Ya ampun itu setahun yang lalu, masa iya Charlie masih suka sama aku?"

"Ya mungkin aja lah! aku aja 3 tahun masih suka sama kamu. Makanya jadi orang jangan cantik-cantik!"

Kamu gemes banget sama Justin yang cemburuan. Justin tuh lucu banget kalo lagi ngambek, bibir nya melengkung ke bawah, pipi nya di gembungkan. Dia terlihat seperti boneka beruang besar bagimu.

"Jangan ngambek dong sayang." kamu meng squish pipinya gemas.

"Kenapa? gemes ya?" dia lalu membentuk mimik wajah lucu yang membuatmu kontan tertawa keras.

"Udah hampir malem nih, mau kemana?" -Justin.

"Ya pulang lah! Abang aku di rumah kasian kelaperan aku tinggal."

"Aish aku juga laper, temenin aku makan dulu yaaa?"

Kamu ingin menolak sebenarnya, tapi buat berkata enggak aja kamu gak tega. Kamu sesayang itu sama Justin. Dia mungkun bertingkah menggemaskan di depanmu tapi kalau enggak ada kamu di sisinya, dia enggak kalah dari preman pasar.

Maksudnya, Justin itu pinter berantem. Dia atlet karate.

pernah suatu ketika;

"Kamu nangis?"

kamu cuma bisa tertunduk, menyembunyikan air matamu. Kamu enggak mau Justin tau siapa yang buat kamu nangis. Karena kamu yakin, urusannya akan menjadi panjang.

"Yn, sekali lagi aku tanya, siapa yang nyakitin kamu?"

"Aku cuma kelilipan. Udah yuk pulang!"

Tiba-tiba Liam, cowok yang buat kamu nangis datang menghampirimu buat minta maaf.

"Yn gue minta maaf, sumpah gue tadi enggak sengaja hampir nyium lo, gue lagi mabuk." -Liam

bodoh Liam, bodoh. Berani-beraninya dia berkata seperti jtu di depan Justin?

Mendengar itu Justin langsung naik darah, dia mencengkram kerah baju Liam dan menyeretnya keluar kelas.

"Jadi lo yang buat pacar gue nangis?" Justin membentak Liam keras.

"G-gue gak sengaja."

"Ah banci!"

bug.

Justin melayangkan pukulannya pada wajah Liam. Mencetak tanda biru di pipi kanan pria itu.

Liam yang tak kalah jagonya dari Justin ikut melayangkan pukulannya dekat hidung Justin, membuat darah segar mengalir melewati lubang hidungnya.

bug. Justin meninju perut Liam sampai pria itu terlempar  ke tanah. Tanpa ampun, Justin menginjak pria itu.

"Justin stop!"

Kamu menarik Justin, mencoba meredam amarahnya.

"Tapi bajingan ini berani-berani nya nyium kamu."

"Dia mabuk. Dia gak sadar."

"Aku enggak peduli! siapapun yang nyakitin kamu, aku pastikan orang itu akan menyesal."

Kemudian tatapan Justin beralih pada liam yang sedang memegangi perutnya.

"Kali ini lo gue biarin hidup, sekali lagi lo buat YN nangis, mati lo."

***

"Mau makan apa? Mekdi? kaepsi?"

"Aku mau sate pinggir jalan aja ah? gapapa ya?"

Justin tersenyum lembut, mengelus rambut kamu penuh sayang.

"Aku sayang kamu." katanya tiba-tiba.

Kamu udah sering mendengar Justin berkata sepertu itu, tapi tetap saja pipimu masih merah setiap kali mendengarnya.

"Ko diem? kamu enggak mau bilang sayang balik sama aku? Ngambek ah." Justin mempout kan bibirnya. See? dia sangat menggemaskan.

"Iya-iya aku sayang Justin juga."

"Sayang aja apa sayang banget?" Dia menggodamu.

Kamu mencubit lengannya keras.

"Galak! aku ngambek lagi."

"Yaudah biarin."

"Pulang sendiri sana, yang."

"Bener nih kamu enggak mau nganterin aku?"

"Cium dulu."

"Cih! yaudah aku telpon Charlie aja. Pasti dia mau nganterin aku pul---."

"Nih -nih pake helm nya!"

"Loh kok? kan aku pulang sama Charlie."

"Naik yang cepet keburu malem!"

"Gak perlu cium?"

"Enggak deh. Yang penting kamu enggak pulang sama si kutu kupret."

Kamu tersenyum geli. Justin memang susah di tebak. Tapi dia selalu mampu membuat kamu tersenyum dengan caranya sendiri.

Cup.

Kamu mencium pipi Justin cepat, membuat pria yang tadinya ingin menjalankan motornya kembali terdiam, menengok ke belakang menatapmu.

"Ayo jalan? katanya keburu malem?"

Justin senyum-senyum.

"Apa?" kamu membalasnya ketus.

"Lain kali, kalau mau cium bilang-bilang dulu ya! kan aku bisa minta di bibir aja."

Kamu memukul helm Justin keras, membuat kalian berdua tertawa sepanjang jalan.

Kamu memukul helm Justin keras, membuat kalian berdua tertawa sepanjang jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


















Aku mending buat yang cheesy gini atau yang complicated yaaa?

Have a great tuesday everyone💕

Justin Bieber As Your BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang