Aku berteriak keras ketika menyadari ada manusia lain disampingku ketika aku baru saja terbangun dari tidur.
Dia seorang pria.
"Eh? kenapa kak?! ada apa?"
"Eh stoooop. Jangan gerak." kataku histeris
Dia mematung di tempatnya.
Aku menarik napas panjang kemudian menghembuskannya, berkali-kali sampai otakku mampu mencerna realita ini.
Aku lupa fakta bahwa kemarin aku sudah menikah dengan pria dihadapanku sekarang.
"Maaf." cicitku akhirnya.
"Aku ngerti, Kak. Kakak pasti belum terbiasa ada aku. Aku mandi dulu ya."
"Eh tunggu......"
"Ya?" dia menoleh, tersenyum cerah, walaupun aku tau sedikit dipaksakan.
"Kamu biasanya pagi minum kopi atau teh?"
***
Dia Justin, suamiku. Sebenarnya kami tidak pernah berniat untuk menikah, ya pikir saja....dia itu calon adik iparku. Dia calon suami adikku, Hailey. Tapi semuanya terjadi begitu cepat diluar yang telah direncanakan. Hailey kabur begitu saja tepat di hari pernikahannya. Menyisakan aku satu-satunya menjadi 'korban' untuk menanggung malu keluarga kami. Ya, demi menjaga kehormatan keluarga kedua belah pihak, akhirnya Justin tetap menikah, bukan dengan Hailey, tetapi dengan aku.
Aku dipaksa putus dengan Liam, calon suamiku sesungguhnya, pria dewasa yang mapan. Uh, idamanku sekali. Tetapi semuanya hancur begitu saja saat aku menyadari kini aku bergelar Mrs. Bieber.
Aku tidak membenci Justin, hanya saja aku tidak pernah membayangkan rasanya punya suami 'anak kecil.' Meski umur kamu hanya terpaut 3 tahun, aku bisa merasakan jiwa Justin itu berbeda 180° denganku.
Dia persis seperti Hailey, adikku, berjiwa muda. Sedangkan aku adalah tipe orang yang serius & mandiri.
"Kak aku berangkat dulu...." bahkan dia masih memanggilku 'Kak'. Katakan suami mana yang memannggil istrinya 'Kak'?
"Loh? Kamu enggak cuti?"
"Papi bilang ada rapat penting, Kak."
"Oh okay?" Oh God, aku awkward banget dengan Justin. "Engga sarapan dulu?"
Dia melirik jam yang melingkar di tangannya. "Aku udah telat kayaknya, Kak."
"Kalau gitu, sarapannya dibekal ya? hanya sandwich sih....."
"Gak apa-apa kak! aku mau."
Aku tak bisa menahan senyum& segera memasukan sandwich sandwich itu ke dalam kotak makan berwarna merah muda punyaku.
Justin menerimanya dengan senang kemudia pamit padamu.
Tapi dari kejauhan aku memandang sesuatu yang mengganjal.
"Eh tunggu...." aku berlari kecil menghampiri Justin. "Diem ya, dasi kamu enggak rapih. Biar aku pasangin."
Aku rasa Justin menatapku intens sepanjang aku memasangkannya dasi.
God, aku deg-degan setengah mati.
Kenapa bisa begini?!
Kenapa Justin terlihat dewasa saat memakai setelah kantor?
Kenapa wangi parfum nya begitu memabukkan?
"Kak...."
"Hmmm?"
"Maaf." kemudian dia mengecup keningmu singkat. "Aku pergi dulu yaa."
Oh, apa baru saja kami bertindak seperti suami-istri pada umumnya?
![](https://img.wattpad.com/cover/96241809-288-k151323.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Justin Bieber As Your Boyfriend
FanfictionWhen you see him as a man, not as an idol. Ini adalah kumpulan fanfiction/imagine tentang Justin Bieber. Setiap cerita didasarkan pada salah satu judul lagu dari Justin. So yeah kamu yang senang berimajinasi harus membaca ini. Semoga kalian menyukai...