12. Fall

1.2K 61 16
                                    


Well, did you know you're an angel who forgot how to fly?
Did you know that it breaks my heart every time to see you cry
Cause I know that a piece of you's gone
Every time he done wrong I'm the shoulder you're crying on
And I hope by the time that I'm done with this song that I figure out

What's gonna make you fall in love?
I know you got your wall wrapped all the way around your heart
Don't have to be scared at all, oh, my love
But you can't fly unless you let ya
You can't fly unless you let yourself fall

I will catch you if you fall
I will catch you if you fall
I will catch you if you fall

●●●

YN P.O.V

Aku selalu suka matahari, terlebih di bulan Agustus. Entah apa alasannya, mungkin karena seharusnya bulan ini menjadi bulan terakhir sebelum hujan? Mungkin.

Seperti saat ini, dua puluh delapan menit sudah aku terus memantulkan bola besar berwarna oranye di tanganku. Berpindah posisi ke kanan, lalu ke kiri sebelum akhirnya aku lepaskan dan melambung melewati ring setinggi sepuluh kaki di depanku. Seharusnya baru tiga menit lagi aku berada di lapangan ini, tetapi aku memilih datang lebih awal karena sudah kubilang, aku sangat suka matahari.

Tepat pukul 9 pagi, Kak Zayn pelatih basket ku datang. Namun pandanganku beralih karena kali ini dia tidak datang sendirian. Seingatku, hanya aku yang punya jadwal latihan hari ini?

Dia tidak terlalu tinggi, rambutnya berwarna coklat, hampir senada dengan iris matanya yabg berwarna hazel. Halisnya tebal. Bibirnya berwarna pink cerah, tunggu, apa dia menggunakan lipbalm?

"Lo pake lipbalm?" Pertanyaan itu begitu saja meluncur dari bibirku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo pake lipbalm?" Pertanyaan itu begitu saja meluncur dari bibirku. Sial.

Yang ditanya hanya mengerutkan kening tidak mengerti.

"Kenapa yn?" Kali ini malah Kak Zayn yang menanggapiku.

"Eh itu enggak kak lupain aja. Ayo Kak keburu panas latihannya."

Kak Zayn mengangguk. Tanpa disuruh, lelaki yang menemani Kak Zayn itu menepi ke pinggir lapangan.

Aku pun memulai latihanku. Tapi kali ini aku tidak memiliki konsentrasiku secara penuh. Tanpa aku sadari, si lelaki di pinggir lapangan itu menyita perhatianku sebegitu besarnya. Aku jadi gagal beberapa kali meloloskan bola basket secara mulus ke ring. Untungnya Kak Zayn memberi waktu istirahat sehingga aku bisa curi pandang ke arah lelaki itu.

Dia masih disana, duduk dengan pandangan teduhnya tepat di bawah sinar mentari sambil meneguk air dari botol yang ia bawa sejak tadi. Ganteng banget.

"Apa?" Katanya.

Hah mampus aku ketahuan sedang memperhatikannya.

Dengan gerakan secepat kilat aku kembali memantul-mantulkan bola di tanganku. Tentu saja aku sedang pura-pura tidak tahu. Tengsin dong kalau aku harus mengakui kalau aku sedang curi pandang ke arahnya?

Justin Bieber As Your BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang