38. The wedding

907 61 31
                                    

JUSTIN P.O.V

"Sedang apa?"

Papa menghampiriku yang sedari tadi sedang melamun di balkon kamarku.

"Hanya melihat-lihat." Mataku tak beralih melihat kerumunan orang-orang yang mulai datang satu persatu.

"Kau gugup. Mengapa?"

"Ah, tidak, Dad. Kenapa bicara seperti itu?"

"Cause you are. I know you so well my son."

Aku mengampiri cermin, melihat pantulan diriku yang memakai pakaian formal. Cuaca hari ini sangat baik, cerah tapi sejuk, tapi entah mengapa dahiku kini malah dipenuhi cucuran keringat.

Papa tertawa, lalu menepuk nepuk pundakku. "Hebat." katanya.

Aku menaikkan sebelah alisku, siapa yang hebat?

"Bukan kau. Tapi YN. Seumur hidupku, aku baru melihat kau segugup ini."

Wajahku memerah. "Kau semakin merah, dua kali lebih lucu." Papa terus menggodaku.

Aku menggosok gosokkan pipiku, bagaimana jika rona merah ini tidak hilang saat aku bertemu YN nanti?!

"Bodoh. kau merusak make up nya."

"Dad, stop teasing me, please."

"Cepat pakai jas mu, atau YN diambil orang. Mau?"

"Dad apa maksudnya?! dalam beberapa menit lagi dia akan menjadi istriku!"

"Oh, sangat yakin ya?"

"Sekali! Tidak ada keraguan sama sekali dalam diriku untuk menikahinya, Dad."

"Alasannya?"

"Karena aku mencintainya."

"Memangnya cinta saja cukup?"

"Bagiku, Ya. Karena cinta tidak sesederhana itu. Cinta tidak selemah itu. Dengan cinta aku & YN akan bertahan nantinya. Tidak peduli apa yang terjadi."

Papa lagi-lagi menepuk pundakku. "Buat Daddy bangga dengan tidak menyakiti YN sampai kapanpun. Buat dia bahagia."

"Pasti."

"Daddy pegang ucapanmu."

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Dia berjalan, didampingi ayahnya. Dia cantik setiap hari, tapi percayalah hari ini dia satu juta kali lipat lebih cantik.

Terkadang, YN bersifat kekanakan, tapi tak terlihat sama sekali hari ini. Dia tampak begitu dewasa. Wanita dewasa yang siap mendapingi untuk seumur hidupku.

Aku bisa melihat dia gugup, sama gugupnya denganku. Untunglah, melihat senyumnya rasa gugupku hilang untuk sepersekian detik.

Dia tidak pernah gagal menyihirku, dia begitu mengagumkan.

Justin Bieber As Your BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang