Suara mobil yang terparkir di depan apartemenmu membunuh kegelisahan yang sedari tadi merayap dalam dirimu.
Rasa kebahagian meletup-letup di dadamu sekarang!
Kamu tak sabar melihat ekspresi bahagia dia ketika kamu menberitahukan perihal ini padanya.
Kalau kamu, hamil. Ya, ada raga yang bersemayam di rahimmu sekarang, bua cinta kamu & Justin.
Kamu segera terlonjak dari sofa dan membukakan pintu apartemenmu, kamu berlari memeluk pria dihadapanmu sekarang.
Kamu senang. Terlampau senang.
30 hari penuh kamu tak berjumpa dengannya. Rindu sudah kian memuncak di ruang hatimu.
Tapi....
Tidak dengan pria itu, dia tidak membalas pelukannmu sama sekali.
"Kenapa?" Kamu menginterogasinya.
Pria itu tidak menjawab, hanya menatapmu dengan tatapan kosong.
Kamu bergelayut pada lengan pria itu, dia melepaskannya.
Kamu mencoba memeluknya sekali lagi, dia menghindar.
Dia bahkan enggan menatap manik matamu.
Kamu mencoba bersabar.
"Mau depan pintu aja? ayo masuk." Kamu menarik tangannya, dan lagi-lagi dia menampiknya.
"Aku bisa jalan sendiri." katanya singkat.
Fine.
"Aku enggak bisa lama lama disini."
What the he.......
Bodoh! satu bulan dan dia dengan mudahnya enggak bisa lama-lama? Kamu ingin berlama-lama!
"Kenapa? Ada jadwal?"
"Nope. Sofia minta anter ke supermarket."
Kamu masih enggak percaya dengan apa yang kamu dengar.
Sejak kapan dia lebih memilih Sofia dariapada kamu?"Kenapa?" Dari sekian banyak kata, hanya itu yang mampu terlontar dari mulutmu.
"Kenapa apanya?"
Aku cemburu, bodoh.
"Kamu mau nganter sofia, tumben? penting banget emang?"
"Ck, kamu lupa? Sofia istri sah aku."
Kamu ingin menampar Justin sekarang juga.
Brengsek, apa-apaan pria ini?
"Jadi kamu lebih milih sofia daripada aku?"
"Tentu. Sofia istri aku, kamu cuma pacar aku."
Cuma katanya? keterlaluan.
"Tapi kamu bilang kamu terpaksa nikah sama sofia...."
"Iya.. itu dulu."
Matamu merah sekali sekarang pastinya.
"Cepet banget kamu jatuh cinta sama dia, aku yakin ini efek honeymoon aja."
"Yn....stop.....u have to admit that i'm sofia's husband."
"Yes i admit it. And than?"
"Jauhi gue."
Plak kamu menampar Justin keras.
"KAMU TUH KENAPA SIH? ENGGAK PUNYA OTAK? KITA PACARAN UDAH 10 TAHUN! MANA MUNGKIN AKU NGELUPAIN KAMU GITU AJA." Kamu histeris
KAMU SEDANG MEMBACA
Justin Bieber As Your Boyfriend
FanfictionWhen you see him as a man, not as an idol. Ini adalah kumpulan fanfiction/imagine tentang Justin Bieber. Setiap cerita didasarkan pada salah satu judul lagu dari Justin. So yeah kamu yang senang berimajinasi harus membaca ini. Semoga kalian menyukai...