39. Forced

810 59 25
                                    

"Telur lagi?"

"Bukannya kau menyukai menu ini?"

"Ck! bukan berarti aku mau memakannya setiap hari." Bentak Justin sambil menggebrak meja makan.

Kamu hanya bisa menunduk lesu. Ini kesekian kalinya Justin membentakmu hanya karena hal sepele.

Padahal usia pernikahan kalian baru sekitar satu bulan.

Kamu tidak merasakan layaknya pasangan pengantin baru.

Justin tidak pernah bersikap manis sedikitpun padamu,

Apalagi menyentuhmu.

"Biar aku buat yang baru." Kamu segera membereskan piring -piring di depanmu.

"Kau benar-benar bodoh. kenapa aku harus terjebak bersama wanita sepertimu?"

Keji. Sungguh keji lelaki di depanmu ini. Sialnya, kamu tidak pernah bisa membencinya. Kamu terlalu mencintainya. Bodoh, memang. Tapi memangnya siapa juga yang meminta semua ini?!

Air matamu sudah menggantung di pelupuk mata.

Tidak, tidak YN kamu tidak boleh menangis di depan Justin.

Jangan dengarkan ucapannya.

Kamu sudah sangat beruntung berkesempatan menjadi istrinya.

Jangan manja, Yn!

Kuatlah.

"Mau teh atau kopi?" kamu mencoba tidak menghiraukan ucapannya.

"Tak usah! aku akan berangkat ke kantor sekarang."

***
Malam hari.

Justin merebahkan tubuhnya ke  kasur miliknya.

Benar benar kasur miliknya, karena kamu tidak pernah diizinkan tidur di kasur itu.

Justin lebih suka melihat kamu tidur di sofa atau lebih parah di lantai beralaskan bed cover.

"YN!"

Tidak ada sahutan.

"Yak! Kau tuli atau bagaimana?!" dua kali panggilan pria itu yang tak mendapat respon darimu, cukup membuatnya geram.

Dia membanting pintu dapur, kamar mandi, ruang tamu, halaman belakang, tapi kamu tetap tidak ditemukan di manapun.

Kemudian matanya menemukan benda kecil yang tergeletak di nakas.

Sebuah flashdisk.

Karena rasa penasarannya yang tinggi, dia mengecek isi dari FD itu.

Hanya dengan dua kali click, apa yang ada dalam FD itu sangat mebuatnya marah.

Sangat marah.

Sudah dipastikan, kamu akan mendapat hukuman lagi dari Justin malam ini.

***
Air muka mu sudah terjun bebas daritadi. Berkali-kali kamu mengecek jam yang melingkar di tanganmu.

20.34 P.M

"Yn, mengapa kamu begitu berkeringat daritadi? AC mobil ku kurang dingin ya?" Zayn, rekan kerjamu.

"Ah tidak, aku hanya sakit perut. Ya, sakit perut."

Apakah Justin sudah pulang?

"Sakit sekali? bagaimana kalau kita menepi dulu?"

"TIDAK! di rumah saja."

Zayn kaget melihat responmu yang berlebihan.

Kamu tidak peduli, karena yang kamu pedulikan sekarang adalah ......dimana keberadaan benda itu.

Justin Bieber As Your BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang