59. Confess

485 55 3
                                    

Hari ini kamu buka puasa bersama teman SMA. Kamu paling males datang ke acara kaya gini, tapi karena sudah 3 tahun berturut-turut kamu absen hadir, akhirnya kamu memutuskan untuk datang.

Kamu mulai memilih baju, memperhatikan dirimu di cermin. Gak banyak berubah dari sosokmu masa SMA.

Itu yang membuat kamu minder. Kamu gak cantik, gak gaul, gak ada hal yang patut orang ingat tentang dirimu kecuali fakta bahwa kamu kelewat pinter.

Kamu gak pernah merasa pantas bergabung dengan yang lain.

Padahal itu hanya pikiran kamu saja.

Ketika kamu datang, teman-temanmu menyambut kedatangan kamu.

"Weee kemana aja lo."

"Anugrah banget y/n ikut"

"Hey sang kunci jawaban kita."

Kamu sedikit lega. Mereka tidak melupakanmu.

Tapi memang dasarnya kamu introvert, Kamu kurang nyaman dengan obrolan mereka.

"Aku izin ke minimarket." ucapmu gugup.

"Mau dianter?" Ucap seseorang

Kamu hanya senyum, pastilah dia bercanda.

Kamu beneran pergi ke minimarket, mengambil sebotol green tea latte kesukaanmu.

Kamu kaget bukan main ketika ada seseorang di belakangmu.

Dia, Justin. Teman masa SMA mu juga. Oh salah, musuhmu.
Justin adalah orang yang paling sering kamu marahi saat SMA. Sebenarnya bukan karena kamu benci sih ... tapi dia sangat annoying. Si berisik. Si jail. Beda 180° dengan sifatmu yang pendiam.

"Eh, kesini juga?" kamu merasa sangat canggung.

"Iya aus." katanya singkat.

"Oh... yaudah aku duluan."

Dia cuma ngangguk.

Setelah membayar ke kasir, kamu enggak langsung kembali ke teman-temanmu. kamu memilih duduk sebentar di bangku yang disediakan minimarket.

"Loh, kok disini? Ayo kesono lagi." Iya itu Justin.

" Duluan ajaa."

"Kenapa?"

"Gak apa apa. Mau abisin ini dulu." balasmu menunjuk ke botol minuman yang kamu pegang.

"Oh gitu...Yaudah gue tungguin." katanya sambil menarik bangku di depanmu.

Shit, mengapa jadi seperti ini?

"Eh gak usah kamu balik lagi aja. Aku nyusul."

"Ck, sudah gue duga. Lo bohong."

"Eh?"

"Lo gak nyaman gabung ama kita kan?"

"Enggak git--"

"Gak usah capek capek nyari alesan. Gue udah khatam semua tentang lo."

Kamu cemberut.

"Lah ngambek."

"Siapa yang ngambek? enggak."

"Gue gak akan bercandain lo lagi, capek dimarahin terus."

"Bagus deh."

"Sekarang maunya gue seriusin."

"Lah itu bercanda."

"Siapa yang bercanda, gue serius."

"Aish ngawur kamu, yuk ah kesana lagi."
Kamu udah siap berdiri tapi baju kamu ditarik oleh justin sampai kamu terduduk kembali. "Gak usah maksain diri kalo emang gak suka, udah disini aja." Ucapnya.

Justin Bieber As Your BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang