10. Love Me

1.2K 90 8
                                    

My heart is blind but I don't care
'Cause when I'm with you everything has disappeared
And every time I hold you near
I never wanna let you go, oh

●●●

Lima belas menit sudah Justin menatap wanita yang sedang terbaring damai di depannya.
Dia menatap wajahnya, mengelus rambutnya, dan mengagumi setiap inci seorang YN, kekasihnya. Karena udara di studio musik milik Justin memang dingin, Justin menarik selimut berwarna merah muda cerah yang menyelimuti YN lebih tinggi, memastikan dia terbalut kehangatan.Namun hal itu malah membuat YN jadi terbangun.

"Justin?"

"Ya sayang?"

"Kamu sedang apa?"

"Aku lagi mengepang rambut kamu. Aku membangunkanmu ya?"

Yn tersenyum, menempatkan tangannya di pipi justin.

"It's okay. Kepangannya lucu."

"Kamunya aja emang cantik. Jadi lucu."

"Apa sih receh. Kamu udah selesai buat lagunya?"

"Belum."

"Lanjutkan kalau begitu."

"Ini aku lagi ngerjain."

YN mengerutkan dahinya, faktanya saat ini Justin tidak sedang melakukan apapun kecuali memandangi dirinya lekat-lekat.

"Aku lagi cari inspirasi." Celetuk Justin seakan membaca apa yang ada di pikiran YN. Kemudian dia meraih pensil dan kertas dan menuliskan sesuatu di atasnya.

YN menatap Justin yang sedang bergelut dengan coretan di depannya. Air muka nya mengalir di pelipis justin. YN selalu suka melihat Justin yang sedang membuat lagu. Karenanya, ia selalu bersedia menemani Justin untuk menggarap musik. Menurutnya Justin sangat seksi ketika berkonsentrasi dengan musiknya.

"Udah makan, sayang?"

"Belum" jawab Justin tanpa menoleh ke arah YN

"Yaudah aku ke depan dulu ya beli burger."

"Enggak." Ucap Justin sambil menarik tangan YN. "Aku butuh kamu."

YN semakin bingung.

"Sini" kata Justin lalu menuntun YN untuk duduk di pangkuannya.

"Apaan sih, Tin. Kamu kan belum makan. Aku beliin dulu."

"Aku lebih butuh kamu daripada burger." Ucap Justin manja sambil menyandarkan dagu nya diatas pundak YN. Kemudian mencium leher wanita itu.

"Justin, ini tempat umum."

"Scooter sama Usher udah pulang kok."

YN menyerah, membiarkan Justin memeluknya dan menciumnya.

Kemudian Justin meraih tangan YN dan menggenggamnya erat.

"Love me, love me
Say that you love me
Fool me, fool me
Oh, how you do me
Kiss me, kiss me
Say that you miss me
Tell me what I wanna hear
Tell me you (love me)" Justin bergumam sambil menatap mata YN. Lalu ia kembali meraih pensil dan kertasnya dan menuliskan apa yang barusan digumamkannya tadi.

"Selesai. Nah baru sekarang kita makan, sekalian pulang." Ucapnya riang.

"Hah?udah? Cepet amat? Barusan kertas itu masih kosong."

Justin tertawa kecil sambil menyelipkan anak rambut YN yang tidak terikat ke belakang telinganya.

"Sudah aku bilang, aku cuma butuh kamu YN. You're all I need. Aku selalu minta kamu nemenin aku di studio karena kamu inspirasi aku."

"Udah dong sayang gombalnya."

"Aku bukan cowok gombalan. Kamu janji ya mau nemenin aku di studio untuk albumku yang ketiga, keempat, kelima, dan seterusnya sampai aku pensium jadi penyanyi?"

"Hahahahah ngelawak ni orang."

"Aku serius YFN." Justin meraih pinggang YN dan membawa tubuh gadis itu ke pelukannya.

"Aku janji, Justin."

"Pinky promise?"

"Pinky promise."






Justin Bieber As Your BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang