"Misiii [yn] main yuk?" Justin seperti biasa masuk aja ke kamar kamu tanpa izin. Bodohnya kamu lupa mengunci kamarmu padahal sekarang kamu lagi galau banget dan gak mau di ganggu siapapun.
"Lo ngurung diri aja di kamar kaya anak pera---- eh lo kok nangis?"
Kamu semakin nunduk dan gak kuat buat natap mata sahabatmu, Justin.
Justin ngangkat dagu kamu pelan, lalu menyibak rambut panjangmu yang nutupin muka.
Wajah kamu udah ancur banget sekarang. Mata bengkak, maskara luntur, rambut acak acakan. Justin ngelap pipi kamu dengan kedua ibu jarinya, kemudian mengikat rambut kamu asal.
"Kenapa, hm?" Justin udah ngeraih tangan kamu lalu mengusap punggung tangan kamu pake ibu jarinya. Sekarang kalian duduk tatap-tatapan.
Enggak natap juga sih, cuma Justin yang natap intens, kamunya cuma nunduk sambil terisak.
"Gak mau cerita ya? yaudah sini peluk aja." Justin menarik kamu ke pelukannya, membuat kamu enggak tahan buat nangis sekenceng-kencengnya.
"GUE BENCI TROYE! BENCI BANGET" kamu teriak-teriak. Justin cuma diem ngedengerin kamu sambil ngusap rambut kamu.
"DIA TEGANYA MUTUSIN GUE. SALAH GUE APA?!"
Justin ngelepas pelukannya.
"Kesel banget ya sama Troye?"Kamu ngangguk sambil mengepal kedua tanganmu.
"Kalau gitu biar lo ga kesel lagi
..........anggep aja gue Troye.""Hah?"
"Ya lo keluarin semua emosi lo sama dia, disini gue gantiin posisi Troye."
Tanpa banyak bicara kamu mulai mukulin Justin, ngejambak rambutnya, nonjok perutnya.
"LO COWOK APA BUKAN HAH BERANINYA MUTUSIN CEWEK?!"
"NYESEL GUE JADIAN SAMA BANCI KAYA LO!"
"MAKAN TUH CEWEK CABE."
Untuk terakhir kalinya, kamu menampar pipi Justin keras. Keras banget sampai telapak tangan kamu aja membekas di pipinya.
"Sakit buset dah ni cewek, untung sayang."
Justin mengaduh kesakitan bentar abis itu meluk kamu lagi yang masih nangis.
"Udah semua dikeluarin? apa mau lagi, hm?"
"Makasih."
"Buat apa sih nangisin cowok brengsek kaya gitu?"
"Gue sakit hati, ngerti gak sih lo."
"Gue enggak suka kalo ada yang nyakitin lo. Jangan sampe gue ngebuat hari ini jadi hari terakhir si Troye itu hidup di dunia."
"Justin apaan sih! enggak ya! lo gak boleh ngapa-ngapain dia."
"Cih katanya benci, tapi masih cinta."
Kamu buang muka, kembali menenggelamkan wajahmu dengan telapak tangan.
"Masi sedih ga?"
Kamu ngangguk.
Justin berdiri dari tempat tidur kamu lalu mengacak ngacak lemari kamu.
"Justin lo ngapain sih--"
"Nih pake." Justin melemparkan jaket padamu.
"???"
"Kita keluar, sampe sedih lo ilang kita baru pulang lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Justin Bieber As Your Boyfriend
Fiksi PenggemarWhen you see him as a man, not as an idol. Ini adalah kumpulan fanfiction/imagine tentang Justin Bieber. Setiap cerita didasarkan pada salah satu judul lagu dari Justin. So yeah kamu yang senang berimajinasi harus membaca ini. Semoga kalian menyukai...