[COMPLETED] Arya Ports, seorang wartawan muda yang memiliki segudang prestasi disertai oleh sifat alamiahnya yang nekat dengan berusaha membongkar identitas seorang pembunuh psikopat di mana masyarakat Inggris dibuat resah oleh aksi pembunuhannya ya...
Someone has been killed!!! Yang penasaran siapa yang dibunuh, wajib baca chapter ini!!! Langsung aja dibaca ... jangan lupa Vote & Comment-nya, ya! Plus, sekalian dinikmatin playlist-nya! :) Thanks! -Hx
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Darimana saja?" gerutu Chloe saat melihat Arya tiba.
Arya tersenyum simpul pada Chloe. "Ada urusan." Mereka lalu melanjutkan pekerjaan mereka yang sempat tertunda.
Tak lama kemudian, Lana berdiri di hadapan mereka dan membuat semua orang terpaku melihatnya.
"Arya Ports?" panggil Lana. Sontak, Arya dan Chloe mendongak pada Lana.
Spontan, Chloe berdiri dan melemparkan tatapan tajam pada Lana. Ia tak ingin ada masalah lagi seperti tadi pagi. "Mau apa kau ke sini lagi?" tanya Chloe sinis.
"Aku ingin meminta maaf pada kalian tentang kejadian tadi pagi. Juga, Janine ingin meminta maaf padamu secara pribadi, Arya. Kalau bisa, maukah kau mendatangi apartemen kami untuk membicarakan masalah ini baik-baik?" ungkap Lana lirih. Ia merasa malu, juga bersalah pada Arya.
"Ck! Bilang saja kalau kau ingin meminta pada Arya untuk tidak mempublikasikan reputasi burukmu dan temanmu itu, 'kan?" desah Chloe.
Lana terdiam. Chloe tahu persis apa yang diinginkannya. Ia sempat mengecek semua berita terkait masalah tadi pagi, untungnya berita tersebut tidak keluar atau belum sama sekali. Sejenak, ia bisa bernapas lega. Namun, kali ini ia bahkan menahan napasnya. Takut kalau Arya dan teman-teman wartawannya berubah pikiran untuk mempublikasikan kejadian tadi pagi.
"Arya Ports, aku tahu kau wanita yang baik. Ucapan temanmu ada benarnya. Namun, permintaan maaf ini benar-benar tulus dari kami. Jadi, aku memintamu untuk menerima permintaan maaf ini dan datang ke apartemen kami. Kami menyesal dengan kejadian tadi pagi." Lana memelas.
"Tak apa," Arya pun mendongak pada Lana, "aku sudah memaafkan kalian. Jadi, aku akan tetap datang ke apartemen kalian. Nanti malam aku akan datang. Juga, aku bukanlah orang yang seburuk itu sampai harus menghancurkan reputasi kalian."
Kaki Lana terasa bergetar. Perasaannya begitu lega mendengar ucapan Arya. Tak kira, ia pun menangis dan bersyukur pada Tuhan.
"Terima kasih banyak, Arya Ports. Ini alamat apartemen kami. Kami akan menunggumu jam setengah delapan malam. Sekali lagi, terima kasih." Lana pun memberikan alamat apartemen, dan meninggalkannya di meja Arya.
Arya tersenyum senang. Ia begitu mudah memaafkan orang-orang yang berlaku salah padanya. Ia lalu mengambil secarik kertas tersebut saat Lana pergi.
"Kenapa kau malah memaafkan dia, Arya? Lihatlah apa yang dia perbuat padamu," dengus Chloe kesal. Ia pun kembali duduk di kursinya.
"Sudahlah. Jangan diungkit kembali. Kalau mereka ingin minta maaf, kenapa tidak. Setidaknya kita memaafkan mereka. Juga, aku tahu kalau emosi Janine sedang labil. Sudahlah, masalah yang berlalu biarkan berlalu. Toh, juga tak ada pengaruhnya padaku," jawab Arya santai.