40

228 26 16
                                    

Author's note:

Helloooo!! Happy SatNight! >_<  Selamat membaca & menikmati ya....!! :) -Hx

(Kygo - Stay feat. Maty Noyes)

***

Arya melemparkan pandangannya ke arah Sungai Thames yang mengalir begitu lembut di bawahnya. Ia mendesah pelan, pikirannya begitu kacau. "Astaga! Kenapa aku malah membentak Ian tadi?" tanyanya sesal. Air mukanya begitu sedih. "Sialan!" umpatnya. Tak sadar, tangannya mengacak-acak rambut coklatnya.

"Harusnya tadi aku tidak terbawa emosi. Oh my Goodness! Aku harus minta maaf padanya! Ian pasti marah sekali padaku. Padahal, dia sudah menyelamatkanku, namun aku malah membentaknya. Dasar wanita bodoh!"

Orang-orang di sekitarnya memandang aneh dirinya. Arya lalu membalas tatapan kesal pada orang-orang yang melihatnya aneh. "Apa?" ketusnya. Arya kembali menatap sungai Thames. "Aaaarrgghhh!! Ian! Maafkan aku!"

"Nona, kau tidak apa-apa?" seorang pria menegurnya. Namun, Arya membalas pria tersebut dengan tatapan kejam.

"Apa?! Kau pikir aku orang gila, eh?" ketusnya lagi. Ia lalu memanyunkan bibirnya.

Seketika pria tersebut langsung salah tingkah. "Eh, bukan begitu. Hanya saja, aku takut jika nona bunuh diri di sini," ucapnya dengan mulut yang bergetar.

"Hei, pria asing! Kau pikir aku orang tidak waras, eh? Jangan berpikir macam-macam. Aku takkan melakukan hal bodoh seperti itu," tiba-tiba Arya menangis terisak-isak, "aku hanya butuh kekasihku. Aku ingin minta maaf padanya."

Pria tersebut langsung bingung dibuatnya. "Eh, nona. Tenanglah." Ia berusaha menenangkan Arya.

Tak lama kemudian, tangisan Arya mereda. "Maafka aku. aku terlalu emosional. Aku tidak profesional sekali," ia lalu mengelap air matanya dengan cepat.

Pria tersebut mengernyit bingung. "Tak apa, nona."

"Aku harus pulang," desah Arya, "terima kasih telah menenangkanku, pria asing." Arya kemudian berjalan melewati pria tersebut.

***

Arya menaiki taksi. Saat ini, ia tidak pulang ke apartemennya, namun ia akan pergi ke rumah Ian. Semoga saja dia sudah pulang, ungkap batinnya.

Tak lama kemudian, taksi pun berhenti di depan gerbang yang sangat besar. Namun, tiba-tiba Arya teringat kalau dia tak memabawa uang sepeser pun, juga ponselnya. "Astaga! Kenapa aku bisa lupa seperti ini, sih?" gerutunya sembari memukul keningnya. "Maaf, tuan, tunggu sebentar, ya. Aku tak akan kabur, kok," Arya memelas.

"Baik, nona." Untung saja sopir taksi itu baik, pikirnya. Ia pun bergegas keluar, menuju gerbang tersebut.

"Ada yang bisa saya bantu, nona?" salah satu penjaga menghampiri Arya dibalik gerbang. Aku hanya beberapa kali main ke rumah Ian, dan mereka pantas saja tak mengenalku, gerutu batin Arya.

"Apa Ian sudah pulang?" tanya Arya kaku.

Penjaga tersebut mengernyit, "Tuan Bloodwood belum pulang, nona. Kalau boleh tahu, siapa nama nona?"

Arya mendesah kuat. "Arya. Arya Ports."

Seketika penjaga tersebut membelalak, seperti sadar akan sesuatu. "Astaga! Maafkan saya tidak mengenali Nona Ports. Tunggu sebentar," penjaga tersebut langsung membukakan gerbang, dan mempersilahkan Arya masuk.

YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang