24

213 30 13
                                    

"Pagi, Nona Ports." sambut Chloe pada Arya yang baru saja tiba. "Ini ada kopi tanpa gula untukmu."

Arya lalu mengambil kopi yang diberikan oleh Chloe, "terima kasih, Chloe." Ia lalu menyesap kopinya.

"Jadi, bagaimana kabar Tuan-Paling-Seksi kita?"

Arya lalu tersenyum, "dia sudah pindah ruang rawat inap."

"Oh, baguslah. Aku ingin menjenguknya." Chloe lalu melihat ponselnya yang bergetar. Ia lalu mendengus, "tak bisakah kau datang ke mejaku dan meminta tolong?"

"Maaf, Chloe. Aku sibuk. Bisakah kau ke ruanganku sebentar?"

"Baiklah." Chloe lalu bangkit, "Joe. Aku tak habis pikir biasanya dia datang kemari jika meminta bantuanku."

Arya menyesap kopinya lagi, "mungkin dia sangat sibuk."

Chloe lalu menunduk dan hendak membisikkan sesuatu pada Arya, "lihatlah Ashley! Dia akhir-akhir ini seringkali bolak-balik ke ruangan Joe. Aku curiga pada mereka, Arya."

"Well, berpikir positif saja." ucap Arya santai. Chloe pun lalu berdiri tegak dan lalu pergi ke ruangan Joe.

Saat Arya hendak mengetik, tiba-tiba terdengar suara kegaduhan di lantai tempat Arya bekerja. Semua orang meninggalkan pekerjaannya dan berkumpul di suatu tempat. Arya melangkah cepat menuju tempat kegaduhan tersebut.

Betapa terkejutnya Arya melihat dua orang pria yang saling berkelahi. Sayang sekali, Arya mengenal pegawai satunya, John. Tampak tiga orang pria segera memisahkan perkelahian mereka. Wajah mereka tampak babak belur dan berdarah.

"F*ck! Dasar bajingan tengik!" Johm mengumpat-umpat. Tubuhnya ditahan oleh seorang pria agar dia tak bisa memukul pria satunya lagi.

"Kalau kau seorang pria, maka majulah kesini! Bastard!" pria itu memanasi John dan ia berhasil membuat John emosi dan hilang kendali lagi. Namun, tubuh John tetap ditahan kali ini dua orang pria.

"Ada apa ini!" Joe pun akhirnya tiba, ia lalu berdiri mengambil posisi di antara John dan pria satunya lagi. Joe melihat-lihat wajah mereka berdua, "cukup parah dan sama-sama gila," gumamnya.

Chloe lalu menghampiri Arya. Betapa terkejutnya dirinya saat melihat John yang babak belur. "Astaga! Itu John!" bisiknya pada Arya. Arya lalu mengangguk.

"Baiklah, semua bubar. Kembali pada pekerjaan masing-masing. Aku tak mau melihat kegaduhan di lantaiku." tegas Joe. Mereka yang melihat lalu bubar dan kembali ke pekerjaan masing-masing, namun tidak dengan Chloe dan Arya, serta beberapa pria yang masih menahan John dan pria tersebut. "Kalian berdua, ikut aku ke ruangan." Joe lalu pergi ke ruangannya, diikuti oleh John dan pria tersebut. Para pria yang menjaganya lalu melepaskan mereka dan bubar. Chloe dan Arya mengikuti Joe ke ruangannya.

"Jelaskan mengapa kalian membuat kegaduhan di lantaiku!" Joe hampir berteriak karena emosi. Ia sangat tidak suka orang-orang yang membuat kegaduhan di lantainya, wilayah kekuasaannya. Namun, tidak ada yang menjawab pertanyaannya. Joe lalu duduk dan menghela napasnya. Ia menatap tajam pada dua orang pria yang membuat kegaduhan di wilayah kekuasaannya tersebut. "Edward?"

"Dia mendatangiku duluan dan tiba-tiba saja memukulku." Edward tampak sangat emosi. Ia hampir saja berteriak. Arya dan Chloe hanya bisa menyaksikan mereka di sudut ruaangan.

"Terus? Apa masalahnya?" tanya Joe, kali ini ia terlihat tenang. "Dan kau," ia menunjuk pada John, "apa kau bekerja di sini?"

"Ya, tuan. Aku seorang kameramen." tegas John. Napasnya tersengal-sengal akibat menahan emosinya yang ingin sekali memukul Edward yang berdiri di sampingnya.

YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang