58

111 21 46
                                    

Author's note:

Bagaimanakah perasaan Arya mengetahui siapa pembunuh psikopat yang menculik dirinya sebenarnya?? Wajib dibaca yg penasaran! Comment & Votenya jgn lupa ya :D Thanks! -Hx

***

Arya terbangun saat sinar matahari mulai menusuk matanya. Kepalanya terasa pusing. Ia berada di sebuah kamar. Ia tak mengenal kamar tersebut. Ia lalu berusaha memfokuskan pandangannya.

Ia teringat kejadian tadi malam yang menimpa dirinya. Seorang pembunuh psikopat membiusnya. Arya lalu segera bangkit. Namun, saat dia berdiri, kepalanya semakin pusing sehingga ia terjatuh ke lantai dan menimbulkan suara yang keras.

Tak lama kemudian, pintu terbuka perlahan. Arya terkejut sekaligus bersyukur melihat Ian di hadapannya.

"Ian?" Arya berusaha bangkit dan menghambur ke dalam pelukan Ian. Ia begitu lega karena Ian telah menyelamatkannya dari pembunh psikopat tersebut. Ternyata, Maverick benar, pembunuh itu takkan berani menyentuhnya jika ada Ian yang berada di sampingnya.

Namun, Ian hanya diam dan tak membalas pelukan Arya. Ia menatap Arya begitu dingin, air mukanya terlihat datar.

"Ian, kenapa kau diam saja, sayang? Terima kasih telah menyelamatkanku." Arya mendongak dan tersenyum pada Ian. Ia membelai lembut wajah Ian.

Ian tak bergerak sama sekali. Tatapannya yang dingin masih menatap Arya yang tersenyum padanya. Ia tak dapat merasakan apapun.

"Ian, ada apa, sayang?" Arya mengernyit bingung pada Ian. Sikap Ian membuat benaknya bertanya-tanya dan bingung.

"Ian, aku tak suka kau bersikap dingin seperti ini. Jangan membuatku bertanya-tanya lagi atas kejutanmu," desah Arya. Namun, Ian tetap tak bergeming.

Arya mendengus kesal. Ia menatap jengah Ian. "Ian, tidak lucu. Jangan membuatku takut."

"Apa kau mencintaiku?" suara Ian begitu bergetar.

Seketika, Arya terkekeh geli. "Kau sudah tahu itu, sayang. Tentu saja aku mencintaimu."

Ian kembali menatap Arya dingin. Ia membiarkan Arya meraba-raba tubuhnya yang masih terbalut dengan kaos dan jaketnya. Namun, Arya tiba-tiba merasakan sesuatu yang mengganjal.

"Apa ini?" tanyanya bingung. Arya lalu memeriksa benda yang mengganjal itu.

Ia menemukan sebuah pisau di balik jaket Ian. Arya lalu menatap Ian bingung. "Pisau apa ini, sayang?" Arya kemudian menarik pisau itu perlahan.

Mata Arya sontak membelalak. Mata pisau itu dilumuri oleh darah. Ia spontan menjatuhkan pisau tersebut. Arya kembali mendongakkan wajahnya pada Ian, menatapnya tak percaya.

"Ian, katakan padaku kalau ini hanya sebuah kejutan untuk menakut-nakutiku, kan?" desah Arya.

Namun, Ian hanya diam. Bahkan, matanya pun tak berkedip.

Tiba-tiba, Arya menyadari sesuatu. Wajahnya begitu berubah pucat. Matanya membelalak. "Jangan katakan padaku kalau kau adalah ... pembunuh psikopat."

"Ya, Arya. Aku adalah pembunuh psikopat yang sedang kau buat beritanya," ucap Ian datar.

Bagaikan disambar petir, rasanya dada Arya ingin meledak. Tubuhnya bergetar hebat. Ia tak percaya apa dengan ucapan Ian. Tidak! Ini hanya mimpi buruk! Jerit pikirannya. Dadanya semakin sesak, napasnya tersengal-sengal. Air mata mulai mengalir deras di wajahnya.

"Tidak. Katakan kalau kau hanya berbohong padaku!" suaranya begitu bergetar.

Ian menggeleng pelan. "Inilah aku sebenarnya, Arya Michelle Ports."

YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang