Epilogue

298 23 45
                                    

(ZAYN - Dusk till Dawn feat. Sia) - turn on the playlist while reading this chapter:)

***

Beberapa minggu kemudian ...

"Arya, kenapa melamun?" Chloe membuyarkan lamunan Arya. Arya tersentak kaget, lalu tersenyum cengengesan pada Chloe.

"Tidak ada apa-apa, kok. Hanya memikirkan pekerjaanku saja," kekeh Arya.

Sontak, Chloe memutar bola matanya. "Oh, begitu," dengusnya. "Oh, ya, bagaimana hubunganmu dengan Ian?"

"Begitulah. Aku merasa begitu lega setelah mengetahui semua tentang dirinya. Dia sudah berjanji padaku untuk tidak menjadi pembunuh psikopat lagi," desah Arya.

Chloe menghela napasnya. "Ya, aku tak begitu yakin, Arya. Kau tahu, psikopat adalah bagian dari dirinya. Dia takkan pernah bisa menghilangkannya. Jadi, lebih baik kau selalu waspada akan sifatnya itu."

Arya lalu tersenyum kecut. "Tenang saja, Chloe. Aku pastikan Ian menghilangkan sifat gilanya itu."

Seketika, mata Chloe tertuju pada Joe yang sedang berbicara dengan seorang pria tak jauh dari mejanya. Ia lalu mengembuskan napasnya, dan menatapnya datar. Mengetahui hal itu, Arya menyeringai sambil mengetik di komputernya.

"Kau rindu padanya?"

Chloe pun berjengit mendengar ucapan Arya. Ia lalu mengalihkan pandangannya. "Tidak, Arya. Aku tidak rindu padanya lagi. Memikirkannya saja pun tidak. Sebentar lagi, dia akan menikah. Dia mengirimkanku undangannya. Aku akan datang ke pernikahannya. Aku akan memperkenalkan Ray kepadanya sebagai kekasih baruku."

Arya terkekeh geli. "Ya, ya, ya. Kapan kalian akan tinggal bersama?"

"Well, aku belum memutuskannya. Padahal Ray sudah memintaku untuk tinggal bersamanya."

"Apa dia masih marah pada Ian?"

"Ya. Dia marah pada Ian karena telah hampir membunuhnya, lalu menyakitimu. Dia sering mengumpat-umpat sikapmu yang telah memaafkan Ian. Sebenarnya, aku juga kesal. Tapi, itu keputusanmu. Jika saja Ian berani macam-macam denganmu, kami akan menghabisinya."

"Kalian terlalu baik," kekeh Arya. "Padahal, Ray menerima tawaran dari Ian untuk menjadi kepala divisi IT di Freddie Properties & Industries. Ian mempercayainya. Awalnya, Ray menolaknya mentah-mentah. Lalu, aku membujuknya, dan akhirnya dia mau menerimanya. Sekarang, mereka bekerjasama walaupun Ray masih menyimpan amarah pada Ian."

"Kau benar, Arya. Terkadang, aku tertawa melihat sikap Ray yang kekanak-kanakan," kekeh Chloe. Ia lalu mendongak pada Arya. "Jadi, dia akan benar-benar pergi?"

Seketika, Arya berhenti mengetik. Ia lalu tersenyum kecut pada Chloe. "Benar. Sebentar lagi ... dia akan pergi. Padahal, aku tak pernah menyetujuinya untuk pergi kemanapun. Namun, entah kenapa dia selalu berhasil meyakinkan diriku. Jadi, aku hanya bisa mengalah. Dia akan pergi entah kemana karena dia tak pernah memberitahuku kemana tujuannya."

Tiba-tiba, ponsel Arya berdering. Ia lalu mengambilnya. Sebuah pesan masuk dari Maverick. Arya sontak mendesah. "Maverick sudah di lobi. Aku harus segera pergi." Ia lalu bersiap-siap.

Chloe tersenyum melihat Arya yang sedang bersiap-siap. Ia melihat Arya sudah berubah. Arya, kau sudah berubah. Kau menjadi semakin dewasa. Aku harap kau sangat bahagia dan tak perlu menderita lagi.

"Chloe, ada apa?" tanya Arya bingung pada Chloe yang menatapnya sambil tersenyum.

"Tidak ada apa-apa. Cepatlah pergi. Maverick menunggumu," ucap Chloe sambil tersenyum.

YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang