Arya terbangun dengan mata yang sembab. Ia lalu duduk di tepi ranjang. Kepalanya terasa sangat pusing. Ia lalu melihat alarmnya. Matanya membelalak. "Aku terlambat!" rengeknya. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi.
Arya lalu memeriksa laci mejanya. Ia lalu mengambil sebuah botol kecil berisi beberapa butir obat penenang. Ia lalu melihat botol tersebut lama. "Apa aku harus bertemu dengan psikiaterku?" gumam Arya. Ia lalu mengambil dua butir obat penenang, lalu menelannya. Ia lalu mengambil gelas berisi air di atas mejanya dan segera meminumnya. Dengan malas, ia lalu bangkit dan menuju kamar mandi.
"Pagi, Nona Ports. Bagaimana perasaanmu?" sapa Ray sembari menyiapkan sarapan.
Arya tersenyum simpul. "Aku bahkan tidak merasakan diriku saat ini." Ia lalu duduk di sofa.
Ray lalu membawa sebuah piring berisi sarapan ke Arya. Ia lalu duduk di sebelah Arya. "Kau tidak apa-apa?"
Arya mengangguk perlahan, "aku baik-baik saja."
"Kau bisa izin jika kau sedang tidak enak badan, Arya."
"Aku tidak apa-apa, Ray. Serius! Aku baik-baik saja."
Ray lalu mendesah, "kalau begitu, sarapan sebelum bekerja. Aku akan mengantarmu bekerja. Jangan membantah." Arya lalu tersenyum. Ia lalu menghabiskan sarapannya secepatnya. Setelah sarapan, ia lalu berangkat kerja dan diantar oleh Ray.
"Terima kasih, Ray." ucap Arya. Ia berusaha tersenyum tegar pada Ray.
"Nanti saja berterima kasihnya. Sekarang, cepatlah keluar atau kau akan dipecat oleh bosmu itu! Juga hari ini aku akan terus mencari pekerjaan." balas Ray.
Arya lalu mengangguk. "Good luck, beast!" Ia lalu keluar dari mobil Ray.
"You too, duck!" balas Ray. Ia lalu melesat pergi setelah Arya menutup pintu mobilnya. Arya pun segera menuju lantai tempat ia bekerja.
Arya berjalan melewati wanita-wanita yang memandang dirinya sinis. Arya lalu kembali menatap mereka aneh. Ia terus berjalan hingga akhirnya ia mencapai meja kerjanya.
"Aku kira kau tidak akan datang, Arya." ucap Chloe yang terkejut melihat Arya datang.
Arya lalu tersenyum, "benarkah? Apakah itu diriku?"
Chloe terkekeh, "dasar! Bagaimana kabarmu Arya?"
"Well, aku merasa lebih baik. Terima kasih kau sudah hadir di saat aku merasa terpuruk dan..."
"Ssshhh..." Chloe menyela, "jangan sok puitis. Kerjakan saja berita besarmu atau aku akan melemparmu dari lantai ini."
Arya tertawa kecil, "mungkin aku ingin kau melemparkan saja diriku dari lantai tertinggi ini, Chloe."
"Baiklah, akan aku lakukan nanti." Chloe lalu kembali mengetik dokumennya.
Tak lama kemudian, seorang wanita berambut pirang panjang datang menghampiri Chloe. Ia memiliki tubuh yang ideal layaknya seorang model. "Chloe, apa kau sudah mengetik dokumen yang Tuan Avenue berikan?" suaranya terdengar nyaring dan tinggi.
Chloe lalu mendengus, "Sebentar lagi akan siap, Ashley." Chloe tampak tidak senang ketika Ashley menghampirinya. Ia tahu Ashley ialah wanita yang selalu mencari perhatian di depan orang yang memiliki jabatan yang tinggi, termasuk Joe. Ia juga tahu kalau Ashley adalah seorang wanita penggoda, dan memiliki gossip ia pernah tidur dengan dewan-dewan Future Mass, demi mendapatkan jabatan yang tinggi. Ia berharap Ashley tidak menganggu Joe atau menghancurkan hubungan mereka. Bukan hanya Chloe, Seluruh pekerja di Future Mass tahu siapa Ashley, si Ratu Lebah. Memang, wajahnya sangat cantik, namun kebanyakan orang membenci dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Yours
Mistero / Thriller[COMPLETED] Arya Ports, seorang wartawan muda yang memiliki segudang prestasi disertai oleh sifat alamiahnya yang nekat dengan berusaha membongkar identitas seorang pembunuh psikopat di mana masyarakat Inggris dibuat resah oleh aksi pembunuhannya ya...