Ini adalah season 2, lanjutan dari story top hunter.
Chapter ini akan menjadi awal dari seaso 2 dan akan banyak charakter pendatang baru yang mungkin jadi saingan tim Melody atau Naomi.●
●
●
●
Sudah hampir 1 tahun berlalu semenjak perseteruan antara para penghuni atas dan mereka yang berusaha menghancurkan tirani ketidakadilan itu terjadi. Kalau saja puing-puing dari bangunan-bangunan yang hancur akibat pertempuran tersebut dapat berbicara, tentunya mereka akan menuturkan sebuah kisah yang cocok dijadikan alur cerita film fiksi laga. Namun, apa daya, puing-puing yang juga merupakan saksi bisu pertarungan tersebut kini menjadi seonggok sampah ditengah renovasi besar-besaran yang tengah dilakukan di kampus ini.
Renovasi itu seolah dijadikan alasan oleh pihak kampus untuk menutup-nutupi kejadian sebenarnya yang tersembunyi di tengah kehancuran. ‘Kita perlu merenovasi sebagian bangunan kampus untuk menyambut mahasiswa-mahasiswi tahun ajaran baru.’. Itulah alasan yang dipakai oleh pihak kampus untuk menyelimuti penyebab hancurnya beberapa bangunan kampus. Tapi, dibalik itu, para penghuni ataslah yang berkuasa. Tentu kalian masih ingat, pihak rektorat pun tidak dapat menggerakkan seujung jaripun untuk menentang keinginan mereka.
Tirani Naomi masih terlalu kuat untuk diruntuhkan oleh para pemberontak yang dipimpin oleh Melody. Kekalahan mereka atas para penghuni atas seolah menjadi sebuah ijin bagi para penghuni atas untuk kembali berkuasa. Dan kini, dengan keadaan Melody yang tidak memungkinkannya untuk kembali memimpin pemberontakan, ketidakadilan dari para penghuni atas semakin merajalela.
Sinar mentari menyapu lembut mereka yang telah memenuhi kampus sepagi ini. Kicau burung, kokok ayam, dan teriakan para senior melalui pengeras suara di tangan mereka menjadi lagu pengantar untuk menyambut hari ini. Hari dimana para mahasiswa-mahasiswi baru harus menghadapi sentakan-sentakan senior yang urat-urat di lehernya menegang dan menonjol saat mereka berteriak. Hari yang terkenal dengan sebutan OSPEK, perpeloncoan, MOS dan sebutan-sebutan lainnya.Sementara Timsus tengah menginspeksi para maba (mahasiswa-mahasiswi baru), para ketua divisi sedang mengobrol santai. Menunggu siapa saja yang menjadi anggota divisinya dan menunggu para maba tersebut selesai diperiksa. Entah pemeriksaan macam apa yang dilakukan oleh Timsus. Mungkin semacam razia.
“Wah, wah. Perasaan, baru kemarin kita dibentak-bentak sama senior waktu OSPEK, eh sekarang kita malah jadi bagian dari senior-senior itu.” ujar Shani yang sedang duduk di pinggir lapang sambil melihat barisan maba di lapang 1 yang tengah diinspeksi oleh Timsus.
“Kita ketua divisi. Bukan Timsus. Setidaknya kita lebih ‘baik’ daripada Timsus. Hehe.” Timpal Nabilah menghampirinya.
“Iya sih. Haha. Kamu ketua divisi berapa?
“2. Divisi warisan Kak Melody. Kamu?”
“Numero Uno. Divisi warisan juga. Dari Kak Ve.” Jawab Shani nyengir.
“Kamu pasti ketua divisi 3 ya?” tanya Nabilah kepada Gracia yang baru saja menghampiri mereka.
“Sok tau lu,” Jawab Gracia singkat.
"Lah kan emang beneran," ujar Nabilah.
Gracia tidak merespon kata-kata Nabilah tersebut karena tidak mau ambil pusing dengan oramg yang berkepala api.
“BAIKLAH. SEMUANYA KEMBALI KE DIVISI KALIAN MASING-MASING!” seru Melody lantang yang kali ini berperan sebagai ketua Timsus.
“Kak Melody udah ngerasa baikan, Bil? Bukannya kondisinya belum pulih benar?” tanya Gracia khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Season 2 Hunted (Completed)
FanfictionCerita ini lanjutan dari season 1 nya yaitu "TOP HUNTER". Disarankan untuk membaca season 1 nya agar jalan ceritanya tidak membingungkan untuk anda.