Hunted: Chapter 15 (Selamat Tinggal Veranda)

728 75 4
                                    


●     ●     ●



“Kau bisa kembali ke kemah sendiri, kan? Aku harus membantu Kak Ve.”

Shani mengangguk. Ia terlalu takut, juga terkejut akan apa yang baru saja terjadi di hadapannya sehingga ia tidak menjawab pertanyaan Sinka. Dengan susah payah, dibantu oleh Sinka, Shani akhirnya berdiri. Langkahnya yang sedikit tertatih menahan sakit, menuntunnya menjauh ditelan kegelapan menuju tempat di mana Melody, Nabilah, Beby, dan Ayana berada.

“Haah. Aku harus membantu Kak Ve. Sepertinya emosiku tadi mengambil alih kepala dinginku.” ujar Sinka sambil menghela nafas panjang.

Keringat mulai bercucuran di keningnya. Jatuh ke pipinya juga hidungnya. Nafasnya sedikit memburu. Ditambah lagi ia harus bergegas membantu Ve dalam menghadapi Stella, keringatnya semakin membanjiri pelipisnya. Membuat staminanya semakin berkurang.

Meski begitu, dengan cepat, ia berlari menuju tempat di mana Ve menghadapi Stella. Ia tidak ingin keadaan Ve semakin tertekan karena ia meninggalkannya. Pikiran tersebut terus berputar di kepalanya.

Namun, harapannya akan keadaan Ve yang masih dalam kondisi yang baik, segar bugar, sirna seketika saat ia melihatnya berdiri dengan kaki gemetar. Entah karena kedinginan, ketakutan, atau kelelahan. Tubuhnya basah kuyup. Meski ia berelemen angin yang memungkinkannya untuk mengeringkan tubuhnya sendiri, nampaknya hal itu tidak akan terlalu membantunya dalam menghadapi Stella. Luka memar menghiasi kaki, tangan, dan wajahnya. Juga luka tebas.

Sedangkan kondisi Stella berbanding terbalik dengan kondisi Veranda. Ia masih terlihat segar. Hanya beberapa luka gores di lengannya yang mungkin disebabkan oleh tebasan pedang angin Ve. Tidak lebih dari itu.

WHUSSHTT!!!
DRAASHH!!

Dalam sekejap, Ve telah berada di hadapan Stella. Menebaskan pedang anginnya ke arah Stella seolah ia akan memenggalnya. Namun, dinding es berhasil melindungi Stella dari serangan Ve. Memberikan kesempatan bagi Stella untuk melakukan serangan balik.

“Serangan yang sama tidak akan berhasil, Veranda.” Ujar Stella sambil menghembuskan pilar air.

DRUAASHH!!!

Namun, pilar air tersebut berbelok melenceng menjauhi kehendak Stella.

“Kak Ve! Serang lagi!” seru Sinka yang berhasil membelokkan serangan balik Stella.

DUAKKK!!!

Tendangan berputar Ve yang dibantu dengan putaran anginnya berhasil mendarat dengan telak di dagu Stella. Membuat Stella terpelanting jauh dengan darah yang mengalir dari sobekan di sudut kanan bibirnya.

“Sinka!” seru Ve sedikit terkejut saat Sinka menghampirinya.

“Bagaimana keadaan Shani?” tanya Ve khawatir.

“Dia sudah lebih baik sekarang.”
“Sebelumnya?”

“Tangannya putus. Tapi jangan khawatir! Aku sudah menyambungkan kembali tangannya. Yah, meski butuh waktu agar tangannya menyatu kembali.”

“Nah! Dengan begini kan jadi lebih ‘berimbang’.” Seru Stella bangkit sambil mengusap darah di bibirnya. Memotong perbincangan Sinka dan Ve.

“Kau bisa melindungiku lagi kan?” gumam Ve.

“Serahkan padaku.” sahut Sinka.

DRAP!

Sesaat setelah Sinka menjawab pertanyaannya, Ve langsung berada di hadapan Stella. Tebasan-tebasan pedang anginnya dengan brutal menyerang Stella yang masih dapat menghindari serangan tersebut meski harus bersusah payah.

Season 2 Hunted (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang