☆
☆
☆
☆
☆
☆
Wajah gadis tersebut tidak terlihat begitu jelas karena kurangnya penerangan di sekitar kolam tersebut. Dari siluetnya, tubuhnya terlihat proporsional. Tinggi badannya pun sepertinya sepantar dengan Frieska. Di ujung kolam, ia kemudian berjongkok. Terlihat seperti sedang memberi makan ikan-ikan yang tengah berenang bebas.
“Siapa ka---“
“Apa maksudmu?” tanya Naomi menyela perkataan Frieska.
“Ia sembuh. Kristal hitam yang kau tanamkan, berhasil dikeluarkan oleh seseorang yang memiliki kemampuan penyembuhan yang lebih hebat dariku juga dari adikmu.”
“Hoo… Kau dengar, Frieska? Kakakmu sembuh. Kau dapat berhadapan dengannya kembali dengan kekuatan penuhmu. Bahkan, jika Aku mengharuskan, kau gunakan kaukasia milikmu.” Tegas Naomi.
"Apakah Kyla?" tanya Naomi memastikan.
"Yap."
"Dan Yuriva juga?"
“Yap."
"Haah. Sayang sekali mereka tidak berpihak padaku. Padahal Yuriva memiliki itu."
"Kyla, ternyata kau sudah besar nak. Sejauh apa kemampuanmu sekarang?" Pikir Naomi."Ah, satu lagi. Apa kau melihat Yuvia dan Ikha?" tanya gadis itu.
“Sedari tadi Aku tidak melihat mereka.” Jawab Naomi.
“Yah. Tentu saja, karena mereka berkhianat. Mereka bergabung dengan ‘kami’. Perasaan mereka terhadap Kinal rupanya masih belum hilang.”
“Begitukah?” tanya Naomi tenang. Namun, dibalik ketenangannya tersebut, terpancar aura hitam yang dalam sekejap merubah air kolam menjadi es yang mencerminkan kemarahannya.
“Bukannya kau juga sama seperti mereka?” lanjut Naomi.
“Ah, ya. Aku tahu itu. Hahaha.” Tawa gadis tersebut.
“Suara ini kan…” gumam Frieska.
“Ya. Itu ‘dia’.” Ucap Naomi seolah membenarkan pemikiran Frieska.
“Ah, ya. Masih ada satu lagi. Yuvia membocorkan rencana ‘kita’ untuk menyergap mereka di perkemahan minggu depan.”
DRAAKK!!!
Tiba-tiba, kolam yang dibekukan Naomi dalam sekejap retak. Hancur bersama dengan batu-batu yang menjadi pondasi kolam tersebut. Begitu pula dengan air mancur yang terbuat dari batu marmer yang terdapat di tengah kolam. Suhu dibawah nol yang tiba-tiba menyelimutinya membuatnya rapuh.
“Whoo… takut… kalau begitu Aku pergi dulu.” Ujar gadis tersebut melangkah pergi meninggalkan mereka berdua.
“Kurang ajar!” geram Naomi penuh amarah.
Rumput, tanah, dan bebatuan di sekitarnya membeku. Begitupun dengan butiran-butiran air yang berada di udara. Semuanya mengkristal akibat suhu di bawah nol yang Naomi pancarkan dari auranya.
“Aku lupa betapa kuatnya dia. Untung saja Aku dapat menghindari serangan dadakannya tadi. Dan jika Aku tadi, dengan bodohnya menerima tantangannya, Aku tidak tahu bagaimana jadinya Aku sekarang. Mungkin sudah jadi patung es.” Gumam Frieska ngeri.
“Tapi sepertinya hal itu akan membuat perburuan kita menarik.” Ujar Frieska berusaha menenangkan Naomi.
“Hhh… kurasa kau benar, dan kuharap kau membunuh kakakmu di pertarungan nanti jika tidak, kau dan kakakmu akan mati di tanganku,” Ujar Naomi meninggalkan Frieska bersama dengan retakan kolam es dan ikan-ikan yang terjebak di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Season 2 Hunted (Completed)
Fiksi PenggemarCerita ini lanjutan dari season 1 nya yaitu "TOP HUNTER". Disarankan untuk membaca season 1 nya agar jalan ceritanya tidak membingungkan untuk anda.