Jeritan kesakitan Melody terdengar begitu memekakan telinga. Bersamaan dengan itu, ledakan api merah berbentuk cincin, melebar ke segala arah. Tidak membakar apapun yang menyentuhnya, namun seluruh es yang diciptakan Naomi mencair. Mayat Frieska yang sedari terbujur dengan tenang di tempat yang agak jauh dari tempatnya berhadapan dengan Naomi, perlahan diselimuti oleh perisai berbentuk api di sekujur tubuhnya. Tipis, namun terlihat begitu kuat melindungi Frieska di dalamnya.“Well, it looks like while you’re getting serious, She was opening her last spot. Maybe our previous attack made it opened. ”
“Maybe. And now, it’s starting beyond serious. Be ready.” Gumam Naomi. Ia langsung mengambil jarak yang cukup jauh dari sumber ledakan, Melody. Bersama dengan Naga esnya, ia bersiap.
“Imperatrix…”
“Ah, Byakko… ke mana yang lain?”
“A---ah… mereka…”
“Oh, Aku ingat. Sebentar.”
-
Sementara itu, di tempat lain, di tempat di mana Ve, Yuriva, Kyla, Nabilah, Ayana, dan Sinka membeku, ledakan dari Melody membuat es yang mengurung mereka, mencair dengan cepat. Diikuti dengan munculnya Phoenix dan Draig Aur yang keluar begitu saja dari dalam tubuh Yuriva, dan Nabilah.
“Kita cair! E---eh, mau ke mana kau, Phoenix?!”
“Senang bisa bersamamu selama ini, Nabilah. Tapi sepertinya, Saya harus kembali. Dah~”
“Draig Aur!” seru Yuriva.
“Sampai jumpa lagi, bocah. Kau cukup menghiburku.”
“Tuan kita sudah meninggal. Berarti kita kembali ke Imperatrix, Kaukasia?”
“Tentu. Ia sudah memanggil.”
Secara serempak, seluruh api berbentuk makhluk mitologi dari masing-masing tubuh Nabilah, Yuriva, dan Frieska, meninggalkan mereka. Bergerak dengan cepat menuju Melody yang masih berdiri dengan tenang di samping Byakko miliknya.
Dan bukan hanya api berbentuk makhluk-makhluk itu saja yang bergerak, Ve, Nabilah, dan yang lainnya pun dengan segera mengikuti ke arah mana mereka pergi.
“Tekanan ini benar-benar luar biasa. Siapa yang memiliki aura sebesar ini? Naomi? Melody? Tapi Aku tidak ingat bahwa Melody memiliki aura semengerikan ini sebelumnya.”
“Mungkin semua titiknya sudah terbuka.” Gumam Ayana.
“Ini dia mereka datang. Dan bagianmu yang lain, Byakko.” Gumam Melody, diikuti dengan kedatangan makhluk-makhluk yang ia maksud. Termasuk Byakko milik Frieska yang langsung menyatu dengan Byakko miliknya, merubah warna dari tubuh Byakko berubah menjadi merah gelap, merah darah, dengan cakarnya yang terbuat dari api juga yang terlihat lebih panjang, sementara giginya masih tetap seperti gigi sabertooth.
“Cepat! Aku yakin kalau ini aura Kak Melody. Akhirnya! Aku bisa menyaksikan secara langsung bagaimana bentuk sebenarnya dari aura yang waktu itu tidak dapat kulihat dengan sempurna namun dapat kurasakan tekanannya yang begitu hebat, meski tidak sehebat ini.” Pikir Ayana. Nafasnya memburu seiring dengan laju larinya yang semakin cepat. Padahal luka-luka di sekujur tubuhnya masih belum sembuh. Begitu juga yang lainnya, mereka terlihat begitu cepat berlari menuju tempat Melody.
“Imperatrix. Lama tidak berjumpa.”
“Ya. Semenjak Aku mengunci sebagian ingatanku dalam tubuh Frieska, dan mengirimmu, Kaukasia, untuk melindunginya, itu sudah cukup lama. Tapi ternyata, Aku gagal.”
“Maafkan Aku.”
“Tidak usah minta maaf. Lagipula itu kebodohanku untuk mengunci sebagian ingatanku. Ck! Dan sekarang, maukah kalian membantuku?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Season 2 Hunted (Completed)
FanfictionCerita ini lanjutan dari season 1 nya yaitu "TOP HUNTER". Disarankan untuk membaca season 1 nya agar jalan ceritanya tidak membingungkan untuk anda.