BUAKK!!!
Tendangan Michelle yang tiba-tiba muncul, berhasil mendarat dengan telak di punggung mereka berdua. Membuat Gracia dan Shania terhempas cukup jauh.
“Heit, mau kemana?” tanya Michelle yang lagi-lagi, tiba-tiba muncul menyusul mereka berdua yang tengah terhempas.
DUAGG!!!
Dengan kedua kepalan tangannya, ia berhasil menghantam kepala Gracia dan Shania. Membuat mereka terjerembab dengan kepala yang tertanam di dalam tanah. Cahaya di sekitar mereka kembali meredup seiring dengan tersungkurnya Shania.
“Eiy. Gak seru ah. Masa’ udahan.” Ujar Michelle dengan nada kecewa.
DRAAKK!!!
Gracia, dengan kondisi yang masih tertelungkup, memunculkan sebuah pilar yang menghantam Michelle tepat di perutnya. Namun, pilar tanahnya tersebut tidak berdiri cukup lama karena Devi, dengan sigap menghajarnya hingga hancur berkeping-keping.
“Sial! Lagi-lagi! Bagaimana bisa ia dengan mudah menghancurkan elemenku?!” geram Gracia.
“Serangan Kakak gak akan mempan buat Aku.” Ledek Devi yang kembali mengambil beberapa langkah mundur.
“Uugghh! Tadi itu sakit, lho.” Keluh Michelle.
“Emang. Kakak yang satu itu harus diwaspadai.” Tunjuk Devi pada Gracia.
“Lalu Aku?” tanya Shania muncul tiba-tiba di hadapan mereka berdua.
ZRASH!!!
Tebasan tangannya kini kembali berhasil menggoreskan luka di dahi Devi. Tapi tidak bagi Michelle karena ia berhasil menghindar mundur dari serangan dadakan tersebut.
“Ck! Udah diserang sebegitu rupa tapi masih bisa nyerang balik? Lumayan lah.” Gumam Devi.
Ia kembali menghadapi kedua lawannya, bersama dengan Michelle berdiri di sampingnya. Begitu pula dengan Shania dan Gracia yang kini telah bangkit berdiri berdampingan.
“Kak, bisa diterangin lagi gak? Gelap nih.” Bisik Gracia.
“Bisa. Tapi pasti bahaya.”
“Hm?”
“Ini cuman perkiraan doang, tapi kayaknya, anak itu, yang baru saja menghajar kita berdua, elemennya itu bayangan.”
“He? Masa’ sih?”
“Aku juga gak terlalu yakin.” Sahut Shania.
“Kalo gitu, kita pastiin aja dulu.”
“Hmm… jangan sampai kewalahan kalo gitu.”
“Hehe. Tenang aja, lah.” Balas Gracia tersenyum.Kini, mereka kembali menghadapi kedua lawannya tersebut. Meski tidak terlihat, namun sorot mata dari keduanya benar-benar terasa begitu menusuk.
“Nah, kayaknya bakal seru nih.” Ujar Michelle girang.
“Ati-ati, Le. Hawanya mulai gak enak.” Sahut Devi.
“Lho? Gak biasanya, Dev? Kenapa? Pundak kamu masih sakit?”
“Masih.”
DRAAKK!!!
Percakapan mereka berdua diganggu oleh kemunculan pilar tanah berujung tajam, dengan Gracia yang telah berlari begitu cepat menyerbu Devi dan Michelle. Berkat bantuan Shania, ia dapat melihat dengan jelas di mana posisi mereka.
“Ahaha! Ada portal!” seru Michelle yang juga berlari menghampiri Gracia.
“Rasain ini bocah!” seru Gracia dengan kedua tinju tanahnya yang langsung ia ayunkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Season 2 Hunted (Completed)
FanficCerita ini lanjutan dari season 1 nya yaitu "TOP HUNTER". Disarankan untuk membaca season 1 nya agar jalan ceritanya tidak membingungkan untuk anda.