Sementara itu di tempat pertarungan Vieeny dan Saktia terlihat sangat berantakan dan bahkan permukaan tanah sudah tidak berbentuk. Ledakan terjadi di mana-mana, serangan demi serangan sering beradu sehingga menimbulkan keributan yang lumayan keras.
Dari luar kampus, para warga ramai dengan berlari meninggalkan area tersebut tapi ada beberapa yang jadi korban akibat dari beberapa ledakan.-
"Aku pikir dengan menjadi peri pelindung, kau akan bertambah kuat," ucap Vieeny yang berdiri dengan santai di hadapan Saktia.
Kondisi Saktia terlihat sangat parah. Kedua ujung bibirnya di hiasi darah dan begitu juga lengan kanannya dan hidungnya. Saktia hanya bisa menatap Vieeny dengan datar dan kedua kakinya bergetar di karenakan menahan dirinya yang sudah tidak kuat dengan kondisinya yang penuh dengan luka.
Berbeda dengan Vieeny, tidak ada sedikit luka mengiasi tubuhnya dan ia masi terlihat santai dalam pertarungan ini dengan senyuman manisnya ia menatap Saktia.-
"Tolong jaga Yuvia," ucap Kinal.
"Apa kau sudah yakin dengan keputusanmu ini Kinal! Baga---"
"Yah. Aku sudah yakin, aku hidup penuh dengan kegagalan. Bahkan aku tidak mampu mendidik adik-adiku dengan baik, jadi, tolong jangan ganggu urusanku dan aku minta tolong ka kau untuk menjaga Yuvia!" Potong Kinal.
"Jangan berpikiran bo---"
Ucapan Vino terhenti di karenakan secara tiba-tiba Kinal menyengat kepala Vino sehingga Vino dalam sekejap pingsan begitu saja di samping Kinal. Lalu Kinal membuat sebuah bola plasma yang cukup besar untuk melindungi Yuvia dan Vino.
Setelah itu perlahan Kinal menatap ke arah Ikha.
Keheningan pun terjadi. Kini, mereka berdua hanya berhadapan. Tidak ada sepatah katapun yang keluar. Sunyi, tapi perlahan, suara percikan listrik terdengar, dan itu berasal dari Ikha. Aura putihnya kembali meluap menyelimuti dirinya, lalu berubah menjadi benang-benang listrik berwarna hitam yang bergerak mengelilinginya dengan cepat."Jadi kau masu ingin bertarung yah, aku tidak mengerti kebencian macam apa yang melanda kalian berdua," Gumam Kinal.
DRAP!!!
Ikha langsung menyerbu Kinal. Melompat cepat ke arahnya dengan pedang petir hitam di kedua tangannya yang langsung ia tebaskan.
SLASH!!!
Tebasan kedua pedangnya berhasil memotong sebelah tangan Kinal. Entah apa yang terjadu dengan Kinal, ia menerima serangan dari Ikha.
-
"Ugh..." jerit Ve ketika gelang biru yang sebelumnya ia liat menyala dan terasa panas. Tulisan Kinal di gelang tersebut menyala begitu terang. Ve yang melihat benda itu membuat larinya terhenti dan matanya membulat.
"Kinal," gumam Ve panik.
"Ada apa kak Ve?" Ujar Sinka.
Ve tidak merespon perkataan Sinka, dalam sekejap ia berbalik arah dan melesat meninggalkan Sinka, Kyla, dan Yuriva.
"Kak Ve mau kemana!!" Teriak Sinka.
"Bertahan lah Kinal," gumam Ve yang kalihatan begitu panik.
-
Tembakan petir birunya berhasil menembus pundak Ikha. Membuat lengan Ikha yang siap menebaskan pedangnya, terkulai kesakitan. Meski begitu, hal itu tidak membuat Ikha menghentikan serangannya. Lengannya yang lain, ia tebaskan ke arah Kinal. Membuat Kinal terkesiap. Hampir saja tebasannya memenggal kepala Kinal jika saja ia tidak menghindarinya.
“Gitu aja gak kena!” seru Natalia yang langsung bergabung ke tengah-tengah pertarungan tersebut.
Tebasannya berhasil membakar sebagian pundak Kinal, namun tidak terlalu parah. Kecepatan gerak Kinal membuat api yang menempel di pundaknya padam begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Season 2 Hunted (Completed)
FanfictionCerita ini lanjutan dari season 1 nya yaitu "TOP HUNTER". Disarankan untuk membaca season 1 nya agar jalan ceritanya tidak membingungkan untuk anda.