Melody, dan Naomi, mereka berdua saling berhadapan dalam balutan aura mereka masing-masing. Naomi dengan aura putih yang mengelilinginya membentuk bola dengan diameter yang begitu besar. Dihiasi dengan garis-garis biru yang terlihat seperti urat nadi di permukaan bola aura tersebut, konsentari tekanannya begitu terasa di dalamnya. Ditambah dengan Naga es di belakangnya yang berdiri tegak sambil menggeram, kali ini Naomi terlihat lebih dapat menguasai dirinya setelah sebelumnya ia harus menerima serangan-serangan Melody.
Sementara Melody sendiri tidak begitu mengerti atas keadaannya. Ia merasa lebih ringan, dan tidak terlalu merasakan sakit ketika ia mendapatkan serangan yang bisa dibilang cukup telak yang baru saja dilayangkan Naomi kepadanya. Ia juga sadar bahwa ada yang aneh pada auranya, namun ia tidak tahu pasti apa yang tengah terjadi.
“Kau ingat mata itu?” tanya Byakko.
“Apa maksudmu? Jelas Aku ingat mata itu.”
“Jadi kau juga ingat kami?”
“Kami? Kau? Ayolah, Byakko! Ini bukan waktunya bercanda! Tentu saja Aku ingat kau”
“Maksudku… temanku yang lain.”
“Hah?”
“Sepertinya obrolan kalian menarik. Boleh Aku ikut bergabung?” sela Naomi yang kali ini mengambil langkah terlebih dahulu. Gerakanya yang cepat membuatnya berada di hadapan Melody dalam sekejap mata, dan memberinya sedikit celah yang mampu ia manfaatkan dengan baik untuk mendaratkan kembali serangannya yang lagi-lagi tepat di rusuk Melody.
Dan tidak berhenti sampai di situ saja, seolah hal itu adalah pembalasan, Naomi langsung bergerak kembali. Menempel ketat Melody yang terlempar oleh serangannya barusan. Melepaskan serangan-serangan beruntun. Pukulan, tendangan, cakaran dari naga miliknya, juga semburan, dan hujan es tajam dari kepakan sayap sang naga.
“Bagaimana rasanya?!” seru Naomi tidak menghentikan serangannya.
“Sakit!!!”
ZRRAASSHH!!!
Dibawah tekanan Naomi, Melody masih sanggup melancarkan serangan balik. Satu pukulannya berhasil membuat serangan-serangan es Naomi mencair, sekaligus juga melepaskan Byakko yang langsung menerkam Naomi. Namun sayang, Fíorscoth de Glaze menghalangi laju Byakko hingga mereka berdua terlibat pertarungan sendiri.
“Menyingkir kau es batu” Melody langsung melompat. Bergabung dengan Byakko, lalu melepaskan pukulan yang mendarat tepat di leher naga es milik Naomi hingga membuat Naga tersebut terlempar kembali ke posisinya di belakang Naomi.
“Sial! Bagaimana bisa pukulannya membuat naga milikku terlempar begitu mudah?!”
“Jangan kira nagamu itu dapat mengalahkan harimau milikku!!!” Melody dan Byakko bersamaan menerjang Naomi yang masih dalam pikirannya sendiri.
Namun apa yang terjadi justru membuat Melody terkejut. Ia mendapati dirinya dan juga Byakko terlempar. Terhempas oleh hembusan angin yang begitu dingin, rasa sakit yang menusuk hingga ke tulangnya, juga permukaan tanah yang begitu keras dan juga dingin ketika ia terjatuh mendarat di atasnya.
“Aku pernah mengalahkanmu sekali, dan kali ini Aku tidak akan membuat kesalahan membiarkanmu tetap hidup. Scothy, bangun!”
“So, you’re getting really serious now? Why now?”
“Stop blabbering your mouth. Or your thought. Just kill them both.” Geram Naomi.
“You’re the boss.”
DRRAAKKK!!!
Suhu di sekitar mereka tiba-tiba turun begitu drastis, keadaan di sekitar mereka tiba-tiba berubah menjadi lapisan es, bongkahan es, semuanya serba es. Uap-uap air yang beterbangan di udara berubah menjadi salju. Atmosfir di sekitarpun seirama dengan apa yang tengah terjadi, dingin. Sangat dingin, seolah membuat waktu berhenti berputar akibat partikel-partikel yang membeku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Season 2 Hunted (Completed)
FanfictionCerita ini lanjutan dari season 1 nya yaitu "TOP HUNTER". Disarankan untuk membaca season 1 nya agar jalan ceritanya tidak membingungkan untuk anda.