Hunted: Chapter 14 (Manipulator)

713 73 15
                                    


●●●●●●●●●●

BLASH!!!

Satu anak panah berukuran besar tersebut melesat dengan cepat. Tepat menuju Hanna yang berusaha menghindari panah-panah kecil yang lainnya.

“SIALAN!!!” seru Rona.

Kekesalannya nampaknya sudah memuncak. Dengan aura putih yang terpancar kuat darinya, ia berputar. Sama seperti saat ia menghindari panah Shani yang berakselerasi. Namun kali ini, putarannya menciptakan sebuah tornado seukuran tubuhnya dengan dirinya yang menjadi pusat putaran. Di dalam tornado tersebut, ia terlindung dari panah-panah kecil yang berusaha melukainya, dan dari dalam tornado itu juga, ia melepaskan serangan sabitnya. Membelah panah angin Shani dengan sempurna. Juga melukai kaki Shani yang tidak sempat menghindari sabit angin tersebut.

Luka tebas kembali menganga. Kali ini lukanya cukup besar dan dalam. Membuat Shani tidak bisa bergerak secepat biasanya. Meski begitu, ia masih dapat menghindari sabit-sabit angin yang secara membabibuta menyerangnya tanpa henti. Gerakan-gerakan cepat yang ia lakukan demi menghindari serangan tersebut menambah parah kondisi luka yang dialami kakinya.

“Kurang ajar. Tornadonya itu benar-benar membuatku repot. Dan lagi, bagaimana Aku me---! Ah! Semoga cara ini bisa.” Gumam Shani penuh harap.

Ia mendapatkan cara untuk menembus tornado yang mengelilingi Rona. Terlihat jelas dari wajahnya yang masih menunjukkan semangat juang meski tubuhnya dipenuhi luka.

Sambil masih menghindari sabit-sabit angin, ia kembali menarik sebuah panah angin. Namun kali ini, panah angin yang ia siapkan sedikit berbeda. Panah tersebut berputar seperti mata bor. Berputar dengan kecepatan yang tidak kalah luar biasanya dengan putaran tornado Rona.

“Rasakan!!!” geram Shani sambil melepaskan anak panahnya yang melesat begitu cepat.

DRRSSSHH!!!

Putaran tornado yang menyelimuti Rona berhenti seiring dengan terjatuhnya Rona di atas kedua lututnya. Meringis menahan sakit yang diakibatkan oleh sebuah lubang lagi yang menganga di bahu kanannya akibat panah bor yang Shani lepaskan.

Drap!

“Aku dengar kau menebas tangan Yuvia sampai putus.” Gumam Rona yang tiba-tiba berada di hadapannya dengan tatapan mengerikan. Tatapan tajam nan dingin. Layaknya seseorang yang haus darah.

"Sial! Sejak kapan dia ada di sini?!" gumam Shani terkejut.

SLASHH!!!

“AAARRGGGHHH!!!” jeritan kesakitan membuncah liar dari kerongkongan Shani.

Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Rona, yang baru saja dihujam oleh panah bor milik Shani, bisa tiba-tiba berada di hadapannya yang langsung menebas kedua tangannya. Rasa sakit yang luar biasa tak tertahankan membuatnya menjerit sedemikian rupa. Ditambah dengan dua lengannya yang terputus dari badannya akibat tebasan tiba-tiba yang dilancarkan oleh Rona dengan menggunakan pedang angin yang ia rubah bentuknya dari kerambit sebelumnya, membuatnya semakin merasakan nyeri.

--

Mereka yang mendengar jeritan tersebut langsung terhenyak. Sinka, Ve, Yuriva, Kyla, dan yang lainnya, tidak kecuali para mahasiswa-mahasiswi yang tengah mempersiapkan kemah. Mereka semua yang tidak mengetahui asal suara tersebut langsung bergidik ngeri mendengar jeritan pilu menyakitkan itu. Kecuali Melody, Nabilah, Beby, dan teman-teman Shani yang lainnya.

Sinka yang tengah mendampingi Ve dalam menghadapi Stella pun ikut terkejut.

“Sinka! Susul Shani!” seru Ve yang masih menghadapi Stella.

Season 2 Hunted (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang