Hunted: Chapter 51 (Bantuan)

549 61 11
                                    



Nabilah masi terus melihat kepala Naomi yang terpisah dari tubuhnya, ada sedikit kebahagiaan di hatinya karna berhasil mengalahkan Naomi.

“Hihihi... gak nyangka aku bisa ngalahin orang ini,” girang Nabilah.

“Hihihihi... aku juga gak nyangka kalau kau sebodoh ini,”

“Apa!”

BUAK!!!

Nabilah yang tadinya girang, kini di buat terkejut oleh Naomi yang tiba-tiba muncul di sampingnya. Tendangan yang sangat keras berhasil mendarat di pipi kanan Nabilah sehingga membuat ia terhempas cukup jauh.


“Sial! Apa dia masih hidup? Tidak. Tidak mungkin! Aku baru saja menebas kepalanya! Tidak mungkin dia masih hidup! Eh, atau jangan-jangan… arwahnya?! Konyolnya Aku!” geram Nabilah yang tersungkur kesakitan.

PRANG!!!

Kembali Nabilah dikejutkan kembali oleh suara pecah yang kemudian diikuti oleh pemandangan sekelilingnya yang hancur runtuh layaknya cermin pecah. Seluruh gambaran hutan, kehancuran keadaan sekitar, lalu kepala Naomi yang tergeletak, semuanya tidak lain adalah pantulan bayangan dari permukaan es yang berfungsi sebagai cermin.

“Luar biasa. Tidak kusangka kau dapat berinteraksi dengan Phoenix milikmu itu. Padahal setahuku, Phoenix cukup angkuh untuk diajak bekerja sama. Yah, setidaknya itulah yang dikatakan Frieska padaku. Ah, ngomong-ngomong tentang Frieska---“

DRUASHH!!!

Tinju api yang tiba-tiba melayang tepat di pipi Naomi, membuat perkataan kapten penghuni atas tersebut terpotong.

“Ih, gak sopan.” Geram Naomi.

“Oh sial!” seru Nabilah.

BLAASSH!!!

Semburan air yang sangat kencang, dan juga bertekanan berat, kembali berhasi membuat Nabilah terhempas jauh. Ia terlambat menghindari serangan balik dari sebelah telapak tangan Naomi yang terbuka karena ia terlalu terkejut ketika menyadari bahwa serangannya yang mendarat dengan telak, tidak memberikan efek apapun meski sebelumnya, hal itu sudah pernah ia saksikan melalui serangan-serangannya sebelumnya.

Selain itu juga pikirannya masih disibukkan oleh dirinya yang terjebak dalam ilusi cermin yang dibuat oleh Naomi.

“Kurang ajar! Ugh! Sejak kapan ia bersembunyi? Sejak kapan Aku terjebak dalam dunia cerminnya?! Dan bagaimana bisa Aku tidak merasakan sama sekali perbedaan tekanan aura yang terpancar dari Naomi palsu tadi?!”

“Kamu lengah, Bil!” seru suara Phoenix miliknya.

“A’a’a! Dilarang berdiskusi.” Sahut Naomi yang tiba-tiba berada tepat di hadapan Nabilah.
Lagi, kali ini Nabilah mendapatkan hantaman yang cukup keras dari pilar air yang menghujamnya. Seolah tidak diberi kesempatan untuk melancarkan serangan balik, bahkan untuk berdiri, Nabilah kembali tersungkur akibat beratnya tekanan yang ia terima.

“Api, gak akan nyala kalo disiram air. Semua orang tau itu.” ujar Naomi dingin. Ia menatap rendah Nabilah yang basah kuyup. Terjatuh belum berdiri.

“Ya. Semua tau itu. Tapi, kalau apinya lebih besar dari airnya…”

ZRRAASSHH!!!

“Air akan menguap.” Geram Nabilah dengan kobaran api yang kini membara di sekitar tubuhnya. Cukup besar, atau bahkan sangat besar hingga membuat dirinya kembali kering seperti semula.

“Masih nantangin? Tanpa Phoenix?” cibir Naomi.

“Kurasa dengan ini saja cukup.” Sahut Nabilah sambil menyerbu Naomi dengan cepat.

Serangan-serangan jarak dekat yang Nabilah lepaskan, masih dapat dihindari dengan sangat mudah oleh Naomi. Bahkan, terlihat jelas dari ekspresi Naomi yang tengah mempermainkan Nabilah. Ia sengaja tidak melepaskan serangan balasan karena tujuannya bukan untuk segera mengakhiri pertarungan tersebut dengan serangannya sendiri, melainkan menghabisi lawannya ketika lawannya itu telah kehabisan stamina.

“Yakin mau begini terus? Daritadi gak ada yang kena lho.” Ujar Naomi yang masih santai dalam menghindari serangan-serangan yang menghujaninya.

“Kalau begini?!” seru Nabilah melayangkan tinjunya. Kali ini dengan kecepatan yang lebih tinggi.

DRAASSHH!!!

Kobaran api yang menyelimuti tubuhnya, kini membara semakin besar. Semakin liar tak terkendali. Membuat penglihatan Naomi sedikit terganggu dengan warnanya yang merah juga panasnya yang tidak dapat ia tahan begitu saja. Meski begitu, pukulan Nabilah masih dapat dihindari olehnya tanpa sedikitpun kesulitan.

“Terlalu biasa.” Ujar Naomi datar.

Season 2 Hunted (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang