7 - Teman Sekamar

1.3K 109 1
                                    

"Cklek"

Sebelum Lucianna membuka pintu kamar barunya, pintu itu terbuka dengan sendirinya. Di ambang pintu berdirilah seorang gadis berambut cokelat-putih pendek dengan kacamata dan tinggi dibawah Lucianna.

"Penghuni baru kamar ini?" Tanya gadis itu hati-hati. Lucianna hanya bisa menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kaku.

"AKHIRNYAAA!!" Jerit gadis itu senang
Saking senangnya, tanpa sadar dia melompat-lompat di tempat. Kemudian menjabat tangan Lucianna cepat.

"Ma-masuklah! Aku sangat senang karena akhirnya setelah sekian lama, aku mendapatkan teman sekamar!!" Ujarnya sambil menarik tangan Lucianna, menyeretnya masuk ke dalam kamar.

Kamar itu cukup luas, ada 2 tempat tidur dilengkapi dengan 2 meja belajar, 2 buah lemari, serta 2 kamar mandi. Walau tidak seluas kamar Lucianna yang dulu, setidaknya ini sudah lebih dari cukup untuknya, dan gadis ini.

"Ehem... maaf kalau aku lancang sebelumnya. Ini pertama kalinya seumur hidupku, untuk mendapatkan teman sekamar." Ujar gadis itu malu-malu. Lucianna hanya bisa membalas dengan sebuah tawa canggung

"Namaku Roseanne Parkson, 15 tahun. Orang-orang sering memanggilku Rose. Aku duduk di kelas 10-Va. Pengendali elemen angin. Senang bertemu denganmu!" Ujar Roseanne ramah sambil mengulurkan tangannya.

"Na-namaku... Lucianna White, 16 tahun. Terserah padamu ingin memanggilku apa. Mulai besok aku duduk di kelas 11-Re. Aku mengendalikan elemen air. Senang berkenalan denganmu, Rose..." ujar Lucianna canggung sambil menjabat tangan Rose.

"Tidak perlu canggung. Baiklah, aku akan memanggilmu Lucy mulai sekarang. Kau tidak keberatan?" Tanya Rose antusias. Lucianna menggeleng. "Tidak apa, kedua kakakku juga memanggilku begitu."

※※※

"Lucy, kau boleh membereskan barang-barangmu dulu. Tempat tidurmu yang d di samping jendela ya." Ujar Rose lembut. Lucianna mengangguk dan segera membereskan barang-barangnya. Dengan sihir tentunya.

Akhirnya urusan kamar sudah beres. Lucianna merebahkan dirinya sejenak ke tempat tidur barunya. "Tidak buruk..." pikirnya diam-diam.

Lucianna bangkit dari tempat tidurnya, dan berjalan mendekati meja belajar Rose. Disana dia melihat 2 buah bingkai foto. Bingkai foto yang pertama nampak sangat berdebu. Dengan 4 orang yang berada di dalam foto itu. Bisa Lucianna simpulkan bahwa yang berada di foto itu adalah Rose dan keluarganya.

"Kenapa foto ini berdebu sekali, Rose? Ini foto keluargamu kan? Bukankah harusnya dijaga baik-baik?" Tanya Lucianna penasaran. Rose terkejut. "Ah, tidak... kau tidak perlu tahu alasannya." Ujar Rose dingin sambil memeluk boneka beruang berwarna putih miliknya.

Lucianna mengangguk. Dia tidak ingin merusak privasi dari gadis yang notabene adalah teman sekamarnya sendiri. Jadi dia melanjutkan pengamatannya ke bingkai foto kedua.

Berbeda dari yang sebelumnya, bingkai foto itu terlihat sangat bersih dan terawat. Dan di foto itu terdapat Rose bersama 3 orang anak laki-laki. Dengan latar belakang sekolah ini.

"Siapa mereka, Rose? Kelihatannya kalian akrab sekali?" Tanya Lucianna. Rose membetulkan letak kacamatanya. "Mereka bertiga itu temanku sejak kecil. Yang berdiri di sampingku dengan rambut cokelat tua-cokelat muda itu Justin Khliff, 15 tahun." Ujar Rose.

"Pemuda berkacamata dengan rambut hitam-biru itu adalah kakak laki-laki Justin, Mark Khliff, 17 tahun. Dan pemuda yang aneh dan bertampang dingin itu... Rucarion Greene, 16 tahun." Jelas Rose lagi.

"Rucarion? Kenapa perbedaan warna rambutnya itu..." sebelum Lucianna selesai mengucapkannya, ucapannya dipotong oleh Rose.

"Ya, dia memang aneh... ketika perbedaan warna rambut suku Recht pada umumnya itu bercampur antara warna gen rambut, dan warna elemen. Tapi Rucarion berbeda. Warna rambut dan warna elemennya terpisah di bagian kiri dan kanan." Jelas Rose.

"Begitukah? Bagaimana bisa?" Tanya Lucianna. "Katanya dia memiliki entah kelainan atau memang keistimewaan tertentu karena bisa terlahir seperti itu." Jawab Rose.

Lucianna menatap foto itu lama. Tiba-tiba saja Rose menyeletuk, "Kau ingin bertemu dengan mereka, Lucy? Aku yakin mereka akan senang bertemu denganmu." Ujar Rose dengan wajah ceria.

"Jika kau tidak keberatan, baiklah..." ujar Lucianna malu-malu. "Eh, tapi... kau di kelas 11-Re bukan? Lucy?" Tanya Rose. Dibalas dengan anggukan kecil dari Lucianna.

"Rucarion berada di kelas yang sama denganmu. Aku rasa kalian bisa saling menyapa terlebih dahulu. Carion orangnya cukup baik kok..." ujar Rose dengan seulas senyum.

"Carion?" Tanya Lucianna memastikan. Rose hanya mengangguk sambil cekikikan. "Kami memanggilnya seperti itu. Tapi aku rasa kau jangan dulu memanggilnya begitu. Karena dia akan marah." Ujar Rose dengan tatapan sayu. Lucianna hanya mengangguk.

"Hari sekolahku dimulai besok. Apa yang akan terjadi ya? Aku harap... aku bisa memulai tahun dengan baik." Batin Lucianna dalam hati.

Magtera RorantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang