42 - Arhola

718 76 4
                                    

"Yang Mulia, ini sudah terlalu lama!"

"Mereka harus sadar, cepat atau lambat"

"Mereka akan menyadarinya"

※※※

-Sementara itu, di tengah hutan-

"Tch... apa yang salah dengan mereka?! Mereka seperti menganggap semua kucing itu ganas!" Omel Rucarion tidak henti-hentinya semenjak dia berada di tengah hutan. Hanya danau yang tenang dan bunga-bunga di sekitarnya yang menjadi saksi bisu kemarahan pemuda itu.

"Padahal... mereka tidak tahu apa-apa soal itu..." lirihnya sambil ditemani hembusan angin. Sambil mendongakkan kepalanya menikmati tiupan angin itu, Rucarion merogoh saku celananya. Mencari sesuatu yang seharusnya berada di sana. Tapi dia tidak menemukan benda itu.

"Celaka... aku meninggalkannya di kelas..."

﹏﹏﹏

Lucianna sudah memasukkan semua benda-benda Rucarion ke dalam tas pemuda itu. Kecuali jurnal tua berwarna cokelat dan pembatas buku yang terjatuh tadi masih ada di tangannya.

"Buku ini dikunci... aku tidak bisa membukanya. Tapi batu ini... apa?" Ujar Lucianna sambil mengamati pembatas buku Rucarion.

"Rucarion Greene. Hanya itu yang tertulis di kertas ini. Tapi batu ini..."

"Shaatt!"

Dalam hitungan detik kedua benda itu lenyap dari tangan Lucianna. Dengan tatapan horor, perlahan Lucianna menoleh ke belakang. Mendapati sesosok Rucarion Greene menatapnya dengan murka.

"Apa yang kau lakukan?!" Bentak Rucarion kasar kepadanya. Lucianna yang terkejut spontan terlonjak dari kursinya. Gadis itu hanya bisa menggeleng kuat, matanya berkaca-kaca. Dia tidak bermaksud merusak privasi Rucarion.

Melihat bukunya yang masih terkunci, Rucarion merendahkan nada suaranya. "Jangan pernah kau mencoba untuk menyentuh barang milikku!" Ujarnya tegas, Lucianna langsung mengangguk tanda mengerti.

Teringat akan sesuatu, Lucianna merogoh saku vest Rucarion yang tentu saja diiringi oleh teriakan panik dari pemuda arogan itu. Lucianna menemukan hak yang dicarinya. Liontin biru pemberian Mr. Dat padanya.

"Kau!! Sudah gila!!" Teriak Rucarion sambil menutup mulutnya, menyembunyikan wajah memerah miliknya. Belum pernah ada seorang gadis yang berani mendekati dan menyentuhnya sampai seekstrim Lucianna barusan.

"Berikan pembatas bukumu!" Bentak Lucianna tanpa sadar, mengejutkan pemuda fire bender di hadapannya.

"Pembatas buku? Pembatas apa? Ah! Hei!!" Tanpa memberikan kesempatan bagi Rucarion untuk bertanya lagi, Lucianna dengan cekatan mengambil benda yang sedari tadi membuatnya bingung itu.

"Kembalikan itu padaku!!" Teriak Rucarion berusaha merebut kembali batu berwarna jingga kemerahan itu dari tangan Lucianna.

"Dengarkan aku! Lihat!" Lucianna menengahi pertikaian mereka. Sambil menunjukkan batu dari liontin milliknya beserta batu dari pembatas buku Rucarion.

Magtera RorantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang