32 - Penjelasan Rucarion

981 85 0
                                    

Rucarion membuka pintu ruang kesehatan dan menutupnya kembali dengan kesal. Membuat gadis Recht yang berada di dalam ruangan itu terkejut. Namun sedetik kemudian tersenyum canggung ke arah pemuda yang dikenalnya arogan itu.

"Rucarion, kau baik-baik saja?" Tanya seorang gadis yang 90 persen pakaiannya berwarna biru, yang sedang duduk bersandar di tempat tidurnya.

"Hn, begitulah." Jawab Rucarion sekadarnya. Kemudian berjalan ke arah kursi yang tadi diduduki oleh Mr. Dat dan duduk di sana sambil memegangi kepalanya.

Lucianna menatap pemuda itu heran. "Kau tidak terlihat baik-baik saja Rucarion..." ujar Lucianna ragu. Tapi melihat Rucarion yang tampak sangat frustrasi, Lucianna mengerti bahwa pemuda itu sedang butuh waktu untuk menenangkan diri.

Lucianna teringat akan sekeranjang manisan yang Irene buatkan untuknya. Dengan cekatan gadis itu membuka penutup keranjang dan menyodorkannya kepada Rucarion.

"Ini, makanlah. Irene membuatkannya untukku, mungkin kau akan merasa lebih baik." Ujar gadis itu sambil meletakkan keranjang manisan di samping Rucarion.

"Tidak perlu, aku baik-baik saja!" Tolak Rucarion dengan nada tinggi. Lucianna terkejut, tapi dengan cepat dia menenangkan dirinya sendiri.

"Jika kau baik-baik saja..." Lucianna menggantungkan ucapannya. "Jangan bertingkah seperti itu di hadapanku." sambungnya dengan nada lembut. Kedua tangannya menyingkirkan tangan Rucarion yang memegangi kepala merah-putih miliknya sedari tadi.

"Kau itu... selalu saja..." gerutu Rucarion menatap sapphire Lucianna, tapi dia menggantungkan kalimatnya.

"Berhenti bersikap sok perhatian denganku!" Bentak Rucarion tiba-tiba kepada Lucianna.

Lucianna menatap Rucarion heran, dan sedetik kemudian, dengan tangan kosongnya, gadis itu membuat gumpalan air berukuran sedang dan melemparkannya ke arah Rucarion.

'Splassh!'

Untuk ketiga kalinya, seorang Rucarion Greene basah kuyup oleh sihir elemen air dari gadis yang sama. Dengan wajah memerah, pemuda itu menatap garang ke arah Lucianna.

"A-apa-apaan! Kau..." geram Rucarion kesal ke arah gadis itu. Sementara Lucianna hanya menatap tajam ke arahnya.

"Hei, akulah yang seharusnya bilang begitu padamu! Memangnya siapa yang mengerjaiku habis-habisan dari kemarin?! Mengatai aku budak, gadis gila, dan serangga-serangga itu? Juga kejadian di hutan itu? Siapa yang seharusnya mengatakan kalimat 'Jangan sok perhatian padaku' sekarang?!" Ujar Lucianna dengan nada tinggi. Matanya sedikit berkaca-kaca menahan luapan amarahnya.

"Aku hanya menunjukkan sikap balas budiku padamu. Ungkapan terima kasih sudah menemani aku, Irene, dan Xavier dari kejadian tidak menyenangkan tadi. Dan kau malah menganggap semua sikapku itu sebagai sikap 'Sok perhatian'?!" Teriak Lucianna dengan suara parau, bersusah payah menahan air matanya.

Rucarion yang sedang berada dalam kondisi basah kuyup terdiam mendengar setiap kalimat yang terlontar dari mulut gadis biru itu. Pemuda arogan itu menatap mata Lucianna, mencoba mencari keraguan atau kebohongan di dalamnya, tapi tidak menemukan apa-apa.

"Gadis ini memiliki hati yang kuat dan jujur." Pikir Rucarion sambil menatap tanpa ekspresi ke arah Lucianna.

Rucarion menghela napasnya dengan berat. "Aku-" baru ingin mengucapkan sesuatu, ucapan Rucarion langsung dipotong oleh Lucianna.

"Apa? Kau ingin bilang bahwa kau tidak bermaksud seperti itu padaku?! Dan bahwa aku terlalu emosian dan kekanak-kanakkan menghadapi semua candaanmu itu?!" Tanya Lucianna dengan tajam. Rucarion spontan mengangkat kedua tangannya, terkejut dengan perilaku gadis biru itu.

Magtera RorantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang