Bag.10 - Hari Kartini

167K 9.6K 307
                                    

Hari ini tanggal 21 April, tanggal yang begitu penting bagi seluruh wanita Indonesia. Berkat seorang tokoh, wanita-wanita Indonesia kini memiliki kebebasan yang disebut emansipasi wanita.

Tokoh itulah yang membuat wanita-wanita Indonesia bebas dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan maju.

Tanggal 21 April disebut juga hari Kartini. Biasanya untuk merayakan hari tersebut, sekolah-sekolah di Indonesia mewajibkan muridnya datang ke sekolah menggunakan pakaian adat. Salah satunya adalah SMA Nusa Angkasa.

Di SMA Nusa Angkasa, tidak semua murid diwajibkan untuk mengenakan pakaian adat. Hanya murid-murid yang mengikuti perlombaan fashion show pakaian adat saja yang mengenakannya. Murid-murid lainnya hanya diwajibkan mengenakan batik bagi siswa dan kebaya bagi siswi.

Setiap kelas diwajibkan untuk mengirim salah dua anggota kelasnya untuk mengikuti perlombaan fashion show pakaian adat. Dan di kelas X IPA 3 yang terpilih untuk mengikuti lomba tersebut adalah Irgi dan Uma. Sepasang insan yang romantis.

Pagi ini, Irgi dan Uma sudah berhias. Selain menghiasi wajahnya dengan balutan bedak dan alat-alat kecantikan lainnya, mereka juga menghiasi tubuhnya dengan pakaian adat Jawa Barat.

"Kaya mau nikah ya, kita?" tanya Irgi sambil melirik Uma lewat cermin.

"Aminin jangan?" ledek Uma dengan senyum seraya mendekatkan wajahnya ke Irgi.

"Jangan ah."

"Kenapa?"

"Nanti jadi sahabat tapi menikah, hahaha."

"Irgi, bagaimana penampilanku?" tanya Uma sambil bangun dari kursi rias. Menampilkan tubuhnya yang indah dengan pakaian adat Jawa.

"Kau tau kan aku mau bilang apa?" Irgi malah bertanya kembali.

"Cantik, kan?" kata Uma seraya tersenyum.

"Seratus buat kamu ditambah kecupan dahi dari aku," ucap Irgi sambil mendekatkan bibirnya ke dahi Uma. Namun, Uma menjauh dan menolak perlakuan Irgi.

"Eits, nilai seratus aja cukup, kok." katanya sambil menutup bibir Irgi dengan telunjuk.

"Ah elah."

•••

Pukul tujuh, Irgi dan Uma sampai di sekolah. Mereka ke sekolah diantar oleh paman Ata menggunakan mobil. Kebetulan bulan ini, paman Ata sedang mendapatkan cuti kerja. Paman Ata adalah seorang Tentara.

Setelah turun dari mobil, seluruh perhatian orang-orang yang ada di depan gerbang teralihkan oleh mereka.

Irgi terlihat begitu gagah dan tampan, dan Uma terlihat sangat cantik dan ayu dengan pakaian adat tersebut.

"Pangeran dan tuan putri dari mana, nih?" tanya Pak Toto, penjaga sekolah.

"Dari mana Irgi?" tanya Uma.

"Dari rumah."

"Oh, dari rumah," ucap pak Toto sambil ngangguk-ngangguk.

"Mereka murid kelas mana?" tanya seorang lelaki bernama Toro. Dia adalah siswa kelas 12 dan dikenal sebagai pemimpin geng anak-anak nakal di SMA Nusa Angkasa.

"Kalo enggak salah anak kelas sepuluh IPA tiga, Tor," jawab salah satu antek-anteknya.

"Ceweknya cantik, gua harus dapetin."

•••

"Selamat pagiii!" teriak Uma kepada seluruh teman-teman sekelasnya.

"Wuih, artis kita sudah datang," kata Shafa.

"Bener sih inimah, enggak salah kita milih mereka sebagai perwakilan kelas," celetuk Kuro.

"Uma, kamu cantik bangeet," ujar salah satu siswi di kelasnya.

"Makasih," balas Uma seraya tersenyum manis.

"Uma, aku mau nembak kamu hari ini. Kira-kira boleh, enggak?" canda Beny.

"Hmm boleh, kok," jawab Uma, menggoda Beny.

"Jangan Uma, nanti aku sama siapa." Irgi mencegah.

"Hahaha Irgi cemburu woy," teriak Kuro.

"Waah, Irgi cemburu, Irgi cemburu," ledek semua teman-teman kelasnya.

"Hahaha, tenang Gi, aku cuma bercanda kok," kata Beny, "walaupun sedikit serius, sih."

"Katanya cuma sahabat, kok cemburu?" Kuro meledek Irgi sekali lagi.

"Jagain Uma, Gi. Di sekolah ini Uma banyak yang suka." Shafa menasehati Irgi.

"Iya, Fa, Uma mah sebagian nyawaku. Jadi, kalau untuk urusan menjaga dan melindungi dia, itu udah pasti."

"Ro, kenapa ya cewek enggak mau nembak duluan?" tanya Beny.

"Tau tuh, jadi agak sia-sia kan Kartini memperjuangkan emansipasi wanita?"

"Hah, sia-sia kenapa?"

"Ya sia-sia. Buat apa Kartini memperjuangkan emansipasi wanita, kalau sampai sekarang masih aja cowok yang harus nyatain duluan?"

"Waduh, alus juga jawaban lo."

"Hahaha."

~to be continued~

Vote dan komentarnya jangan sampai lupa ya? Walaupun hanya sekedar kata next, itu juga udah cukup kok. Kalau bisa sih kasih tanggapan, hehehe.

Instagram : @gaktaudahlupa






SAHABAT KOK ROMANTIS? (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang