Bag.48 - Paku hitam

96.3K 4.6K 403
                                    

Sekitar 30 menit kemudian, akhirnya mereka semua sampai di tempat tujuan, yaitu di jalan Lavender. Suasana di jalan itu sangatlah sepi, banyak pohon-pohon rindang yang menghiasi tepi jalannya.

Di pertengahan jalan Lavender, terdapat sebuah pertigaan yang mengharuskan rombongan satu dan rombongan dua berpisah.

"Hati-hati semua!" ucap Hans.

"Kalian juga hati-hati," balas salah satu anggota Kurab.

Rombongan satu, yang dipimpin oleh Paman Ata akan segera masuk ke gang pabrik yang jalannya sudah ditaburi paku-paku hitam oleh anak buah Toro. Sebuah tantangan besar bagi mereka untuk bisa melewati jalan tersebut.

"Ini kan gangnya?" tanya Paman Ata kepada ayahnya Uma yang sedang memperhatikan aplikasi maps. Sebagai pemimpin, Paman Ata berada di depan.

"Iya, ini gangnya."

"Ri, coba nyalakan fitur satelit! Zoom-in setiap tikungan yang ada di gang ini. Apakah di setiap tikungan terdapat pabrik atau bangunan?" Perintah Paman Ata kepada ayahnya Uma.

Ayah Uma langsung menjalankan perintah, dia mengamati setiap ujung belokan atau tikungan yang terdapat di dalam gang pabrik melalui aplikasi maps-nya.

"Gang ini memiliki empat cabang jalan, di salah satu cabang jalan tersebut, terdapat sebuah bangunan. Dan ketiga cabang lain, hanyalah jalan menuju sungai." Ayahnya Uma langsung menyampaikan apa yang didapatnya.

"Enggak salah lagi, pasti putrimu ada di dalam bangunan itu."

•••

Terdapat enam mobil yang ada di rombongan satu. Saat mereka sudah masuk 500 meter ke dalam gang pabrik, salah satu mobil mulai tidak enak untuk dikendarai.

"Lu pada ngerasa gak sih, kalau mobilnya agak miring?" tanya Ocit.

"Baru gua pengen ngomong gitu," timpal Jepri.

"Kayaknya ban mobil kita bocor," duga anggota Kurab yang lain.

"Son, berhenti dulu dah!" Jepri memerintahkan Sony, anggota Kurab yang mengendarai mobil tersebut. "Coba kita periksa ban."

Sebelum berhenti, Sony membunyikan klaksonnya dan menyalakan lampu darurat, mencoba untuk memanggil yang lain dan mengisyaratkan kalau ada yang sedang tidak beres dengan mobilnya. Namun, saat Sony membunyikan klakson, Jepri malah memukul kepala Sony dan bicara dengan nada yang sedikit kesal, "Jangan bunyiin klakson, bodoh! Gua yakin ada yang ngawasin kita di sini."

Jepri berasumsi kalau Toro pasti memiliki mata-mata.

Suara klakson dari mobil Sony berhasil mencuri perhatian yang lain, semuanya menoleh ke belakang dan berhenti.

Ocit turun paling awal, diikuti dengan teman-temannya yang langsung memeriksa kondisi ban sebelah kiri. Jepri menyalakan flash ponselnya untuk memperjelas pandangan.

"Gila, lima paku," ujar Sony dengan ekspresi terkejut ketika melihat ban depan mobilnya sudah dilapisi dengan paku-paku hitam tajam.

"Ada apa?" tanya Paman Ata yang baru saja menghampiri mereka.

"Sepertinya gang ini dipenuhi banyak ranjau. Kita harus berhati-hati," selidik Sony.

"Licik juga si Toro, dia menggunakan ranjau paku hitam di malam hari."

"Untuk yang lain, coba periksa seluruh ban mobil kalian!"

Paman Ata memerintah dengan tegas, dan perintahnya langsung dilaksanakan oleh seluruh anggota rombongan.

Setelah diperiksa, ternyata dua mobil lainnya mengalami hal serupa. Untungnya, mobil yang ditumpangi Irgi tidak mengalami hal tersebut, sehingga ia masih bisa melanjutkan pencarian. Mobil Paman Ata juga baik-baik saja, padahal mobilnya melaju paling depan.

Paman Ata mengambil sesuatu dari mobilnya. Ia mengambil sebuah kacamata night vision militer yang biasa digunakan oleh para tentara dalam keadaan gelap. Dengan kacamata itu, seluruh paku-paku hitam yang disebarkan oleh para anak buah Toro akan terlihat dengan jelas.

"Untungnya ada seorang tentara di sini," ujar ayahnya Uma yang kini sedang merasa sedikit beruntung memiliki teman seorang tentara.

"Dengan kacamata ini, semua benda asing yang berbahaya akan terlihat. Sekarang, yang mobilnya masih baik-baik saja, kita jalan lagi! Ketua kalian dan seorang gadis cantik pasti sedang menunggu kita semua," ucap Paman Ata dengan suara yang lantang, mencoba untuk membangkitkan kembali semangat para anggota rombongan.

"Maaf, bukannya meninggalkan teman atau tidak setia, tapi, kita harus bergerak cepat sebelum hal buruk terjadi pada mereka," lanjutnya.

•••

Singkat cerita, mobil-mobil yang seluruh bannya masih baik-baik saja kembali berjalan dan melakukan pencarian. Ocit dan Jepri diajak masuk ke dalam mobil Paman Ata.

Paman Ata meminta mereka untuk mengambil paku-paku yang sekiranya menghalangi jalan. Itu artinya, Ocit dan Jepri harus naik-turun mobil ketika ada paku.

Tikungan demi tikungan, cabang jalan demi cabang jalan sudah mereka lalui. Ada lebih dari 100 paku yang tersebar di sepanjang gang pabrik.

Hingga pada akhirnya, mereka sampai di penghujung salah satu cabang jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hingga pada akhirnya, mereka sampai di penghujung salah satu cabang jalan. Di situ terdapat sebuah bangunan yang dibagi dua, satu berupa gudang, satu berupa pabrik kecil yang kelihatannya sudah tidak terpakai.

"Seram!" ujar Kuro saat melihat bangunan itu.

"Ini kah tempatnya?" tanya Irgi penasaran.

~to be continued~

Jangan lupa vote dan KOMENTARNYA!

Terima kasih untuk kalian yang masih setia membaca dan menunggu :'), jangan kapok, ya? Tunggu terus kelanjutannya!

Maaf Minggu ini cuma bisa update satu kali.

Instagram: @gaktaudahlupa

SAHABAT KOK ROMANTIS? (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang