Bag.27 - Dua pelindung

100K 5.7K 241
                                    

Beny membawa Irgi ke kamar belakang. Di sana terdapat sebuah komputer, kipas angin, kulit jeruk, dan seorang anggota Kurab yang sedang duduk di hadapan monitor.

"Irgi, kau harus mengenal orang hebat ini," kata Beny sambil menunjuk orang tersebut. "Dia adalah Hans, seorang ahli IT muda berbakat yang saat ini mengabdi kepada Kurab."

"Hai." Hans menyapa Irgi tanpa senyum, seolah tak peduli dengan kehadiran Irgi dan dia kembali fokus ke monitor.

"Pinjem hp lu." Beny meminta handphone Irgi.

"Buat apa?" tanya Irgi sambil mengeluarkan handphonenya.

"Sini!" Beny langsung merampasnya dari tangan Irgi.

"WOY!" Irgi berteriak, dia tidak terima dengan perlakuan Beny.

"Keep calm," ucap Beny sambil memberikan handphonenya Irgi ke Hans. "Hans, tolong!"

"Siap Leader."

Hans mulai mengotak-atik handphone Irgi, menyalin sesuatu ke komputernya dan kemudian handphone tersebut dikembalikan.

"Lu ngapain?" tanya Irgi dengan nada kesal.

"Gua cuma nyalin nomor handphone lu, dan beberapa id akun sosmed," jawab Hans dengan santai.

"Buat apa?"

"Begini Gi, Hans membuat sebuah program yang fungsinya mengetahui keberadaan seseorang hanya dengan mengaitkan beberapa akun personalnya.

Dengan terkaitnya akun lu ke program milik Hans, di manapun lu berada, selama masih ada sinyal yang cukup, posisi lu bakal terdeteksi sama dia.

Semua anggota Kurab, udah gua wajibkan untuk mengaitkan email atau akun-akun lainnya ke program ini. Makanya, seperti yang tadi gua bilang, walaupun Toro dan Yogi udah jarang ke sini, gua masih tau di mana posisi mereka," jelas Beny.

"Gua bukan anggota Kurab, jadi, hapus data-data gua dari program itu!" perintah Irgi dengan nada marah.

"Enggak perlu, buat jaga-jaga."

"Tenang bro, enggak akan terjadi apa-apa," timpal Hans.

"Gua bakal tenang kalau kalian gak menyalahgunakannya," balas Irgi, kini nada bicaranya sudah mulai dia turunkan.

"Percaya sama gua," ucap Beny dengan nada yang lembut.

Setelah mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan dari Beny, Irgi memutuskan untuk berjalan keluar markas.

"Mau kemana Gi?" tanya Beny seraya mengikuti.

"Ikutin gua!" perintah Irgi. "Gua mau ngomong sesuatu tentang Uma."

"Iya, ini lagi gua ikutin."

Irgi mengajak Beny menuju ke halaman markas, langkahnya terlihat begitu cepat, tergesa-gesa, seperti ingin menyampaikan sesuatu yang begitu penting kepada sang ketua.

"Ada apa?" tanya Beny saat mereka sudah sampai di tempat yang Irgi mau.

"Gua minta, lu jangan deket-deket sama Uma!"

"Gi, inget posisi lu! Lu itu cuma sahabatnya. Jadi lu enggak berhak buat ngatur orang lain supaya ngejauh dari dia. Dia berhak punya temen cowok selain lu, dan dia juga berhak punya pacar. Uma bukan milik lu, tolong jangan posesif!"

"Bukannya gitu, lu itu bahaya buat kehidupan dia."

"Lu mikir gitu karena gua ketua Kurab? Tenang, Uma bakal gua lindungin. Gua sayang sama Uma. Dan asal lu tau, gua juga cinta sama Uma," kata Beny sambil menunjuk-nunjuk dirinya sendiri seolah dia sangat yakin dengan perasaannya terhadap Uma.

Irgi diam.

"Gi, mari kita lindungi Uma sama-sama. Kita lindungi Uma dari Toro. Lagipula kemarin, semua anggota Kurab udah gua peringatkan untuk tidak berurusan lagi dengan orang itu. Sayangnya, Yogi belum gua bilangin, dia susah banget dihubunginya."

"Tolong jangan ambil peran gua sebagai pelindung Uma!"

"Lu denger gak apa yang tadi gua bilang? Mari kita lindungi Uma sama-sama. Dengan begitu, Uma akan lebih aman. Dia punya dua pelindung sekarang. Toro itu bahaya Gi, lu enggak akan mampu melindungi Uma sendiri. Oh iya, akun-akun Uma juga udah gua kaitkan ke dalam programnya Hans, jadi, dia bakal aman satu kali dua puluh empat jam dalam pengawasan gua dan Hans."

"Ben, kayaknya lu sayang banget ya sama Uma? Sampai-sampai, lu rela melakukan hal sejauh ini demi dia," kata Irgi. "Sekarang, gua percaya sama lu. Mari kita sama-sama lindungi Uma dari Toro."

"Iya Gi. Makasih juga atas kepercayaan lu."

"Oh iya, katanya lu jatuh cinta sama Uma, jadi, kapan lu bakal nyatain ke dia?" tanya Irgi seraya tersenyum palsu. Padahal, dalam batinnya ia berkata, "Ben, kapanpun jawaban lu, gua siap buat melihat dan merasakan rasa sakit saat nanti lu nyatain perasaan itu ke Uma."

~to be continued~


Selamat hari raya idul Fitri ya bagi yang merayakan? Saya minta maaf karena sering ngegantungin kalian dengan kalimat to be continued, hehehe.

Jangan lupa vote dan komentarnya. Mudah-mudahan bagian ini mencapai 100 komentar, Aamiin.

Instagram: @gaktaudahlupa

SAHABAT KOK ROMANTIS? (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang