Bag.65 - Bertemu Toro

66.1K 3.9K 457
                                    

Desember telah datang, angin kencang yang dingin serta hujan adalah suasana khas yang selalu hadir di bulan ini. Bulan Desember adalah bulan yang paling difavoritkan oleh lebih dari sebagian orang di dunia.

Irgi sedang menikmati liburan semester ganjilnya, hari ini dia berencana menjenguk Toro yang tentunya masih mendekam lucu di penjara. Pagi ini Irgi sudah menyiapkan dirinya, dia akan pergi ke sana bersama Tara. Mereka sengaja datang pagi-pagi untuk menghindari antrian yang panjang.

Irgi menumpang di mobilnya Tara. Mereka berangkat sekitar jam delapan. Tara mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi, jiwa bar-bar tetap melekat pada dirinya.

25 menit kemudian, mereka tiba di lembaga pemasyarakatan. Untungnya saat mereka tiba di sana antriannya masih sedikit.

Irgi dan Tara langsung berjalan  menuju petugas kunjungan. Di sana mereka dimintai foto kopi KTP atau SIM sebagai bukti identitas diri. Irgi belum mempunyai KTP karena masih dalam tahap pembuatan. Sebagai gantinya, ia harus menyerahkan foto kopi kartu pelajar.

Setiap pengunjung hanya diberi waktu lima menit untuk menjenguk narapidana. Tentunya dalam waktu yang sesingkat itu, pengunjung tidak bisa bicara banyak kepada mereka.

"Lu mau ngomong apaan sih sama Toro?" tanya Tara penasaran.

"Dengerin aja nanti," jawab Irgi singkat.

Setelah sekitar setengah jam menunggu, akhirnya tiba giliran mereka untuk masuk ke ruang kunjungan. Sebelum masuk ke sana, Irgi dan Tara harus menjalani pemeriksaan barang bawaan dan body checking.

"Silahkan," ujar petugas kepada mereka setelah melakukan pemeriksaan.

Toro sudah menunggu di ruang kunjungan. Dia duduk tegap dengan badan besarnya yang kini terlihat sedikit mengecil. Enam bulan sudah dia berada di dalam ruangan kubus yang terbuat dari besi.

"Masih gemuk aja lu di sini?" Tara basa-basi dengan nada meledek.

"Nggak usah basa-basi, omongin aja apa yang lu mau omongin," balas Toro ketus. "Ada apa emang?"

"Urusan lu sama dia," jawab Tara sambil menunjuk Irgi.

"Kenapa lu?"

"Uma hamil," ucap Irgi.

"Ya, terus?" Toro malah bertanya dengan nada yang menyebalkan.

Melihat reaksi Toro yang terkesan tidak peduli, membuat Irgi geram dan langsung membentak.

"Hah, terus? Cuma gitu aja reaksi lu? Emang dasar bajingan! Lu harusnya tuh mikir, lu tau gak seberapa menderitanya dia setelah lu ngelakuin itu? Nafsu lu tuh kayak binatang. Bagi gua lu adalah seburuk-buruknya manusia. Lu gak tau kan, kondisi Uma gimana sekarang? Jelas aja lu gak bakal tau! Lu itu gak punya otak, gak punya hati, gak punya perasaan! Lu itu cuma lemak yang dikasih nyawa! Gua sebagai orang yang sayang sama dia, ngerasa kasihan. Dia yang harusnya masih duduk di bangku sekolah, dia yang harusnya masih menikmati masa mudanya bersama teman-temannya, dia yang harusnya hanya memikirkan kebahagiaan, sekarang malah jadi murung. Lu udah merenggut hal-hal penting dari dia. Kalau aja ngebunuh orang nggak dosa, udah gua bunuh lu sekarang!" Irgi mengatakan itu semua dengan amarah yang meluap, matanya berkaca-kaca, nafasnya lebih cepat.

Untungnya, Irgi dan Toro dipisahkan oleh jeruji. Kalau tidak, mungkin Irgi sudah memukulnya dari tadi.

"Perkiraan dia akan melahirkan adalah sekitar akhir Februari sampai awal Maret. Gua gak bisa bayangin dia harus melahirkan tanpa ada suami di sampingnya, dia harus berjuang sendirian untuk merawat anaknya. Maaf kalau omongan gua terdengar lebay, tapi emang begini adanya," imbuh Irgi dengan suara yang lebih pelan.

"Terus mau lu apa? Gua harus nikahin Uma, gitu?"

"Enggak! Enak aja lu. Gua cuma mau lu tau hal ini. Tujuan dari gua ngasih tau ini adalah, kalau nanti lu udah bebas, tolong jangan pernah ganggu Uma dan anak itu."

"Waktu habis. Silahkan keluar!" ujar petugas.

"Selamat siang, Toro, have a nice day," ucap Tara seraya meninggalkan ruang kunjungan.

~to be continued~

Jangan lupa vote dan KOMENTARNYA ya?

Iya tau, pendek. Tapi, bener 5 menit kan waktu bacanya? Sama kayak batas waktu kunjungan hehehe.

Tunggu terus kelanjutannya!

The end is near.

Instagram: @kbbkay dan @gaktaudahlupa

SAHABAT KOK ROMANTIS? (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang