Bag.19 - Target menghilang

116K 5.8K 111
                                    

Uma berpesan sebelum Irgi pergi ke loket, "Nanti pesan kursi bagian D atau E, ya?"

"Kalau habis?"

"Hmm, kalau habis, ya, enggak jadi."

"Kenapa?"

"Aku kurang cocok sama filmnya."

"Terus, kenapa maksain nonton?"

"Aku mau ngerasain nonton sama kamu di bioskop, berdua. Kita udah sahabatan lama, tapi, hal kecil kayak gini aja belum pernah kita lakuin," jawab Uma jujur.

"Aduh, maaf ya, Uma? SMP kan aku sibuk silat. Jadi, enggak pernah punya waktu buat kamu."

"Yaudah, cukup ngomongnya, cepat sana ke loket."

"Aku akan usahain buat dapet kursi D atau E buat kita," kata Irgi dengan senyum seraya mulai berjalan menuju loket.

Irgi mulai mengantre. Antrean hari ini cukup panjang, karena, film horor yang jalan ceritanya diadaptasi dari urban legend itu, baru saja dirilis tiga hari yang lalu.

Sepuluh menit kemudian, Ocit pergi ke loket dan ikut mengantre. Dia berada di barisan yang sama dengan Irgi namun posisinya selisih lima orang di belakang Irgi. Cukup jauh.

Singkat cerita, Irgi sudah selesai mengantre, dan dia kembali ke Uma dengan wajah kecewa.

"Maaf Uma, bagian D dan E sudah terjual habis. Film horor itu laku keras. Ada sih sisanya, tapi jauh-jauhan. Aku yakin, kalau jauh-jauh gitu, kamu enggak akan mau. Jadi, aku batalin aja," ucapnya dengan nada kecewa. "Maaf, ya, Uma?"

"Iya, enggak apa-apa." Uma memaafkan Irgi seraya menunjukkan senyum hangatnya, membuat perasaan Irgi yang tadinya merasa bersalah menjadi sedikit lebih tenang. "Kita makan aja yuk, aku laper."

"Ayuk! Sama, aku juga laper." Irgi menerima tawaran Uma.

Ocit tidak tau kalau sebenarnya Irgi dan Uma tidak jadi menonton film. Dia tetap mengantre dengan sabar dan teman-temannya setia menunggu dan mengawasi.

"Bro-bro Jep, target pergi dari bioskop," kata Kenza.

"Ikutin gak nih?"

"Kalau kita ikutin, nanti si Ocit nyariin."

"Gini, lu milih Ocit apa milih target?" Jepri membuat dua pilihan untuk Kenza.

"Gua intai target, lu tungguin Ocit. Nanti, kalau ada apa-apa, hubungin gua aja," jawab Kenza sambil mulai berjalan dan mencari Irgi dan Uma yang sudah hilang dari pandangannya.

Irgi dan Uma menuju food court yang letaknya tidak jauh dari bioskop. Saat mereka tiba, handphone Irgi berdering dan ketika dilihat itu adalah telepon dari Bibi Hesti.

"Gi, cepet pulang, Pau sakit nih."

"Yah, Bibi, aku baru mau makan nih sama Uma. Emangnya si Pau kenapa?"

"Pau mencret, dikasih makan juga enggak mau. Dia juga hari ini lemas banget, Gi, tiduran terus."

"Waduh, yaudah Bi, aku pulang sekarang," kata Irgi sambil bangun dari tempat duduk. "Uma, maaf, kita harus pulang. Pau sakit, aku harus bawa dia ke dokter."

Uma sedikit kecewa mendengar apa yang Irgi katakan. Tapi, apa boleh buat, Irgi tidak hanya menyayangi dirinya saja. Irgi juga harus membagi waktu dan kasih sayang kepada yang lain.

Untungnya, Uma adalah seorang wanita yang mengerti keadaan. Mungkin, kalau dia memiliki sifat egois, dia pasti akan mengatakan, "Kamu lebih milih Pau daripada aku?"

"Aku mau ke dokter hewan, kamu jangan ikut," kata Irgi ketika di perjalanan.

"Iya," jawab Uma singkat tanpa ekspresi.

•••

"Maaf Bang Toro, kita kehilangan target," kata Kenza dengan suara seperti orang takut.

"Bego banget, si! Ngikutin mereka aja enggak becus." Toro memarahi Kejepit lewat telepon. "Katanya kalian profesional."

"Tapi Bang, kita sudah dapat sedikit informasi mengenai target. Jepri sama Ocit udah ngintai mereka dari tadi pagi. Jadi, kami rasa informasi yang kami punya cukup berguna walaupun sedikit."

"Yaudah, nanti, lu kirimin aja info-infonya. Gua ada di markas sama si Beny."

"Iya Bang, ini kita mau ke markas."

"Tapi, nanti, pas lu ngasih info tentang Irgi dan Uma usahain si Beny jangan sampe tau."

"Siap Bang."

Telepon ditutup.

"Sial banget hari ini, udah beli tiket sampe minjem duit. Eh malah enggak jadi nonton," kata Ocit.

"Gua enggak mau tau, duitnya tetep lu ganti, ya?" Jepri memaksa Ocit.

~to be continued~

•••

Udah deket sama konflik nih, ditunggu ya kelanjutannya!

Maaf updatenya lama, sibuk soalnya, hehe.

Jangan sampai lupa vote dan komentarnya ya?

Instagram: @gaktaudahlupa

SAHABAT KOK ROMANTIS? (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang