Bag.12 - Pemimpin geng VS Sang pelindung

137K 7.7K 95
                                    

"Uma kok lama ya?" gumam Irgi diiringi perasaan gelisah. "Kuro, sini!"

"Apaan Gi?"

"Temenin gue yuk?"

"Kemana?"

"Toilet cewek."

"Wah, gila lu, mau ngapain?" tanya Kuro dengan nada terkejut.

"Mau liat Uma. Dia lama banget ke toilet, perasaan gue jadi enggak enak."

"Mungkin dia BAB dulu kali," ucap Kuro.

"Udah ayo, temenin gue!" kata Irgi sambil menarik tangan Kuro.

"Udah, lepas, jangan pegangan tangan. Jijik gue."

Irgi dan Kuro menuju toilet wanita. Ada perasaan khawatir dan risih yang dialami hati Irgi selama menuju ke sana. Irgi berjalan begitu cepat seperti setengah berlari.

"Gi, tungguin."

Saat Irgi sudah dekat dengan toilet wanita, dia melihat dua orang kakak kelas dengan seorang siswi yang kelihatannya sedang meronta dan dalam bahaya.

"Gi, itu Uma bukan, sih?" kata Kuro.

"Wah, sialan!" ucap Irgi dan kemudian dia berlari menuju dua orang kakak kelas tersebut.

Irgi menyadari kalau wanita yang sedang meronta tersebut adalah Uma. Dan, tanpa berpikir panjang dia langsung berlari seraya mengepalkan tangannya untuk langsung memukul orang yang menyakiti Uma.

Waktu SMP, Irgi pernah ikut ekstrakurikuler pencak silat. Dia juga pernah menjuarai lomba pencak silat tingkat provinsi.

"WOY LEPASIN!" teriaknya saat sudah tepat berada di belakang Toro.

Saat Toro menoleh, Irgi langsung memukul wajah Toro dengan keras. Perkelahian terjadi. Toro membalas pukulan Irgi, namun Irgi mampu menahannya. Irgi mencoba untuk membaca gerakan dan serangan dari Toro.

"UMA, LARI! Cepat panggil orang-orang," perintah Kuro.

Uma langsung berlari, meminta pertolongan kepada siapapun yang ada. Dan kebetulan, saat itu, dia menemui dua orang guru laki-laki yang sedang berjalan di lorong.

Perkelahian antara Irgi dan Toro masih terjadi. Yogi dan Kuro berusaha untuk memisahkan, namun, apa daya, mereka kalah kuat dan akhirnya perkelahian tidak bisa dihentikan.

Irgi dan Toro terus beradu pukul. Mereka sama-sama kuat. Toro si pemimpin geng dengan Irgi si pelindung Uma.

Pelipis Irgi terlihat memar karena terkena pukulan yang sangat keras dari Toro. Irgi berusaha menjaga jarak agar dirinya bisa mendapatkan posisi yang baik untuk menyerang.

Belum ada yang tumbang dalam perkelahian tersebut. Irgi sedikit berlari mundur, mengambil ancang-ancang dan kemudian dia menendang wajah Toro dengan sangat keras yang membuat bibirnya langsung mengeluarkan darah. Toro tidak lantas jatuh, dia masih berdiri tegak. Sulit untuk menjatuhkan orang sebesar dia.

Setelah menerima tendangan tersebut, amarah Toro semakin meluap. Toro berusaha membalas, dia melakukan pukulan beruntun, dan untungnya Irgi mampu menahannya.

Irgi sudah merasakan nyeri pada tangannya karena terus menahan pukulan Toro. Dan mungkin, jika Toro melakukan pukulan beruntun lagi, Irgi tidak akan mampu menahannya.

"DASAR BRENGSEK, NGAPAIN LU NYAKITIN UMA?" maki Irgi di sela-sela perkelahiannya.

Toro tidak menjawab. Dia tetap fokus pada pertarungan.

"JAWAB!" amarah Irgi semakin menjadi. Dia sudah tidak bisa mengontrol nada bicaranya.

"JANGAN BANYAK BACOT!" jawab Toro dengan berteriak sambil melakukan pukulan beruntun kembali.

Tangan Irgi sudah lemas, jika dia harus menahan pukulan beruntun lagi, dia pasti akan kalah.

Irgi berusaha mengakali, dia bergerak dengan lincah untuk menghindari pukulan. Tetapi, tentunya, apa yang Irgi lakukan tidak semulus apa yang dia pikirkan.

Diam-diam Yogi sedikit berjalan. Ikut dalam pertarungan dan menendang kaki Irgi dengan kencang dari sisi belakang.

Setelah menerima tendangan tersebut, Irgi terjatuh cukup keras dengan posisi tertelungkup. Tentunya, saat lawannya tumbang, Toro tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia langsung membalikkan badan Irgi dan kemudian memukul wajah Irgi berkali-kali dengan keras.

"WOY," teriak Kuro sambil menunjuk Yogi, bersiap untuk beradu kekuatan. "Beraninya dari belakang lu, BANCI."

Kuro memukul perut Yogi secara tiba-tiba dan Yogi pun langsung terjatuh karena rasa sakit yang dideritanya.

Setelah Yogi terjatuh, Kuro langsung berlari ke arah Irgi untuk menolong. Namun, ketika Kuro ingin menolong, tiba-tiba datanglah dua orang guru laki-laki beserta beberapa anak murid yang mengiringi untuk memisahkan perkelahian mereka.

"BERHENTI!" perintah pak Heru.

Walaupun sudah diperintahkan untuk berhenti, tetapi Irgi dan Toro tidak menghiraukan. Toro tetap terus memukuli Irgi hingga wajah Irgi menjadi babak belur.

"Pisahkan mereka!"

"Baik, Pak," sahut anak-anak murid.

Perkelahian berakhir, namun, ini belum sepenuhnya.

"Kalian ikut Bapak ke ruang BK!" perintah pak Heru kepada Irgi, Kuro, Toro, dan Yogi.

"Aku mau ikut," sergah Uma.

~to be continued~

•••

Jangan lupa vote, komentar, dan tanggapannya. Terimakasih :).

Instagram: @gaktaudahlupa

SAHABAT KOK ROMANTIS? (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang