Bag.16 - Hai Beny

127K 7K 148
                                    

Kuro pergi menuju toilet.

Irgi terdiam, memikirkan sesuatu mengenai apa yang baru saja dia dengar dari Kuro.

"Kenapa Beny bisa jadi ketua geng bar-bar, ya? Dia kan bukan siswa yang nakal." Pikir Irgi.

"Hey, kenapa?" tegur Uma halus, mengaburkan lamunan Irgi.

"Enggak."

"Uma, masa kemarin Buaya ngajak aku jalan," Shafa tiba-tiba nimbrung.

"Wiih, kemana?"

"Ke rumah Beny doang, nyari informasi. Kirain mau ngajak nonton, malah aku udah dandan lagi," keluh Shafa.

"Hahaha, emang kamu mau kalau diajak nonton sama Kuro?" tanya Uma.

"Mau, asal dibayarin mah, hehehe."

Mendengar percakapan tersebut, Irgi jadi terpikirkan sesuatu. Yaitu, sepulang sekolah, dia berniat untuk mengajak Uma pergi terlebih dahulu.

"Uma, pulang sekolah nonton yuk!" ajak Irgi. "Kita nonton pakai uang hadiah lomba."

"Hah, nonton? Ayuuuk!" balas Uma dengan nada manja.

"Sahabat kok gini, sih?" tanya Shafa dalam batinnya.

•••

Beberapa menit kemudian, Kuro kembali dari tempat relaksasinya. Kebetulan, pelajaran pertama Senin ini tidak ada gurunya. Jadi, para siswa-siswi kelas sepuluh IPA tiga bisa bersantai lebih lama.

"Ro, nanti sore gue mau nonton sama Uma, ikut enggak?" kata Irgi.

"Tuh, kaya Irgi orang mah, punya sahabat cewek diajak nonton," celetuk Shafa.

"Jangan gitu, Shafa. Mungkin Kuro enggak punya uang."

"Uuh, Uma pengertian deh, jadi suka," ucap Kuro.

"Suka, suka, enggak sudi gue kalo lo jadi pacar Uma!" kata Irgi dengan tegas.

"Ih atuh si Irgi teh galak pisan. Bukan apa-apa tapi merasa memiliki, bukan siapa-siapa tapi mencemburui."

"Tuh, kaya Irgi orang mah, melindungi sahabat ceweknya. Inimah sahabatnya diganggu malah diam aja." Lagi-lagi Shafa membandingkan Kuro dengan Irgi.

"Aing teh merasa terhina disini, pergi ae lah," gumam Kuro pelan.

"Shafa, setiap orang punya cara melindungi masing-masing. Mungkin Kuro melindungimu dengan cara yang berbeda."

"Diamku adalah caraku melindungimu, Shafa," ucap Kuro melakukan pembelaan.

Saat mereka tengah mengobrol, tiba-tiba Beny datang untuk ikut masuk ke dalam percakapan, "Ada apa nih, kayaknya seru," kata Beny sambil merangkul Irgi yang sedang duduk di kursinya.

Beny adalah siswa yang ramah, baik, asik, pintar, dan ada beberapa sifat misteriusnya yang belum teridentifikasi. Beny pintar, namun sayangnya dia malas. Beny duduk di kursi pojok paling belakang. Dia duduk bersama Wawan, orang-orang bilang, Wawan adalah abang-abangan atau pemimpin angkatan kelas sepuluh sekarang.

Kembali ke Beny. Beny sering tertidur di kelas dan jarang memperhatikan guru. Namun, saat guru bertanya, Beny mampu menjawab. Beny mendapat peringkat ke-tiga di kelas, mungkin, kalau Beny merubah sifat malasnya, Beny bisa mengalahkan Uma, yaitu, menjadi yang pertama.

"Mau ikut nonton enggak, Ben?" tawar Uma.

"Kapan, Beb?" tanya Beny ke Uma.

"Pulang sekolah."

"Waduh, enggak bisa, ada urusan."

"Penting?"

"Penting banget, Beb. Sepenting akad nikah kita nanti," goda Beny.

"Sst, nanti ada yang marah," kata Kuro ke Beny dengan suara seperti berbisik.

"Ben, nanti pulang sekolah ada yang mau gua omongin sama lu," kata Irgi.

"Tuh, kan, marah dia," ledek Kuro.

"Irgi, pulang sekolah, kan, kita mau pergi," sergah Uma.

"Cuma sebentar, kok."

"Dibilangin aku tuh ada urusan," kata Beny ke Irgi dengan nada imut.

"Sebentar doang, tolong, ada sesuatu yang mau gua tanyain," balas Irgi dengan serius.

"Oke, janji, ya, jangan lama-lama," kata Beny sambil mengulurkan jari kelingking sebagai tanda janji.

"Jangan sok imut gitu lah, Ben. Geli gua," sergah Kuro.

~to be continued~

Apa yang akan Irgi tanyakan ke Beny? Tunggu kelanjutannya!

Selamat menunaikan ibadah puasa. Saya mohon maaf bila ada kesalahan.

Budayakan vote dan komentarnya, hehe.

Instagram: @gaktaudahlupa

SAHABAT KOK ROMANTIS? (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang