Bag.26 - Markas

107K 5.4K 264
                                    

Pagi ini, Irgi sudah siap untuk pergi sekolah. Sarapan sudah, seragam siap, motor sudah dipanaskan, dan saatnya untuk menjemput Uma yang letak rumahnya hanya berseberangan dari rumah Paman Ata.

"Uma!" teriak Irgi dari depan pintu rumah sahabatnya.

Tidak lama kemudian, ibunya Uma keluar.

"Uma udah berangkat, Gi. Tadi dijemput sama temennya naik mobil," kata Ibunya Uma.

"Cowok, Bu?"

"Iya, cowok."

"Enggak salah lagi si Beny inimah," batin Irgi.

"Yaudah Bu, Irgi berangkat," ucapnya sambil mencium tangan ibunya Uma.

"Hati-hati."

•••

Di hari ini, Shafa datang lebih dulu bersama kelompok piketnya. Sama seperti sekolah pada umumnya, sebelum pelajaran dimulai, kelas harus terlihat bersih dan rapih.

Shafa kebagian tugas membersihkan meja barisan pojok. Saat dia sedang membersihkan mejanya Beny dan Wawan. Shafa menemukan sebuah kertas yang sepertinya berisi rayuan atau gombalan untuk Uma.

Uma, nanti, kalau misalnya kita gak jodoh, jodohin aja anak kita, atau enggak, aku jadi tetangga kamu, terus kita selingkuh.

Dilihat dari gaya pemikirannya, Shafa berpendapat kalau kertas itu adalah kertas milik Beny.

"Dasar ketua geng, pikirannya cerdas tapi licik," gumam Shafa sambil melemparkan kertas itu ke tumpukkan sampah yang sedang disapunya.

Sebelumnya, Beny, Kuro, dan Shafa pernah satu kelas waktu SMP kelas tujuh. Mereka sudah tahu sifat masing-masing. Dan di SMA ini, hanya Kuro dan Shafa saja yang tahu bagaimana sifat asli Beny. Karena sekarang, Beny hanya sedang memakai topeng dengan berpura-pura menjadi siswa yang ramah.

Walau begitu, Beny bukanlah orang yang jahat. Dia brutal, namun, brutalnya mampu dia kendalikan. Dia tidak pernah kasar terhadap wanita. Salah satu bukti kalau dia begitu peduli dengan wanita adalah, dia mengajukan perdamaian dengan SMA Em-plus delapan bulan yang lalu.

Beny pernah berkata kepada Kuro kalau dia juga ingin melindungi Uma dari anggota-anggota gengnya yang sudah terlanjur menjadi wayangnya Toro untuk mengintai Uma.

Tidak semua anggota Kurab menjadi wayangnya Toro, kira-kira hanya sekitar lima saja.

•••

Sepulang sekolah, Beny ingin menepati janjinya kepada Irgi, yaitu, dia akan membawa Irgi ke markas Kurab.

Irgi begitu penasaran dengan orang-orang yang ada di sana. Namun, tujuan utamanya pergi ke markas Kurab adalah untuk bertemu lagi dengan Toro dan Yogi.

Markas Kurab berada di pojok pedesaan. Mereka memiliki markas berupa bangunan kosong dua lantai yang terlihat cukup angker.

Bangunan tersebut terlihat seperti rumah besar yang memiliki banyak ruangan di dalamnya.

Suasana di sekitaran markas sangatlah sepi, tidak ada warga yang berlalu-lalang di sana.

"Markas ini adalah rumah lama dari pendiri Kurab yang ditinggalkan oleh dirinya dan keluarganya. Kurab didirikan enam tahun yang lalu oleh Tara Alfian," jelas Beny kepada Irgi saat mereka sudah sampai markas.

"Ini ruang tamu, lihat! Itu adalah foto-foto ketua Kurab. Selama enam tahun, Kurab sudah memiliki empat ketua termasuk gua," lanjutnya.

"Dimana anggota-anggota Kurab?" tanya Irgi.

"Mereka ada di lantai dua. Biasa, ngerokok," jawab Beny.

"Lu ngerokok enggak?"

"Iya, tapi jarang."

"Toro sama Yogi di atas juga?"

"Toro udah keluar Kurab satu Minggu yang lalu. Kalau Yogi, dia udah jarang kesini, walaupun begitu, posisi mereka berdua masih gua ketahui," jawab Beny. "Gua mau ngenalin lu sama salah satu anggota Kurab yang hebat."

"Siapa?" tanya Irgi penasaran.

"Ikutin gua!"

Beny masuk lebih jauh, mengajak Irgi untuk mengeksplor markas tersebut. Dia membawa Irgi ke sebuah kamar, kamar yang terletak di bagian belakang rumah.

•••

"Gi, hati-hati sama Beny," ucap Kuro saat Irgi ingin pergi ke markas Kurab.

•••

~to be continued~

Tunggu terus kelanjutannya ya? Jangan lupa vote dan komentarnya. Komentarnya yang banyak dong, hehehe. Terimakasih.

Instagram: @gaktaudahlupa

SAHABAT KOK ROMANTIS? (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang