Perhatian: Bacanya pelan-pelan!
Pintu kamar bedah dibuka, menandakan operasi telah selesai dilakukan. Semua yang ada di luar ruangan langsung menatap dokter yang menangani proses kelahiran Uma.
Mereka menatap dokter itu dengan tatapan penuh tanya dan harap. Menunggu jawaban baik dari dokter tersebut.
Fahri menghampiri dokter setengah baya itu untuk menanyakan keadaan anak dan juga bayi yang dikandung oleh anaknya. Irgi mengikuti di belakang.
"Laki apa perempuan, dok? Keduanya selamat, kan?" tanya Fahri dengan tatapan tegang dan penuh harap.
"Selamat!"
"Alhamdulillah!"
Irgi yang berada tepat di belakang Fahri sudah tidak sabar ingin melihat keadaan sahabatnya. Dia menerobos masuk ke ruangan serba putih itu. Irgi diantar oleh seorang asisten dokter untuk menemui Uma, dia berada di ruangan sebelah kanan kamar bedah.
Ketika menginjakkan kaki di ruangan tersebut, Irgi melihat sahabat kesayangannya sedang menggendong bayi di dadanya seraya berbaring. Uma mendekap bayi itu dengan hangat. Uma tersenyum sayu kepada Irgi, lama kelamaan senyumnya menggetir, bibirnya bergetar. Uma menangis. Air mata bahagia mulai membasahi pipinya.
Irgi turut meneteskan air mata seraya mendekati Uma. Uma mengucapkan terima kasih kepada Irgi. Terima kasih atas dukungan dan perlakuan baik selama Uma mengandung.
"Kamu berhasil, kamu benar-benar berhasil," ucap Irgi lirih seraya menatap wajah lelah Uma. Beberapa kali, ia juga terlihat menyeka air matanya. "Sini, biar aku aja yang gendong. Kamu butuh istirahat."
Kerabat Uma yang lain pun mulai memasukki ruang bedah, suasana haru menghiasi ruangan tersebut.
"Sama Pai dulu, ya?" kata Uma kepada bayinya.
"Pai?" tanya Irgi bingung saat dirinya dipanggil Pai.
Melihat Irgi yang kebingungan, Shafa mendekatkan dirinya ke Irgi untuk membisikkan sesuatu. "Itu panggilan ayah dalam bahasa Portugal."
"Ayah? Apa itu berarti?" tanya Irgi sekali lagi, dia terharu.
"Iya, Uma mau kamu menjadi ayah dari anak-anaknya."
Jawaban Shafa berhasil membuat dada Irgi terasa sesak. Bahagianya sudah di luar batas. Dia meneteskan air mata lagi bersama senyum yang mengambang di wajahnya.
"Sebentar lagi aku akan masuk ke ruang pemulihan. Tolong jaga bayinya," pesan Uma.
"Iya, kami semua akan menjaganya."
Fahri mendekati Irgi, dia mau menggendong bayi itu juga. Irgi memberikan bayi itu ke Fahri dengan sangat hati-hati.
Keadaan bayi tersebut masih merah, bayi itu sudah berhenti menangis. Dia sedang tertidur.
Setelah bayi itu berada di tangannya, Fahri mulai mendekatkan mulutnya ke telinga kanan bayi tersebut untuk di-adzani.
"Kenapa nangis, Gi?" tanya Kuro.
"Gua terharu, Ro. Selain itu, gua juga ngerasa sedih."
"Lah, sedih kenapa?"
"Nama panggilan gua jadi hampir mirip sama kucing. Ibaratnya mah, ada plus-minus-nya lah," jawab Irgi.
"Yeeh kaos kutang! Gua kira sedih kenapa," seru Kuro.
"Boker sono lu!"
"Enggak pengen, Gi."
•••
Tiga hari kemudian, Uma diizinkan pulang. Bayi itu akan segera menemui rumahnya. Uma menggendong bayi tersebut dengan penuh kasih sayang dan kehangatan.
Walaupun bayi tersebut tercipta karena suatu hal yang tidak menyenangkan, namun, Uma tetap menyayangi bayi tersebut seperti bayi yang dibuat karena persetujuan.
Naluri seorang ibu akan selalu menyayangi anaknya walau bagaimanapun kondisinya.
Uma melahirkan seorang bayi yang cantik, lucu, dan berkulit putih seperti dirinya. Bayi tersebut juga memiliki tubuh yang subur seperti ayah kandungnya.
Uma pulang bersama ayah-ibunya, Irgi berada di rumah kala itu. Dia sedang berada di balkon bersama kucing kesayangannya. Menatap jalanan kosong sambil makan salak.
"Mau salak gak, Pau?" tawar Irgi.
"Meong." Pau menolak.
"Pau, nanti bantuin Irgi buat jagain anak Uma, ya?" ucap Irgi kepada kucingnya. "Irgi nanti bakalan dipanggil Pai. Mirip sama nama kamu. Serasa jadi punya kembaran."
Tidak lama kemudian, Uma tiba di rumahnya. Melihat itu, Irgi langsung turun dan bergegas pergi ke rumah sahabatnya.
"Ayo, Pau!"
"Meong," balas Pau seraya mengikuti. Mungkin artinya adalah, "Oke, Pai!"
~to be continued~
Jangan lupa vote dan KOMENTARNYA. Komentar yang banyak, ya?
Tunggu terus kelanjutannya. Oh iya, btw hari ini saya ulang tahun hehehe.
Toro
Follow Instagram: @kbbkay dan @gaktaudahlupa
KAMU SEDANG MEMBACA
SAHABAT KOK ROMANTIS? (Sudah Terbit)
Romance#1 teen fiction (26/05/18) #1 komedi (01/12/18) #1 drama (23/12/18) Genre : Action, Drama, Komedi, Romantis, Sekolah. "Sahabat kok romantis?" Begitulah kata teman-teman Irgi dan Uma. Persahabatan antara Irgi dan Uma memiliki rasa sayang yang luar bi...