Hari ini, Beny duduk di kursi Irgi dan semeja dengan Kuro. Sungguh sebuah kebanggaan bagi Beny bisa duduk tepat di belakang Uma.
Perasaannya sangat bahagia, karena hari ini dia bisa belajar seharian sambil memandangi punggung dan rambut indah Uma dari jarak yang sangat dekat. Terkadang Beny mendekatkan kepalanya ke rambut Uma agar wanginya Uma dapat tercium.
Saat jam istirahat, Beny mengajak Uma untuk pergi sepulang sekolah seperti apa yang sudah direncanakan. Namun tentu saja, Uma menolak, dia sudah berjanji kepada Irgi untuk langsung ke rumah sepulang sekolah nanti.
"Uma, pulang sekolah ikut aku, yuk!" ajak Beny.
"Maaf Ben, kata Irgi aku harus langsung pulang, dia udah nyiapin kejutan untuk aku."
"Sebentar doang, Uma." Beny mencoba lagi dengan nada yang lebih rendah.
"Maaf, aku gak bisa." Uma menolak dengan halus.
"Uma, waktu kamu sama Irgi kan banyak. Lebih baik kamu ikut Beny aja dulu, lagipula tadi kan Beny bilang cuma sebentar." Shafa mulai merayu Uma agar dia mau menerima tawaran Beny.
"Iya, Uma, kasihan Beny kalau kamu tolak tawarannya. Lihat noh mukanya, udah kaya bungkus lontong." Kuro pun ikut merayu dan membujuk walaupun sambil bercanda.
Uma adalah tipe orang yang tidak enakkan, apalagi kini situasinya dia sudah didesak dengan rayuan.
"Sebentar doang, kan?" tanya Uma meyakinkan. Dia mulai berubah pikiran.
"Iya, sebentar, kira-kira satu jam lah," jawab Beny.
"Yaudah." Akhirnya Uma menerima tawaran Beny.
Saat Uma sepakat dengan apa yang Beny tawarkan, Kuro dan Shafa saling tersenyum sambil mengedipkan mata, menganggap bahwa rencana mereka mulai berjalan dengan lancar.
•••
Jam menunjukkan pukul dua siang, Toro bersama anak-anak buahnya mulai bergerak. Tempat persembunyian atau markas barunya Toro terletak di luar kota, yaitu, di kota Tangerang.
Sebelum melakukan pergerakan, Toro beserta anak buahnya melakukan persiapan akhir, yaitu, mengecek perlengkapan.
"Bagaimana? Apa semua perlengkapan udah masuk bagasi mobil?" tanya Toro dengan suara beratnya.
"Udah, Tor."
"Kalau semuanya udah siap, langsung aja kita berangkat," kata Toro sambil naik ke mobil.
Mobil yang digunakan Toro dan anak buahnya adalah mobil kijang warna hitam keluaran tahun 2000. Toro tidak mengendarai mobil tersebut, mobil dikendarai oleh salah satu anak buahnya yang bernama Rega.
"Ga, nanti kita berhenti di dekat SMA Nusa Angkasa." Toro memberikan arahan kepada Rega.
"Oke, Tor."
Akses jalan dari Tangerang ke Jakarta pada hari itu terbilang lancar. Toro dan anak buahnya hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk sampai ke tujuan.
Ketika sampai ditujuan, yang dilakukan Toro dan anak buahnya adalah mengintai gerbang SMA Nusa Angkasa.
Kebetulan, pada saat itu, bel pulang sekolah belum berbunyi, jadi, mau tidak mau mereka harus menunggu.
"Langsung disekap apa gimana, nih?" tanya salah satu anak buah.
"Pertanyaan tolol! Kalau kita langsung sekap di sini, yang ada kita dikeroyok. Kita ikutin dulu, kalau ada kesempatan baru kita beraksi," jawab Toro.
•••
Sebentar lagi, bel pulang sekolah akan berbunyi. Guru yang mengajar kelas X IPA 3 sudah bersiap-siap untuk menutup pelajaran dengan doa.
Seusai berdoa, bel belum berbunyi, namun, guru tersebut sudah keluar dari kelas. Hal itu dimanfaatkan oleh Beny untuk mengirimkan komando melalui multi chat kepada teman-teman kelasnya agar bersiap untuk pergi ke rumah Uma.
Setelah mengirimkan komando, Beny menitipkan mobilnya kepada Kuro, kebetulan, hari ini Kuro tidak bawa motor.
"Ro, bawain mobil gua ke rumah Uma, ya? Nih, kuncinya."
"Lah, terus lu naik apa?"
"Gua jalan kaki, biar romantis plus bisa pegangan tangan," pikir Beny. "Nanti gua ke rumah Umanya naik ojek."
"Oh, oke, siap."
•••
"Pau, kok perasaan gua enggak enak, ya?"
~to be continued~
Jangan lupa vote dan KOMENTARNYA. Komentar yang banyak, ya? Hehehe.
Oh iya, ada salam nih dari Pau. Katanya, "Meong."
Ditunggu kelanjutannya ya?
Difollow, jangan cuma distalk doang, Instagram: @gaktaudahlupa
KAMU SEDANG MEMBACA
SAHABAT KOK ROMANTIS? (Sudah Terbit)
Romance#1 teen fiction (26/05/18) #1 komedi (01/12/18) #1 drama (23/12/18) Genre : Action, Drama, Komedi, Romantis, Sekolah. "Sahabat kok romantis?" Begitulah kata teman-teman Irgi dan Uma. Persahabatan antara Irgi dan Uma memiliki rasa sayang yang luar bi...