Bag.50 - Kembali bertemu

96.4K 4.9K 617
                                    

Irgi berjalan mendekati Uma, dan Shafa berjalan ke arah yang berbeda untuk melihat kondisi ruangan tersebut.

Ternyata, di dalam ruangan tempat Uma dikurung, terdapat dua pintu, pintu pertama adalah pintu yang baru saja didobrak, dan pintu yang kedua adalah pintu yang dijadikan Toro sebagai jalan tikus untuk melarikan diri.

Di ruangan itu, Shafa terkejut ketika melihat seragam sekolah dan pakaian wanita berserakan di lantai. Seragam sekolah yang ia lihat, mirip dengan seragam sekolahnya.

Ketika melihat itu, terlintas di pikiran Shafa hal buruk yang terjadi pada Uma. Dia berasumsi kalau pakaian yang Uma kenakan dilepas secara paksa dan dilemparkan secara acak oleh Toro.

Dengan cepat, Shafa langsung memunguti seluruh pakaian yang berserakan di lantai, setelah selesai, dia berjalan mendekati Irgi yang mulai bicara kepada Uma.

"Uma, apa yang terjadi? Perlihatkan wajahmu!" pinta Irgi dengan wajah yang cemas dan pucat.

"Irgi, aku malu." Uma merespon dengan suara yang penuh penyesalan. Seluruh tubuhnya masih ia tutupi dengan kain selimut.

"Ada apa Uma? Ceritakan padaku!"

"Irgi, aku merasa tidak pantas lagi denganmu, dengan laki-laki baik sepertimu. Aku sudah kehilangan sesuatu yang berharga." Jawaban Uma masih belum jelas, Irgi masih belum mengerti dengan apa yang Uma katakan.

"Apa maksudmu? Apa yang hilang?" Irgi sangat penasaran, penjelasan Uma sangatlah ambigu di pikirannya.

Tentu saja Uma masih belum bisa menceritakan semuanya. Uma masih merasa sangat kacau. Pikirannya, perasaannya, juga tubuhnya.

Dari belakang, Shafa menepuk pundak Irgi, mencoba memberitahu dan memperlihatkan apa yang didapatnya.

Seluruh pakaian yang dikenakan Uma ada di tangan Shafa, membuat Irgi terkejut dan langsung memikirkan hal buruk yang terjadi pada sahabatnya, "Uma, semoga apa yang kupikirkan salah. Semoga hilang yang kau maksud, bukanlah hal yang selama ini kau jaga dengan baik," ucap Irgi dengan badan yang mulai gemetar.

"Apa yang kau pikirkan benar, Irgi. Maaf! Maaf! Maaf!" jawab Uma seraya menangis dengan penuh penyesalan.

"Tidak mungkin," kata Irgi seraya menjatuhkan diri, kini tubuhnya berdiri dengan lutut sebagai tumpuan.

"Aku sudah tidak lagi berharga. Aku hancur. Pasti tidak ada laki-laki yang akan menikahiku. Pasti tidak ada laki-laki yang mau menikahi seorang wanita yang sudah hilang kehormatannya," lanjut Uma, suaranya hampir habis.

"Ada Uma. ADA!" Irgi membantah dengan tegas. Dia berusaha menghidupkan kembali semangat Uma.

"Uma, pakai bajumu," Shafa memotong terlebih dahulu pembicaraan kedua sahabat itu. "Irgi, jangan lihat!"

Irgi membalikkan tubuhnya, kini dia menghadap ke tembok. Perasaannya pun ikut kacau ketika dirinya mengetahui kalau wanita yang paling disayanginya baru saja mendapatkan perlakuan yang sangat hina.

"TORO BANGSAT!" Irgi berteriak sekencang-kencangnya, berusaha meluapkan kekecewaan, emosi, dan kekesalannya.

Irgi juga memukul tembok dengan sangat keras, membuat punggung tangannya terlihat merah dan terasa sakit. Namun dia menganggap, rasa sakit dari hasil tolakan tembok tidak ada apa-apanya dibandingkan rasa sakit fisik dan batin yang diderita Uma.

"Irgi, tenang." Shafa mencoba menenangkan sambil membantu Uma berpakaian.

"Bakal gua cari lu, Tor!"

Teriakan Irgi begitu keras, membuat orang-orang yang ada di gudang mendengarnya.

Beberapa menit kemudian, ayahnya Uma dan juga Kuro masuk ke pabrik dan menghampiri mereka. Uma sudah berpakaian lengkap.

"Uma!" panggil ayahnya Uma seraya berlari dan bersiap memeluk putri semata wayangnya.

"Papa!" balas Uma dan kemudian mereka saling berpelukan. "Terima kasih sudah datang."


•••

Empat anggota Kurab yang ban mobilnya terkena paku masih berada di gang pabrik.

"Son, gua pengen kencing, temenin gua, yuk!" ucap salah satu anggota Kurab.

"Ah elah, kencing aja minta ditemenin, ayo, gua juga pengen," balas Sony. "Kalian berdua jagain mobil, ya?"

Sony dan satu anggota Kurab yang bernama Arya mulai berjalan menuju kebun.

"Bilang permisi," kata Sony.

"Iya."

Sony dan Arya buang air dengan posisi saling membelakangi.

"Jangan ngintip!" ucap Arya.

"Gak keliatan lagi juga."

"Kalau keliatan mau ngintip?"

"Najis!"

Saat mereka berdua tengah asyik dengan aktivitasnya, tiba-tiba mereka mendengar ada langkah kaki yang mendekat.

"Dengar suara langkah kaki gak?" tanya Sony.

"Iya, dengar."

Ketika sudah selesai dengan urusan buang airnya, mereka berdua menunggu langkah kaki tersebut, semakin lama suaranya semakin jelas.

Mereka berdua bersembunyi di balik alang-alang. Rupa dari pemilik langkah kaki sudah mulai terlihat, dan ternyata pemilik dari langkah kaki tersebut adalah Toro.

Arya dan Sony mulai membuat rencana untuk menangkap Toro, mereka memiliki rencana untuk menjatuhkan Toro dan menyekapnya dari belakang.

Sony memiliki postur tubuh yang besar dan gagah, dan Arya memiliki tubuh yang gemuk. Jika mereka berkelahi, mungkin hasilnya akan imbang.

"Siap-siap, Son!" Arya memberikan aba-aba.

~to be continued~

Jangan lupa vote dan KOMENTARNYA! Komentar yang banyak, ya?

Sebentar lagi, adegan-adegan romantis akan kembali berdatangan.

Tunggu terus kelanjutannya, ya?

Instagram: @gaktaudahlupa

SAHABAT KOK ROMANTIS? (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang