Bag.37 - Kabar buruk

91K 4.9K 423
                                    

"Tor, cewek incaran lu cantik juga," ucap salah satu anak buah Toro sambil mengamati Uma yang masih tidak sadarkan diri.

"Body-nya juga mantep, Tor, mulus," tambah yang lain. "Angkat dikit ah roknya."

"Berani macem-macem sama tuh cewek, gua matiin lu semua!" Toro merasa tidak senang ketika para anak buahnya berkata seperti itu. Dia merasa Uma adalah miliknya saat ini, tidak ada yang boleh menyentuh apalagi mengamati tubuh Uma dengan penuh nafsu. "Berhenti ngeliatin Uma! Dasar cabul!"

"Ma...maaf, Tor." Dua anak buah Toro tadi meminta maaf dengan nada takut.

Beny, yang duduk di kursi paling belakang dengan keadaan mulut yang diplester dan tangan yang diikat, menyaksikan kejadian tersebut dengan penuh kebingungan.

Bagaimana tidak? Toro yang biasanya suka berlaku kejam, kali ini menjadi seorang pelindung. Dia baru saja melindungi Uma dari kedua anak buahnya yang ingin melakukan tindakan buruk kepada wanita yang diincarnya.

"Kenapa dia? Tumben banget. Apa mungkin dia ingin....ah, sudah, jangan memikirkan hal yang enggak-enggak," pikir Beny sambil mencoba menebak apa yang ingin Toro lakukan.

Mobil Toro sudah berada di kota Tangerang. Kota Tangerang adalah kota industri. Kota tersebut memiliki banyak pabrik, baik yang masih beroperasi maupun yang sudah ditinggalkan.

Markas atau tempat persembunyian Toro berada di salah satu pabrik kosong yang terletak jauh dari jalan raya. Untuk memasuki pabrik tersebut, mobil harus masuk ke sebuah gang kira-kira sedalam satu setengah kilometer. Bukan hanya itu, banyak sekali tikungan yang membingungkan untuk tiba ke tempat persembunyian tersebut.

Saat Toro dan anak buahnya sudah masuk ke dalam gang, tiba-tiba handphone Uma berbunyi. Salah satu anak buah Toro yang mendengar bunyi tersebut langsung mengambil handphone dan melihat notifikasi. Namun, belum sempat anak buah itu melakukan apa yang ingin dia lakukan, Toro langsung meminta handphone Uma.

"Berikan handphonenya!"

"Ini."

"Satu pesan belum dibaca dari Irgi," ucap Toro membaca notifikasi yang terpampang di layar handphone Uma. "Hey, tunggu..."

Seusai membaca notifikasi tersebut, Toro tiba-tiba melihat ada sebuah lambang yang dia kenal di status bar handphone milik Uma.

Lambang tersebut adalah sebuah tanda terkaitnya suatu perangkat dengan program milik Hans. Toro yang melihat hal tersebut, langsung menonaktifkan handphone milik Uma sambil bergumam, "Sial, ternyata handphone Uma dikaitkan dengan program itu. Berarti, sampai sejauh ini posisi gua udah ketauan sama si Hans."

"Mampus, lu," batin Beny.

•••

"Hilang di sini?" Hans terkejut saat posisi Uma tiba-tiba hilang dari programnya.

Dia langsung menandai lokasi hilangnya posisi Uma dengan fitur penanda. Setelah melakukan hal tersebut, Hans mengambil handphone miliknya, membuka app maps, dan mencari lokasi yang dimaksud oleh penanda.

Berdasarkan navigasi yang ditunjukkan, lokasi hilangnya posisi Uma dari tempat dia duduk sekarang adalah kurang lebih 30 kilometer.

"Uma hilang saat mobil masih berjalan. Itu artinya, lokasi ini bukanlah tujuan Toro," gumam Hans.

Setelah menyimpan lokasi tersebut, Hans langsung membuat dan mengirimkan informasi ke grup Kurab.

Sebenarnya, dia sudah menyuruh Ocit untuk membuat informasi. Namun, hingga sekarang, Ocit belum juga membuatnya.

Pemberitahuan!
Ketua kita diculik oleh Toro. Dia diculik bersama teman wanitanya, Uma. Tujuan dikirimnya informasi ini adalah untuk mengajak seluruh anggota Kurab berkumpul di rumah kontrakannya Beny pada jam 8 malam untuk mengadakan rapat mengenai penyelidikan hilangnya sang ketua dan sekaligus mencarinya.

Kepada semuanya, dimohon untuk hadir di rapat penting ini.

Yang bertanggung jawab atas informasi ini: Hans.

•••

Seluruh properti sudah dipasang dengan rapih sejak setengah jam yang lalu. Waktu yang telah ditentukan untuk menyiapkan kejutan ke Uma sudah lewat dari 15 menit.

Harusnya Uma sudah pulang, dan mereka sudah berbahagia sambil makan-makan di rumahnya Uma.

Tetapi, kenyataannya, mereka masih harus menunggu. Irgi sudah mencoba menghubungi Uma, namun, tiba-tiba Uma tidak dapat dihubungi. Begitu pula dengan Beny.

Waktu terus berjalan, bahkan, sudah hampir adzan Maghrib. Irgi semakin khawatir dengan Uma. Perasaannya makin tidak karuan.

Ketika semua sedang serius menunggu, tiba-tiba, ada telepon di handphone Irgi dari nomor yang tidak dikenal.

"Halo, Irgi," orang itu membuka percakapan.

"Ini siapa?"

"Gua Hans, semoga lu masih inget sama gua."

"Ini Hans anggota Kurab? Iya, gua inget. Ada apa?"

"Maaf baru ngasih tau," Hans berhenti sesaat, dia menarik nafas, dan bersiap untuk memberi kabar buruk. "Jadi gini, Gi ... Uma diculik sama Toro."

~to be continued~


Jangan lupa vote dan KOMENTARNYA. Dukung saya dengan memberi vote dan komentar yang banyak, ya?

Saya senang jika kalian berkomentar. Oleh karena itu, semakin banyak komen, semakin cepat update.

Instagram: @gaktaudahlupa

SAHABAT KOK ROMANTIS? (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang