Bag.28 - Hadiah untuknya

107K 5.2K 284
                                    

"Wan, ngasih cincin ke gebetan sebagai hadiah ulang tahun, wajar, gak?" tanya Beny ke Wawan.

Beberapa hari lagi, Uma akan berulang tahun. Beny, sebagai gebetannya Uma, ingin memberikan sesuatu yang spesial di hari ulang tahun calon pacarnya.

Beny ingin memberikan perhiasan berupa cincin untuk Uma. Namun, Beny bingung, apakah memberikan cincin ke gebetan adalah hal yang wajar?

Beny tidak jago soal cinta, oleh karena itu, dia tanyakan masalah ini ke teman semejanya.

"Hadiah cincin terlalu spesial, Ben. Mending yang lain. Kayak sepatu, jam tangan, rok, atau apa kek."

"Bukan masalah spesial atau apa, Wan. Kemarin gua jalan sama Uma, pas gua sama dia ngelewatin toko perhiasan, Uma berhenti, pandangannya terpaku sama satu cincin. Terus, dia bilang gini, 'cincin yang itu bagus, ya?' nah, waktu dia bilang gitu, sebagai ketua geng dan calon pacar yang memiliki tingkat kepekaan tertinggi se-RT, gua ngerasa kalau Uma ngodein gua buat beliin cincin itu," jelas Beny.

"Ya terserah, sih. Mungkin kalau sebabnya kayak gitu, ya mau gimana lagi? Dia juga mau cincin itu, kan? Lagipula, gua yakin lu pasti pengen bikin dia bahagia di hari ulang tahunnya."

"Harga cincin mahal gak, ya?" tanya Beny seraya menatap langit-langit, seakan sedang berpikir apakah uangnya cukup untuk membeli cincin tersebut.

"Buat anak yang terlahir dari keluarga tajir kayak lu, mah, murah lah. Paling satu juta. Enggak usah dipikirin, bukan beban," jawab Wawan dengan santai.

"Semoga dia suka."

"Kalau habis ngasih cincin, jangan lupa buat nyatain perasaan lu ke dia."

•••

Di sisi lain, Irgi, lelaki yang paling dekat dengan Uma, belum memutuskan akan memberikan hadiah apa di hari ulang tahun sahabat kesayangannya nanti.

Dia masih bertanya-tanya mengenai apa yang akan Uma butuhkan saat umurnya berganti menjadi 16.

Irgi sangat tau Uma. Uma menyukai hal-hal manis dan lucu, baik benda maupun makanan. Namun, untuk kado ulang tahun Uma kali ini, Irgi ingin mengesampingkan hal itu dulu. Dia lebih memprioritaskan pada kebutuhan Uma nanti, dibandingkan apa yang Uma sukai.

"Ro, kira-kira, benda yang paling dibutuhin sama remaja perempuan umur 16 tahun apa, ya?" tanya Irgi ke Kuro.

"Pembalut?" jawab Kuro santai.

"Serius, bego!"

"Didiemin marah, dijawab ngatain. Emang duduk sama si Irgi tuh harus sabar." Kuro melakukan monolog.

"Waktu Shafa ulang tahun, lu ngasih hadiah apa?" tanya Irgi lagi.

"Boneka."

"Klise banget boneka mah. Apa, ya? Gua mau ngasih hadiah yang selalu dipakai sama dia."

"Daleman?"

"Ngeres banget sih otak lu, Ro," maki Irgi.

"Uma selalu pakai daleman, kan?"

"Mana gua tau, Ro. Saran yang lain coba," Irgi mencoba meminta saran lagi, walaupun dari tadi saran Kuro tidak ada yang semenggah.

"Pala charger?"

"Udah punya dia," sergah Irgi. "Oh iya, sepatu!"

"Tuh, kan, dia yang nanya orang, ujung-ujungnya dia sendiri yang jawab. Malah langsung di-iyain lagi sama hatinya. Emang jadi Kuro tuh harus sabar, apalagi Kuro yang duduk di sebelah Irgi." Kuro melakukan monolog lagi.

"Masa sepatu doang, Ro?"

"Au ah gelap," jawab Kuro ogah.

"Kasih aja sepatu, dan selipkan sebuah surat spesial yang berisi sepuluh alasan mengapa aku sangat menyayangimu," saran Shafa yang tiba-tiba masuk ke dalam obrolan.

"Tapi, aku menyayangi Uma tanpa alasan."

"Sebagai laki-laki, kau harus kreatif. Buatlah! Coba pikirkan, apa yang paling kamu sukai dari Uma. Kemudian, tulislah! Dan jadikan hal tersebut sebagai bahan untuk membuat alasan mengapa kamu sangat menyayanginya. Kalau perlu, buatlah kreasi kertas seindah mungkin agar membekas di hatinya, sehingga surat darimu akan dipajang di samping tempat tidurnya."

"Shafa, saranmu brilian. Terimakasih."

"Sama-sama."

"Ngomong-ngomong, di mana Uma?"

"Uma lagi pipis sama Cici."

"Oh."

•••

Menurut informasi yang didapat oleh Hans, selepas keluar dari Kurab, Toro masih bergerak sendiri. Terkadang, Toro menyewa orang untuk membantu dirinya menyelesaikan rencana.

Kini, berdasarkan informasi yang baru didapat, Toro sedang membuat rencana besar. Dia menyewa sekitar lima orang untuk membantunya menjalankan rencana tersebut.

"Uma, aku masih tidak bisa melupakan wangimu. Aaaah, tunggu aku, Uma," kata Toro seraya mencium udara, seolah ada Uma di dekatnya.

~to be continued~

Apa yang sebenarnya Toro rencanakan? Tunggu kelanjutannya, sebentar lagi, kita semua akan tau.

Jangan lupa vote dan komentarnya. Share juga cerita ini ke teman-teman kalian, siapa tau mereka suka.

Instagram: @gaktaudahlupa

SAHABAT KOK ROMANTIS? (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang