Bag.52 - Kondisi Beny

94.5K 5.1K 403
                                    

Beny tiba di rumah sakit dalam keadaan tidak sadarkan diri. Salah satu anggota Kurab sudah menghubungi keluarga Beny untuk menyelesaikan biaya administrasi agar Beny bisa langsung mendapatkan perawatan yang layak.

Beny dimasukkan ke IGD, mendapatkan perawatan intensif dan ditangani oleh beberapa dokter yang ahli di bidangnya.

Saat diperiksa, dokter menemukan sebuah kotak cincin di dalam saku celana Beny. Cincin yang harusnya menjadi perantara dari ungkapan rasa cinta Beny kepada Uma.

Setelah cukup lama, akhirnya dokter keluar dari ruang IGD untuk memberitahukan kondisi Beny kepada keluarga dan teman-temannya.

"Dari hasil pemeriksaan, sepertinya beberapa jam yang lalu, ananda Beny mengkonsumsi sebuah makanan yang sudah terkontaminasi oleh cairan berbahaya. Cairan tersebut mengakibatkan saraf-saraf ananda Beny mengalami kerusakan. Untungnya, kalian membawa dia ke rumah sakit sebelum cairan itu menyerang ke seluruh tubuhnya. Kami sudah menyuntikkan beberapa obat penetral ke dalam tubuh ananda Beny. Namun, sepertinya, akan ada beberapa saraf yang tidak bisa sembuh kembali dalam waktu singkat. Dan itu artinya, ananda Beny akan mengalami kelumpuhan di beberapa bagian tubuhnya," jelas Dokter di hadapan seluruh kerabat Beny.

"Lu...lumpuh?" tanya Tara, pendiri Kurab sekaligus kakaknya Beny. Dia tidak percaya dengan berita yang baru saja disampaikan oleh sang dokter.

"Iya. Tapi tenang, kelumpuhan itu masih bisa diminimalisir dengan terapi secara rutin. Sayangnya, waktu yang dibutuhkan bisa sangat lama," jawab dokter. "Satu lagi, ada sebuah luka yang terbilang parah di lengan kanan ananda Beny. Saya dan tim, akan segera memeriksa dan juga mengobati luka itu. Kalau lukanya sangat parah dan dapat mengancam nyawa ananda Beny, maka, dengan berat hati, kami akan mengamputasi lengan tersebut."

Berita yang dibawa oleh sang dokter, membuat orang-orang yang menyayangi Beny merasa begitu terpukul. Sang ibu hanya bisa menangis, mengetahui kondisi anak bungsunya yang kini sangat memprihatinkan.

"Oh iya, saya menemukan ini di saku celana milik ananda Beny," tambah sang dokter seraya memberikan kotak cincin. "Dia pria yang romantis, ya?"

Setelah memberikan kotak cincin, dokter langsung pamit dan kembali menjalankan tugasnya.

"Ternyata, dia meminjam uang ke kakaknya untuk membeli cincin," gumam Tara.

"Bang, lu udah tau kan siapa yang ngelakuin semua ini ke adik lu?" tanya salah satu anggota Kurab yang tiba-tiba menghampiri Tara.

"Iya, gua tau."

"Lu gak ada niatan mau balas dendam?"

"Enggak. Yang gua mau, pelaku harus masuk penjara dan mempertanggung jawabkan semua perbuatannya."

"Cuma itu?"

"Untuk dendam, biarkan orang lain yang membalasnya. Gua yakin di luar sana, ada orang yang sangat geram sama badak brengsek itu," jawab Tara. "Oh iya, gua minta, lu bilangin ke semua anggota Kurab, kalau malam Minggu besok mereka semua harus ngumpul di rumah kontarakan yang adik gua tempatin. Soalnya, ada hal penting yang mau gua sampein."

"Iya Bang, nanti gua bilangin."

•••

Hari penuh konflik telah berakhir. Hari ulang tahun Uma yang harusnya dipenuhi tawa dan kebahagiaan, menjadi hari yang penuh kesedihan dan kekhawatiran.

Kini, hari baru telah hadir. Pagi datang bersama cahaya matahari yang menghangatkan. Uma sudah pulang. Dia sudah bersama keluarga dan orang-orang tersayangnya.

Walau begitu, peristiwa pelecehan semalam yang dialami Uma, masih terasa menyakitkan bagi jasmani dan rohaninya. Uma menjadi depresi, takut akan dunia luar, dan trauma.

Namun, tentu saja, laki-laki yang sangat menyayanginya, laki-laki yang sudah berjanji akan selalu melindunginya, tidak akan membiarkan hal itu terus terjadi. Dia akan berusaha menghibur Uma, dan berusaha membuat Uma menjadi gadis yang ceria kembali.

"Uma, jangan pernah berpikir kalau kamu sudah tidak pantas untukku. Bukankah cinta mengajarkan kita untuk selalu apa adanya dan menerima kekurangan seseorang? Aku akan selalu menyayangimu, tak peduli bagaimanapun kondisimu. Kita sahabat! Tetaplah bersamaku, untuk hari ini, esok, dan selalu," ucap Irgi. Dia berusaha menenangkan perasaan Uma pagi itu. Berusaha menjernihkan pikiran wanita yang sangat disayanginya.

"Kenapa membawa kata cinta? Apakah kamu mencintaiku?"

"Haruskah aku katakan sekarang?"

"Kamu mau membuat hatiku tenang, kan?"

"Iya."

"Yasudah, katakan saja sekarang!"

"Setelah kukatakan perasaanku padamu, kamu harus janji padaku untuk tersenyum, ya? Aku gak mau ngeliat kamu sedih atau depresi seperti ini. Lupakan saja peristiwa semalam. Dirimu baik-baik saja, kok." Irgi membuat janji, dia mendekatkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Uma yang sedang terbaring di atas sofa.

Uma menyambut jari kelingking Irgi, menandakan bahwa dia menyetujui janji yang dibuat sahabatnya.

"Aku sudah berjanji. Sekarang, katakan perasaanmu!"

~to be continued~

Jangan lupa vote dan KOMENTARNYA. Komentar yang banyak, ya?

Tunggu terus kelanjutannya!

Jika menemukan kejanggalan dalam cerita, silahkan langsung beritahu saya.

Instagram: @gaktaudahlupa

SAHABAT KOK ROMANTIS? (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang