Bag.45 - Setetes cairan

92.9K 4.6K 287
                                    

Beny mulai menyantap kue tersebut tanpa curiga. Dirinya benar-benar lapar pada malam itu. Hawa yang begitu panas di dalam gudang membuat keringat Beny mengucur deras, apalagi saat dia menahan sakit.

Sebenarnya, potongan kue yang Toro berikan untuk Beny sudah diteteskan sebuah cairan yang bersifat mirip air yang dibuatnya sendiri selama enam bulan ini.

Toro hanya butuh seseorang untuk dijadikan kelinci percobaan sebagai penguji dari cairan tersebut. Niatnya, cairan itu akan ia gunakan sebagai senjata untuk melawan musuh-musuhnya nanti.

Dalam pembuatan cairan tersebut, Toro terinspirasi dari sebuah senjata kimia bernama Sarin yang digunakan untuk membantai 5000 warga sipil Kurdi dalam pembantaian Halabja tahun 1998.

Cairan kimia yang Toro buat benar-benar seperti air. Tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa, namun beracun.

Inilah tujuan utama Toro membawa Beny ke markasnya. Yaitu, untuk meneliti dan mencoba apakah senjata kimia yang dibuatnya benar-benar berhasil.

Sepotong kue yang Toro berikan, sudah habis dimakan oleh Beny. Segurat senyum jahat mulai menghiasi wajah tegasnya.

"Ternyata benar, orang akan menjadi lengah ketika dirinya lapar," kata Toro seraya menatap ke depan seperti sedang bergumam.

"Apa maksud lu?" tanya Beny bingung. "Jangan-jangan, kue yang barusan...."

"Hahaha, sebenarnya gua kaget ketika lu makan kue itu tanpa curiga. Seberapa laparnya sih mantan ketua gua sampai-sampai lengah hanya karena urusan makanan?" balas Toro seraya tertawa jahat.

"Campuran apa yang udah lu masukin ke dalam kue itu?"

"Setetes cairan mirip Sarin. Tenang, hanya mirip, bukan benar-benar Sarin. Efek dari cairan itu mungkin hanya menyebabkan mual, pingsan, atau kemungkinan terburuknya adalah gangguan pada sistem koordinasi dan lumpuh akibat rusaknya saraf. Kerusakan saraf atau kelumpuhan hanya akan terjadi jika orang yang terkontaminasi cairan itu tidak segera diobati. Oh iya, maaf Ben, gua belum punya penawarnya," jawab Toro yang hingga kini masih memasang senyum jahatnya.

"Bukankah Sarin berupa gas?"

"Bentuk mentahnya adalah cairan," jawab Toro singkat.

"Kalau lu mulai merasa ada yang gak beres sama badan lu, lu tiduran aja di ranjang pasien ini. Efek atau gejala dari cairan itu akan terasa sekitar lima menit. Belum sempurna memang, karena Sarin yang asli, akan langsung berefek pada tubuh hanya dalam hitungan detik," lanjut Toro.

Meskipun Toro sudah menjelaskan semua efek yang akan terjadi pada tubuh Beny, anehnya Beny masih saja bersikap tenang. Walaupun di dalam pikirannya dia sedang menyesali kelengahan yang barusan.

"Lu gak akan gua ikat lagi, karena gua yakin, tubuh lu gak akan kuat buat melawan apalagi kabur dari sini," lanjut Toro dan kemudian dia membalikkan badan sekaligus berjalan menuju keluar gudang.

"Bagaimana lu bisa yakin? Bukankah cairan ini masih dalam tahap percobaan?" Beny menghentikan langkah Toro dengan pertanyaannya.

"Gua yakin, karena lu udah kehilangan banyak darah akibat tusukkan paku dan ditambah lagi dengan cairan berbahaya yang baru aja masuk ke dalam tubuh lu. Walaupun cairan itu masih dalam tahap percobaan, setidaknya, gua tau, bahan-bahan untuk membuat cairan itu memang benar-benar dapat merusak saraf," jawab Toro dan dia melanjutkan langkahnya.

"Selamat malam, Beny, semoga mimpi indah," ucap Toro sebelum dia menutup pintu gudang.

~to be continued~

Selalu tunggu lanjutannya, ya?

Jangan lupa vote dan KOMENTARNYA!

Dan satu lagi, jangan pernah bosan dengan cerita ini :')

Jika menemukan keanehan dalam cerita, mohon diberitahu.

Instagram: @gaktaudahlupa

SAHABAT KOK ROMANTIS? (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang