Bag.13 - Hadiah manis

145K 8.7K 273
                                    

Divote dulu ya! Hehe

"Tolong jelaskan!" kata Bu Nia dengan tegas. Bu Nia adalah seorang guru BP.

"Biar saya yang jelasin," Uma menyela, mengajukan dirinya untuk memberikan penjelasan.

"Katakan dengan jujur Uma! Katakan kepada Bu Nia kalau si brengsek ini ingin memperkosamu," ucap Irgi dengan nada kesal.

"Sudah, diam saja kamu!" sergah pak Heru sambil memukul pelan kepala Irgi.

"Memperkosa?" tanya Bu Nia kaget.

"Enggak, Bu. Dia bohong, saya cuma...."

Irgi memotong pembicaraan Toro.

"Cuma apa? Cuma memojokkan Uma ke tembok toilet siswi sambil memegang tubuhnya? Iya, kan?"

"Gua enggak megang-megang tubuhnya, gua cuma megang mukanya," Toro melakukan pembelaan.

"Kalau gua enggak datang, lu pasti bakal pegang-pegang bagian yang lain, kan? Dasar cabul!"

"Dibilangin diam, jangan ribut!" kata pak Heru gemas sambil menjitak kepala Irgi dan Toro.

Suasana hening, dan Uma mulai menjelaskan peristiwa yang baru saja terjadi kepadanya. Uma menjelaskan dengan jujur tanpa melebih-lebihkan kejadian tersebut.

"Toro, kamu telah membuat tindakan asusila terhadap Uma. Kamu tidak ingat ini hari apa?" ucap Bu Nia.

"Saya sudah capek ngurusin kamu terus, untungnya kamu sudah kelas 12 dan sudah melaksanakan ujian Nasional. Kalau belum, saya pasti sudah menskorsmu," lanjutnya.

"Irgi, tolong jangan bawa permasalahan ini ke jalur hukum, ya?" pinta Bu Nia.

"Ngapain harus bawa-bawa hukum, Bu? Laki-laki wajar kali berantem. Apalagi untuk melindungi," balas Irgi.

"Kamu tuh kalau berantem jangan pakai baju adat, kotor kan jadinya?" Pak Heru memberi nasihat.

"Ya sudah, sekarang, masalah kamu sudah selesai. Kamu, Kuro, dan Uma boleh keluar," kata Bu Nia. "Untuk Toro dan Yogi tetap di sini, saya mau panggil orang tua kalian dan memberikan hukuman!"

"Kamu lebih baik pulang duluan saja, obati luka dan memar-memarmu," ucap Pak Heru kepada Irgi sebelum dia pergi meninggalkan ruangan.

"Tapi, hasil lombanya?"

"Hasil lomba akan diumumkan saat hari Senin nanti ketika upacara."

"Tapi Bapak serius, kan, saya boleh pulang duluan?" tanya Irgi untuk meyakinkan.

"Iya, nanti saya bilangin panitia."

"Makasih, Pak. Uma saya ajak, ya?"

"Iya, boleh."

"Saya juga ya, Pak?" Kuro meminta.

"Kamu enggak. Kamu tetap di sekolah sampai acara Kartini selesai."

"Yah si Bapak, tapi, kan....."

Pak Heru memotong.

"Ssst, udah-udah, cepat sana kembali ke aula."

"Aih, si bapak teh kumaha, pilih kasih," gumam Kuro pelan sambil berjalan menuju aula.

•••

Sesampainya di rumah, luka-luka memar pada wajah Irgi langsung diobati oleh Uma.

"Tahan, ya?" ucap Uma dengan lembut sambil mengobati.

Saat Uma mengobati Irgi, Irgi terus memandangi Uma seraya tersenyum.

"Jangan melihatku terus, aku malu," kata Uma dengan pipi yang memerah sambil tetap memberikan pengobatan kepada Irgi.

"Wajahmu tepat di depan mataku, bagaimana mungkin aku tidak melihatmu?"

"Merem aja. Jangan diliat!"

Irgi pun memejamkan matanya. Menuruti perintah Uma.

"Makasih ya udah menolong dan melindungiku," kata Uma.

"Itu udah tugasku, Uma."

Uma sudah selesai mengobati Irgi, dia menaruh obat-obatan itu di atas meja dan kemudian dia duduk kembali di samping Irgi.

"Aku pulang dulu, ya? Mau ganti baju."

"Kalau mau pulang ngapain duduk lagi?" tanya Irgi heran.

"Aku mau ngasih hadiah ke kamu."

"Hadiah apa?"

"Sebentar," jawab Uma sambil melihat sekitar, memastikan tidak ada orang di ruangan tersebut selain mereka berdua.

Setelah Uma yakin bahwa tidak ada orang. Uma langsung memberikan hadiah kepada Irgi, hadiah yang manis, yaitu, cium pipi.

"U..Uma?" Irgi kaget dengan perlakuan Uma yang tiba-tiba menciumnya sambil mengelus bagian pipinya yang terkena cium.

"Cepat sembuh," kata Uma seraya tersenyum dan bangun dari tempat duduknya.

"Cium darimu adalah obat terbaik, Uma. Nanti malam juga sembuh," balas Irgi. "Terimakasih hadiahnya."

"Iya, sama-sama. Aku pulang, ya. Dah."

"Hati-hati, cantik," kata Irgi menggoda Uma.

•••

"Irgi, urusan kita belum selesai."

•••

~to be continued~

Jangan lupa berkomentar.

Instagram : @gaktaudahlupa

SAHABAT KOK ROMANTIS? (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang