Three

13K 1K 57
                                    

Allah tidak menciptakan sesuatu dengan sia-sia, begitupun yang namanya sebuah pertemuan, pasti akan ada takdir di dalamnya.

♡♡♡

Dengan penuh percaya diri, seorang perempuan usia 20 an memasuki sebuah kelas sembari sebuah modul dibawanya. Kerudung Pink-fanta membuatnya terlihat semakin cantik.

Pandanganya menyapu seisi kelas. Diikuti bibir tipisnya mengembang. Semua mata disana terpaku padanya.

"Assalamualaikum ... Selamat pagi ...."

Fathan lebih terperangah tatkala manik matanya menangkap sosok perempuan yang mengucapkan salam itu. Ia si pemilik gelang. Bidadari itu.

"Waalaikum salam ... Selamat pagi Ustadzah," sahut beberapa dari mereka, yang lainnya masih dalam mode bertanya-tanya. Terheran-heran.

Fathan masih saja sibuk terpana dengan apa yang dilihatnya. Perempuan yang membebani pikirannya selama ini.

"Pasti kalian bingung, ya. Kenapa saya ada disini. Saya disini sebagai pengganti Ustadzah Isma, karena beliau akan pindah keluar kota."

Para murid disana mendengarkan dengan antusias.

"Saya, Nuha Malika. Senang bisa bertemu dengan kalian."

Sejenak suasana terjeda dalam keheningan beberapa detik.

"Ustadzah kok masih muda ya?" seru Faisal dengan asal. Menciptakan suasana seolah kemampuanya diragukan karena usia yang masih terlihat sangat muda.

Kelas pun hening sesaat. Aziz menyikut lengan Faisal.

"Pertanyaan loe nggak mutu!" bisik Aziz.

"Apa sih. Cuma tanya doang emang nggak boleh?!" sahutnya setengah berbisik.

"Dasar mulut cewek!"

"Suka-suka gue!"

Sebelum perang kecil itu berlanjut, Nuha menengahi.

"Saya lulus SMA nya cepat. Ikut kelas program Akselerasi. Kemudian setelah lulus, saya mondok sambil kuliah," terang Nuha memecah keheningan.

"Ow pantesan Us masih terlihat imut macam anak ABG. Ustadzah rumahnya dimana? Bagi nomer hp dong!"

Nuha yang ditanya tapi Aziz yang merasa panas dengan teman sebangkunya itu. Merasa risih dengan pertanyaan tak bermutu Faisal.

"Loe kate siput lo tanya rumah segala. Sekalian tanyain udah punya pacar apa belum. Mentang-mentang masih muda, loe mau nggodain Ustadzah ya? Buaya lumutan!"

Pertengkaran kecil itu mau tak mau menyedot perhatian seluruh kelas. Mata Arwa sudah memerah.

"Kalian bisa diem nggak sih!" teriaknya kesal setelah telapak tanganya menggebrak meja. Menambah gemuruh keramaian dalam kelas. Semua berkoor ria meneriaki Arwa. Seakan guru yang didepan tak dirasa keberadaannya.

"Hallooooo!!!" dengan lantang Nuha mengeraskan suara. Mengheningkan keramain tadi. Mengambil alih perhatian mereka.

"Haiii!!!" tanpa disangka mereka menyahut setelahnya.

I Love You Ustadzah (Lengkap Dan Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang