Thirthy Six

4.3K 245 6
                                    

Fathan baru saja menarik selimut Doraemon nya menutupi wajah. Tanda cowok itu akan pergi ke alam mimpi. Handphone di atas nakas berbunyi. Tertera satu pesan masuk. Handphone itu di sambarnya yang mana tak jauh darinya. Ia pun membuka pesan itu sambil tiduran.

From: 081xxxxxxxxx

Pesan gambar

Fathan mengeryitkan dahinya. Siapa yang iseng mengiriminya gambar tengah malam seperti ini. Dari nomer yang tak di kenal pula. Kerena rasa penasaran bergelayut lantas ia mendownload gambar itu.

Setelah menunggu hasil downloadnya selesai.

Deg ....

Jantung Fathan seakan mau keluar saja. Hp yang ada di tangannya pun hampir lolos dari tangannya. Ia berharap hanya mimpi yang di alaminya saat ini. Itu foto dirinya dan Nuha yang dulu ia memberikan setangkai mawar pada Nuha.

Lalu ada satu pesan lagi masuk dari nomer tersebut.

From: 081xxxxxxxxx

Hai, Kak! nggak usah kaget gitu liatnya. Aku tau kok pasti kakak sekarang sedang bertanya-tanya aku ini siapa. Tinggal di mana. Udah punya pacar apa belum. Hahahaha. Bercanda, Kak!ckckck. Yang jelas kalo kakak pengen aku nggak nyebarin ini foto ke anak-anak, kakak mending sekarang dateng deh di gedung samping Indomart. Itu dekat rumah kakak kan?kakak naik ke atap, jangan lupa bawain aku minuman yang ada cap Badaknya. Jangan lupa yang ada cap BADAKNYA. Oke, see you my calon Honey. Muachhhh!

Fathan menyumpahi pengirim pesan aneh itu,dan ia bergidik ngeri. Ia ragu jika itu manusia. Jam sudah bertemankan tengah malam. Jadi merasa bisa saja itu Mbak Kuntilanak. Tapi Fathan tak se PD itu ... sampai terkenal di dunia perkuntian. Ia sudah cukup pusing terkenal di dunia cewek.

Fathan segera bangkit dan menyambar kunci sepeda motor di atas meja belajarnya.

Orang tua dan kakak kembarnya sudah tertidur pulas sejak pukul sembilan tadi. Suara dengkuran halus ayahnya pun terdengar, membuat Fathan mengendap-endap untuk membuka pintu rumahnya.

Cowok itu segera mengeluarkan motor matic nya dan menuntunya pelan-pelan. Setelah lumayan agak jauh dari rumahnya baru ia menyalakanya.

Seperti maling motor saja, karena situasi jalan sudah sepi mengingat waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam. Fathan membaca ayat kursi berkali-kali dalam hati. Semoga yang di temuinya nanti benar-benar manusia.

Jalanan yang sepi semakin membuatnya ngeri. Ia semakin ngeri mengingat hari ini adalah hari jum'at, dan untung saja bukan Jum'at kliwon.

Sesampai di depan gedung. Fathan bingung untuk naik ke atap gedung itu. Dipastikan gedung itu sudah tutup. Pintunya sudah terkunci sejak pukul lima sore. Gedung itu adalah pabrik Rokok.

Yang hanya ia lakukan hanyalah memanjat pintu gerbangnya. Sedangkan untuk naik ke atap, tak ada ide apapun untuk bisa naik ke sana.

Ia semakin yakin, yang mengajaknya ketemuan ini orang sinting yang tak tau tatakrama. Apa ia pikir Fathan itu Superbubur yang punya sayap, atau Abang Aladin yang punya permadani. Ia hanya manusia yang ganteng banget, bukan burung ataupun malaikat.

Fathan hanya celingukan ke kanan dan ke kiri, lalu mengambil HP nya dari saku celananya. Ia menghubungi nomer sialan itu. Tiba-tiba ada sebuah tali tambang menjulur dari atas gedung itu. Fathan kaget bukan main. Dengan menelan ludah, ia menatap tali itu. Sebuah pesan diterimanya lagi dari nomer tak di kenal itu.

From: 081xxxxxxxxx

Naiklah beibeh ....
Temui aku Rapunzelmu

Fathan semakin ingin membotaki pengirim pesan itu.

"Rapunzel?Rabun jauh kali loe. Dasar nggak waras. Kalo bukan karena foto itu. Gue juga najis datang kesini!" ujarnya sebal. Meskipun sebal, Fathan menuruti permintaan si pengirim pesan itu.

Fathan menarik-narik tali itu dan memastikan kalau bisa di pakainya untuk memanjat ke atap gedung itu. Ia memanjat sambil komat-kamit membaca ayat Kursi, Surat An-Nas, Surat Al-Falaq, dan semua Surat yang ia hafal. Kecuali surat-surat cinta yang ia terima dari cewek-cewek alay di sekolahnya.

Setelah sepuluh menit berlangsung Fathan sampai juga di ujung atap. Cowok itu segera naik, menjatuhkan tubuhnya di lantai atap. Ia melihat sekeliling. Sepi. Di sana tak ada siapapun, ia pun merasa di kerjai, dan merasa merinding juga.

Tiba-tiba suara ketukan sepatu terdengar, Fathan yang mendengarnya serasa kelu kakinya.

Seorang gadis muncul dari pintu belakang atap gedung itu. Gadis itu memakai tudung di kepalanya.

Remang-remang, Fathan memperjelas pandangan untuk mengenali siapa gadis bertudung itu. Ia tau kalau orang itu adalah seorang gadis, karena rambutnya yang panjang tergerai dari sisi kiri dan kanan bahu gadis itu. Sebagian wajahnya yang terlihat hanya hidung dan bibirnya yang merah. Gadis itu berjalan mendekati Fathan. Cowok itu hanya mencoba untuk menerka-nerka siapa gadis itu.

Setelah semakin dekat, gadis itu menjulurkan tanganya, seperti meminta sesuatu.

"Mana minuman aku yang ada cap BADAKNYA!" pintanya yang masih di tutupi tudung Sweater nya.

Fathan menaikkan sudut bibir dan mengeryitkan dahinya, merasa aneh dengan tingkah gadis itu, lalu Fathan menyodorkan Minuman yang ia beli tadi di Indomart.

"Si-siapa loe?" tanya Fathan setelah menyerahkan botol minuman itu. Gadis itu kemudian menenggak minuman itu hingga habis, lalu membuangnya,  menghamburkan tubuhnya memeluk Fathan.

"Jangan bergerak atau aku akan memberi tahu Indonesia tentang Foto-Foto kalian!"

Fathan lalu membuka tudung gadis itu. Ia mengenali gadis itu. Miranda memeluknya lagi tanpa permisi.

Fathan sangat risih di peluk gadis itu.

"Tega ya loe ngelakuin hal konyol kayak gini. Dasar licik!" Fathan segera melepaskan pelukan gadis itu, dan gadis itu oleng dan hampir jatuh. Segera cowok itu menarik tanganya, tetapi gadis itu malah mencium pipinya yang masih perawan.

"MUACH!" gadis itu mencium pipinya dengan cepat. Terasa seperti mulut Siput yang lengket di pipi Fathan.

Yang di cium segera mendorong gadis itu menjauh.

"Astaghfirullah...." Fathan mengelap pipinya dengan telapak tanganya. Ia tak menyangka Miranda menodai pipinya yang masih ranum dan sama sekali belum pernah ternodai.

Miranda oleng dan akhirnya jatuh juga. Ia terlentang dan mengigau tidak jelas.

"Apa loe nggak tau, berciuman itu 200 tahun hukumanya di neraka!" teriak Fathan tidak terima dengan kelakuan adik kelasnya itu.

"Apa kakak nggak tau?dunia sudah seperti neraka bagiku kak...." Miranda ketawa bak Mbak Kunti penghuni atap gedung.

"Udah diam. Apa loe pikir ini lucu!" Fathan emosi dan beranjak melangkah pergi, tapi ia tak tega meninggalkan gadis itu yang sepertinya dalam keadaan mabuk karena Alkohol.

Fathan berniat membangunkan gadis itu, tapi gadis itu malah menariknya, mendekatkan wajah Fathan dekat dengan wajahnya.

"Pokoknya mulai sekarang kakak resmi jadi pacar aku ya ... aku punya banyak sekali foto kalian berdua. Kakak nggak mau kan kalo sampai Ustadzah Nuha di pecat gara-gara foto itu?" ujar Miranda sambil yang membuat Fathan tertegun, ia sama sekali tidak mau Nuha terkena masalah gara-gara dirinya.

"Foto apa lagi yang loe maksud. Mana Hp loe!" teriak Fathan dan melepaskan tangan gadis itu.

"Mau kakak hapus?nggak semudah itu kali ... aku udah nge-backup semua data itu. Udah aku umpetin di tempat yang paling aman."

Senyum licik Miranda mengembang. Kebencian yang ada dalam diri Fathan semakin bertambah.

"Foto kalian di depan kelas. Foto kalian pas lagi berduaan di danau. Foto kalian pas lagi di halte. Aku punya semuanya, Kak,'' teriak gadis itu seperti kesetanan. Bagi Fathan ia adalah kunti sesungguhnya. Cowok itu tak bisa berkata-kata lagi.
****

I Love You Ustadzah (Lengkap Dan Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang