"Pergilah ... sebelum ada yang datang. Kakak tak apa seperti ini. Kamu nggak salah. Kamu adik kakak. Kakak harus melindungimu," lirih gadis itu dengan luka tusukan di perutnya. Ia tergeletak di pangkuan Nuha. Darah segar pun mengalir dari perutnya.
Di tengah suaranya yang tercekat. Nuha melihat laki-laki yang mengahampirinya setelah kakaknya tiada. Nuha bahkan masih tidak percaya dengan kakaknya yang sudah meninggal. Gadis itu melakukan CPR, namun nihil. Hingga laki-laki itu menghentikan Nuha.
"Jangan sentuh aku!ini semua gara-gara bapak!kakakku meninggal gara-gara bapak," teriak gadis itu. Laki-laki itu memeluk Nuha erat. Tapi Nuha mendorongnya jauh-jauh.
Gadis itu kembali memeluk kakaknya.
Flashback end ....
****"Kakak Ustadzah meminta Ustadzah untuk ... menyimpan rahasia. Yang mana sebenarnya kakak Ustadzah terbunuh di tangan kakak Miranda. Namanya Abriana."
Nuha mengambil nafas. Fathan diam mendemgarkan. Hatinya terenyuh mendengar kenyataan bahwa Nuha ternyata selama ini begitu menderita.
"Pak Yohan. Beliau saksi kunci kejadian itu. Tapi sayangnya beliau begitu pengecut untuk membela kami. Tapi Ustadzah paham, karena keluarga Abriana berkuasa," Nuha mengerjabkan matanya yang mulai basah, "setelah kejadian itu. Ustadzah dan keluarga menjual rumah kami. Kami tidak bisa melupakan kenangan kami bersama Kak Indah. Kehidupan kami begitu sulit ketika uang kami di rampok, dan harus membangun rumah dari hasil berutang di bank. Lebih sulit lagi ... Ustadzah di keluarkan dari sekolah dengan alasan yang tidak masuk akal, "Nuha membuang nafasnya, "mereka sudah menghapus rekaman CCTV itu. Semuanya. Mereka lebih memilih menyimpan kebenaran. Meskipun itu melukai orang lain. Bahkan ..., " air mata gadis itu mulai bergulir, "bahkan ... sampai sekarang ... orangtua Ustadzah masih mengira, jika anaknya bunuh diri. Bukan terbunuh." Nuha sudah tidak tahan lagi. Ia menangis tersedu.
Fathan mengambil tisu untuk di berikan kepada Nuha.
"Sabar Us ... memang ini berat. Allah tau batas kesabaran Ustadzah. Pasti semua ini ada jalan keluarnya."
Nuha mengganguk. Ia juga yakin masalah tercipta pasti juga ada solusinya.
Nuha mengusap air matanya. Sekaligus membuang ingusnya di depan Fathan. Ia sudah merasa nyaman dengan cowok itu tanpa merasa malu.
Setelah gadis itu mereda tangisanya. Mereka merembuk jalan keluar untuk masalah yang akan mereka hadapi. Tentu Miranda sudah merencanakan hal yang buruk untuk membuat mereka hancur.
"Ustadzah tenang saja. Jika Miranda menyebar foto itu. Saya akan langsung menemui kepala sekolah. Saya akan jelaskan semuanya."
"Iya Than. Terima kasih. Kamu selalu nolongin Ustadzah. Ustadzah hanya kasihan dengan nasip Abriana saat ini."
"Abriana saat ini ada di rumah sakit jiwa. Sebab itu Miranda dendam sama Ustadzah. Mungkin dia mengira kalau Ustadzah yang menyebabkan kakaknya seperti itu."
"Saya bakal ngajak dia ngomong kok Us. Saya akan jelasin semua ke Miranda."
"Tapi bukti itu sudah tidak ada lagi. Bagaimana bisa Miranda percaya."
"Pak Yohan. Kita butuh beliau Us."
Padahal Nuha sudah meminta laki-laki itu untuk tidak bertemu lagi dengannya.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Ustadzah (Lengkap Dan Revisi)
RomanceLebihkan cintamu hanya untuknya, bukan pada ciptaanya yang belum tentu adalah taqdirmu ~Nuha~ Cinta itu sederhana, tapi untuk melupakanya tak sesederhana itu 1 in Membaca 5 in Pesantren (Sabtu, 22 Sept...