Di benak Nuha, ada sesuatu yang ganjil. Perempuan itu merasa ada seseorang yang sengaja menculik Arwa guna ingin menggagalkan pentas drama mereka, bukan karena apapun.
Jikalau memang si penculik itu berniat jahat padanya. Kenapa bukan ia yang di culik, kenapa harus Arwa?yang mana adalah pemain utama dalam pentas drama itu.
Di tambah lagi ... kostum mereka juga hilang. Itu terbukti setelah Nuha dengan sengaja menukarnya. Ia semakin yakin dengan adanya bukti atas hilangnya kostum itu.
Mereka berempat kembali ke sekolah. Hanan dan lainya menyambut mereka dengan senang dan mengatakan bahwa pentas drama kelas mereka berjalan dengan lancar. Hanan dan teman-temannya juga penasaran tentang kemana perginya Arwa tadi pagi.
Mereka syok ketika mendengar dari mulut Arwa sendiri bahwa ia di culik. Gadis itu juga menceritakan apa yang di alaminya dengan Nuha.
"Gue bakal lapor polisi setelah acara ini selesai!" ujar Arwa dengan tegas.
Yang lainya pun mendukung niat Arwa.
Geng Arwa pun memeluk gadis itu serempak. Mereka bersyukur karena Arwa selamat. Mereka tidak bisa membayangkan jika Arwa tak kembali, pasti kelas sepi dan tidak ada yang di hukum.
"Alhamdulillah. Arwa selamat dan bisa kembali ke sekolah. Ustadzah minta maaf, karena kalian tampil tanpa Ustadzah di samping kalian," Nuha meminta maaf.
"Enggak apa-apa kok Us. Ustadzah malah hebat bisa nyelametin Arwa dari maut. Kita pun salut sama Ustadzah, iya kan temen-temen?" Ujar Hanan bersemangat. Andre juga ikut larut dalam suasana haru itu. Ia sebal tidak bisa menjadi pahlawan untuk Arwa.
Yang lainya pun setuju dengan Hanan. Nuha hanya tersenyum mendengarnya. Ia masih kepikiran dengan apa yang menimpa mereka berdua tadi.
Acara Haul sekolah mereka pun telah usai. Nuha mentraktir murid-muridnya makan mie ayam di kantin. Mereka pun sangat senang karena gratis.
Suasana kantin menjadi ramai. Murid-muridnya berjubel memesan mie ayam. Beruntung para tamu Haul sekolah sudah berbondong-bondong untuk pulang, jadi di kantin hanya ada murid-murid di kelasnya Fathan, juga ada beberapa dari siswa kelas lain.
Nuha menerima telpon dari ibunya. Ia pun mengangkatnya agak jauh dari kantin.
"Iya, Bu. Alhamdulillah ... acaranya lancar. Nuha juga sebentar lagi akan pulang," papar Nuha. Sengaja tak memberi tahu ibunya tentang insiden penculikan itu. Ia lalu menutup telponnya.
Nuha kaget ketika ada Fathan di belakangnya, muridnya itu membawa sebuah sweater panjang selutut berwarna Pink.
"Ini buat Ustadzah," Fathan memberikan Sweater itu padanya.
"Ini maksudnya apa, Than?" tanya Nuha yang belum menerima Sweater itu.
"Itu ... baju Us, sobek," tunjuk Fathan pada baju bagian belakang Nuha. Gadis itu memutar kepalanya ke belakang.
Seketika Nuha menutupi robekan bajunya, mengutuki dirinya kenapa sampai lupa kalau baju yang ia kenakan robek. Apalagi robeknya luar biasa besar di bagian yang fatal pula. Semburat warna merah menghiasi pipinya yang halus. Nuha malu sekali. Meskipun ia memakai dalaman celana panjang.
"Udah dipakai saja Us. Mau Fathan pakaikan?" desak Fathan sekaligus menggodanya.
Senyum mengembang di wajah Nuha. Ia sama sekali tidak tergoda.
"Ini Sweater siapa, Than?" tanya Nuha lagi dan masih belum menerima Sweater itu.
"Ini punya kak Hilya kok Us. Tadi udah izin buat Fathan pinjem," jelas Fathan. Nuha menerimanya dan memakainya.
![](https://img.wattpad.com/cover/147178935-288-k357555.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Ustadzah (Lengkap Dan Revisi)
RomanceLebihkan cintamu hanya untuknya, bukan pada ciptaanya yang belum tentu adalah taqdirmu ~Nuha~ Cinta itu sederhana, tapi untuk melupakanya tak sesederhana itu 1 in Membaca 5 in Pesantren (Sabtu, 22 Sept...